di Indonesia ekonomi Islam masih belum menemukan redaksionalnya yang lebih "ilmiah", masih belum menemukan komunitasnya yang mampu memadukan militansi dan kedalaman ilmu, masih belum mampu memiliki metodologi yang mapan untuk menggali potensinya sebagai ilmu, sistem dan ideologi. dengan kondisi itu, ekonomi Islam masih berada di langit puja-puji karena kesakralan Islam-nya. ekonomi Islam belum mampu membusungkan dada karena logika-logika rasionalnya, manunjukkan dominannya sebagai paradigma ekonomi yang sangat masuk akal, menampilkan teori-teori yang kuat dan dalam menjawab kebingungan manusia dalam berekonomi, menyediakan model yang lengkap sebagai rujukan dalam membangun spot-spot aktifitas muamalah manusia dengan manusia dan komunitas dengan komunitas.
ekonomi Islam masih ada dalam hegemoni para followers yang belum cukup memiliki kedalaman pengetahuan dan keluasan wawasan pada ekonomi. para followers masih terpaku pada simbol-simbol Islam dalam ekonomi, yang seringkali mengantarkan mereka pada konflik saling mendebat simbol-simbol tersebut. pengusung perbankan syariah meremehkan aktifis zakat, pengusung dinar meremehkan perbankan syariah, aktifis zakat mengabaikan kampanye dinar, begitu seterusnya. mereka lebih nyaman meninggi-ninggikan panji-panji simbol itu daripada mencoba merangkai semua simbol menjadi suatu sistem terintegrasi yang mengantarkan mereka pada gambaran menyeluruh tentang ekonomi Islam.akibatnya para pakar yang terbentuk juga terbawa dalam lingkaran-lingkaran yang terpisah, menjadi pakar parsial ekonomi Islam.
metodologi mengeksplorasi keilmuan Islam pun masih kikuk antara tuntutan kemapanan metodologi ilmu modern dan nostalgia keagungan sejarah masa lampau. akibatnya hasil eksplorasi terlihat seperti tambal sulam sekedar menjawab masalah yang mengemuka tanpa memiliki pijakan pada filosofi yang mapan dan benar. dari pendekatan sejarah, logika matematis, sampai dengan pendekatan firman Tuhan, belum tertata dan disepakati dalam sebuah prosedur standard yang teruji.
tapi jangan khawatir, setidaknya masih ada yang bisa mengidentifikasi kelemahan ini, dan pasti akan ada golongan yang tampil untuk memperbaiki. evaluasi - perbaiki - evaluasi - perbaiki...