Rabu, 21 Agustus 2013

KETIKA GERAM SAMPAI DI UBUN-UBUN


geram, itu saja yang ada di benak saya setiap kali menerima kabar tentang mesir. tidak ada respon saya kecuali doa atau diam. saya tidak ingin mengulang apa yang tengah terjadi disana, tetapi saya ingin sekedar menyampaikan kalimat ini;

saudaraku disana, sungguh satu kabar saja darimu, entah itu tentang cerita kepiluanmu atau kepahlawananmu, semua itu adalah cermin betapa hinanya aku.perjuangan kalian menegakkan panji Islam di bumi para Nabi sudah menjadi legenda bagiku. dan ternyata tak henti-henti kau persembahkan pahlawan demi pahlawan untuk kami teladani. malu, betul-betul malu, karena sementara itu aku, kami, disini yang mencoba menapaki dan mencontohi jalan perjuanganmu, melakukannya dengan mulut yang penuh dengan kunyahan, perut yang kenyang tak lagi memiliki ruang, waktu yang selalu ditunda-tunda untuk kebaikan, dan sekarung alasan untuk membenarkan pengabaian amanah demi amanah.

duhai saudaraku, kami juga ingin kemuliaan yang engkau dapatkan dan rasakan. kami juga ingin menorehkan sejarah kehormatan. tapi mungkin ini juga pengumuman bagi kami dari Tuhan, bahwa yang kami lakukan belumlah cukup untuk menarik kasih sayang Tuhan. kami belum cukup mulia untuk mendapatkan apa yang kalian dapatkan.

nah kalau begitu, jika kami tidak bisa menjadi kalian. mungkin jalan yang terbaik adalah menyatu dan melebur saja dengan kalian, kalian adalah kami dan kami adalah kalian, perjuanganmu adalah perjuangan kami, hak kalian adalah kewajiban kami, DARAH KALIAN ADALAH DARAH KAMI!!!

Tuhan Yang Maha Berkehendak, pemilik dan penentu takdir dari semua peristiwa dan kejadian, Kau hanya berikan dua jalan kemuliaan bagi semua hamba-Mu yang mewakafkan dirinya sebagai pejuang, yaitu mati syahid atau hidup mulia. kami faham betul bahwa syahid itu sebuah kehormatan bagi manusia bagi saudara kami di mesir, tetapi aku mohon jangan kau larutkan kami pada musibah tanpa berkesudahan yang dapat mematikan semangat untuk memperoleh kehormatan hidup mulia.

Tuhanku Yang Agung nan Perkasa berikan kami kekuatan untuk terus berjuang dan bersabar dengan semua ujian-ujian perjuangan. Tuhanku Yang Maha Pemurah dan Penyayang, berikan aku, kami kesempatan untuk membuktikan kepada-Mu bahwa kami juga layak mendapatkan kehormatan seperti yang saudara kami dapatkan di mesir.




ALLAHU AKBAR!!!

Selasa, 20 Agustus 2013

Pantun-Pantunan Indonesia Raya

Inilah pantun-pantun tanpa sampiran

Karena yang terburuk sudah sangat telanjang
Inilah pantun-pantun hanya sampiran
Karena setiap isi tidak boleh diungkapkan

Inilah syair pantun-pantunan
Untuk pelipur lara koran-koran yang ngumpet di balik kegelapan
Untuk para cendekiawan yang arif dan bungkam
Untuk kaum seniman yang sibuk main akrobat aliran-aliran

Pantun-pantunan untuk mengakali diri sendiri
Untuk mentertawakan dan memaafkan semakin kecilnya nyali
Di negeri yang sedikit-sedikit dicurigai
Di negeri yang sedikit-sedikit ditunggangi

Pantun-pantunan Aceh, Asmat, dan Madura juga
Yang tergabung dalam kesatuan nusantara
Meskipun para perampok akhirnya ketahuan semua
Emangnya Lu bisa apa

Tiga setengah abad darah
Tiga setengah abad airmata
Kepada Londo mancanegara boleh kita luapkan amarah
Tapi kepada Londo domestik hati kita sangat pemurah

Ayam hutan terbang ke angkasa raya
Ayam kampung mematuki apa saja sekenanya
Dengan pembangunan kita jamin kebebasan berbicara
Dengan syarat mulut jangan sampai terbuka

Kalau sungai tak mengalir lagi airnya
Itu sungai malas namanya
Kalau keadilan telah terlaksana
Tanah air kita bagi sekeluarga

Keluarga kecil keluarga bahagia
Dua anak cukup, lelaki perempuan sama saja
Lima kali lima berapa jumlahnya
Bergantung mayoritas saham untuk siapa

Sungai-sungai masuk ke muara
Menyatu dengan gelombang samudera
Saya pernah lihat ada negeri yang tak terkirakan indahnya
Terutama karena sangat banyak jenis malingnya

Di hutan belantara lantunkan tembang
Di padang perdu perdengarkan seruling
Silahkan pakai asas keterbukaan
Asalkan tidak takut ditempiling

Unggas bernyanyi menyatakan cinta
Kuda lari kakinya terantuk
Ada saat dewan rakyat dua tugasnya
Pertama bilang ya, kedua mengantuk

Trembesi ya trembesi
Tapi jangan terlalu banyak durinya
Korupsi ya korupsi
Tapi jangan segitu dong jumlahnya

Polusi ya polusi
Tapi dimusnahkan dong limbahnya
Kolusi ya kolusi
Tapi dihukum dong tukang katabelecenya

Sungai ya sungai
Tapi jangan dicemari airnya
Monopoli ya monopoli
Tapi ya jangan monopoli

Kemerdekaan membuat kita bersatu
Pembangunan melebur segala kubu
Tanahku adalah tanahku
Tanahmu adalah tanahku

Kata burung garuda: kalau sudah bersatu
Jangan bertengkar karena suku dan agama
Kata orang Madura: kalau pemilu
Sepatu bapak jangan mampir-mampir di hidung saya

Inilah pantun-pantunan tigabelas ribu kepulauan
Demi buang angin agar tak sakit perut ini
Sesekali kita mencoba jujur kepada kebenaran
Agar tak cepat berlalu kemesraan ini

Emha Ainun Nadjib
1994

Salam RABIA

DARAH MEREKA ADALAH DARAH KAMI

tenggang rasa adalah pangkal kesantunan

ada banyak peristiwa yang membuat kita tidak nyaman, seringkali hanya karena kita tidak begitu care dengan kondisi orang lain. saya mencoba mengidentifikasi tindakan remeh yang mungkin baik bagi banyak orang, seperti:

1. jangan menelepon ke HP seseorang ketika masuk waktu shalat, khawatir beliau sedang shalat berjamaah dimasjid dan dering teleponnya akan mengganggu kekhusyukan shalat jamaah di masjid.

2. biasakan untuk men-silent-kan HP setiap masuk masjid.

3. jangan berkendara secara lambat dijalur cepat atau jalur untuk mendahului.

4. jangan membuang ludah dari kendaraan yang sedang berjalan, terlebih lagi jika ada kendaraan lain dibelakang anda.

5. biasakan sabar untuk antri secara teratur pada semua keperluan, percayalah semua orang memiliki keterdesakannya masing-masing.

6. menahan diri sedikit untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat, kita pasti sudah tahu pemandangan yang bersih itu menentramkan.

7. pilihlah kata-kata yang pantas dan tepat dalam berdiskusi, berdebat dan bercanda, karena luka di hati karena kata-kata lebih sulit disembuhkan.

silakan ditambahkan

Rabu, 14 Agustus 2013

bertutur dan bercerita

aku tidak sedang ingin menulis syair apalagi artikel

aku hanya ingin bertutur dan bercerita tentang apa saja
aku ingin bertutur tentang lembah dan danaunya yang dangkal
aku ingin bercerita tentang gurat usia wajah-wajah manusia

bertutur tentang alunan irama alam bermuara pada samudera damai
dari suara gemericik mata air di kaki lembah hingga suara gemuruh air terjun di penghujung jurang
dari suara jangkrik penanda sunyi dan hening, hingga suara gelegar langit penanda gegap gempita alam semesta

bercerita tentang manusia dengan semua tingkah lakunya berujung pada kebijaksanaan
dari mimik sedih sedu sedan hingga jeritan-jeritan tangis karena dihantam peristiwa-peristiwa
dari laku tapa diam seribu basa hingga gerak hentak mengukir sejarah dan cerita dunia

inilah aku yang sedang ingin bertutur dan bercerita
tentang cinta dan kebencian
tentang setia dan pengkhianatan
tentang aku, kamu dan mereka


Rabu, 14 Agustus 2013

cerita tentang harta

sudah sekian lama banyak renungan yang ingin dituangkan dalam tulisan tetapi selalu terhenti karena setiap renungan tidak pernah tuntas. ia terputus oleh renungan yang lain atau terhambat oleh rasa enggan yang teramat sangat. beberapa waktu lalu di akhir-akhir Ramadhan saya ingin menulis betapa pentingnya pemahaman terhadap konsep harta, mengambil inspirasi pada kalimat Qur'an tentang perintah shalat yang selalu berdampingan dengan perintah zakat. saya ingin bercerita tentang lamunan itu, kalau dipandang shalat itu penghulu ibadah maka zakat yang notabene ejawantah dari penyikapan terhadap harta merupakan penghulu dari setiap muamalah. oleh sebab itu cara pandang kita terhadap harta menjadi sangat-sangat penting, kerena efeknya bahkan bisa sampai mempengaruhi sikap kita dalam beribadah.

harta itu seperti sapu, ia alat saja untuk memberikan manfaat bagi pemilik dan orang-orang disekitarnya. jangan jadikan sapu sebagai simbol status sosial bagi pemiliknya. jika mampu memiliki dua sapu lebih baik berikan sapu lebih itu kepada orang lain sehingga ia mendapat manfaat dan menyambung manfaat bagi sekitarnya. inilah hakikat harta dengan zakat yang melekat padanya.

pada renungan yang lain, saya ingin bercerita tentang ketidak-pedulian banyak orang kini dengan orang disekelilingnya, mungkin karena orientasi hidup yang sudah dikaburkan oleh fasilitas-fasilitas dunia, atau kealpaan memahami hakikat sebenar dari hidup. ketika itu muncul satu kesimpulan di benak saya; "di luar sana banyak orang mati karena kehidupan dan terlalu sedikit yang hidup karena kematian". maknanya kurang lebih; banyak yang sejatinya mati hatinya, buntu orientasi hidupnya karena dibutakan oleh gemerlapnya kehidupan, sementara itu ada sedikit mereka yang hidup karena selalu sadar terhadap kematian yang sewaktu-waktu akan menjemput. renungan ini juga substansinya kembali bercerita tentang harta.

renungan ini semakin relevan ketika pertengahan Ramadhan lalu saya diingatkan dalam sebuah bankers gathering dimana saat ini ada jutaan masyarakat muda yang memiliki uang tetapi 57% dari mereka hanya belanja gadget dan liburan, 60% mereka terbelit utang yang serius, 72% tak memiliki rencana masa depan. nah renungan ini terputus, tidak tahu lagi saya mau cerita apa..

Minggu, 11 Agustus 2013

maafkan..

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh

Kepada semua Handai Taulan, saya atas nama pribadi dan keluarga memohon maaf lahir dan bathin atas kesalahan dan khilaf kami. Mungkin kami belum pantas untuk disebut orang yang beriman, tetapi dengan Ramadhan lalu kami sudah berusaha keras menjadi orang seperti itu, dan pada Syawal ini tolong bantu kami menyempurnakan usaha kami untuk menjadi orang seperti itu dengan maaf dari antum semua.

wassalam
ali sakti & keluarga