Assalamualaikum wrwb
Buat Teman-Teman yang Mengutip dari Tulisan di Blog ini, mohon berkenan menyebutkan sumbernya. Insya Allah, semua tulisan di blog ini merupakan tulisan saya pribadi. Terima kasih.
Salam
Dr. Ali Sakti, MEc
Peneliti - Penulis
Rabu, 19 Februari 2020
Pengaruh Keimanan terhadap Konsumsi
Pengaruh keimanan dalam prilaku konsumsi agregat mungkin dapat dilakukan dengan melakukan penyesuaian pada persamaan konsumsi agregat. Penyesuaian tersebut dengan mengklasifikasikan kelompok konsumsi masyarakat miskin (mustahik) dan konsumsi masyarakat kaya (muzakki).
Dari kelompok masyarakat muzakki akan terlihat pengaruh keimanan dalam prilaku konsumsi mereka, yang direpresentasikan oleh koefisien marginal propensity to consume (MPC = b)-nya. Apabila diasumsikan bahwa pendapatan yang dapat dibelanjakan (Yd) akan dibelanjakan berupa barang/jasa dan amal shaleh (infak/sedekah/wakaf dll), maka c akan mencerminkan MPC barang/jasa dan d akan mencerminkan MPC amal shaleh.
Dari kelompok masyarakat muzakki akan terlihat pengaruh keimanan dalam prilaku konsumsi mereka, yang direpresentasikan oleh koefisien marginal propensity to consume (MPC = b)-nya. Apabila diasumsikan bahwa pendapatan yang dapat dibelanjakan (Yd) akan dibelanjakan berupa barang/jasa dan amal shaleh (infak/sedekah/wakaf dll), maka c akan mencerminkan MPC barang/jasa dan d akan mencerminkan MPC amal shaleh.
Diperkirakan keimanan yang meningkat akan mendorong MPC amal shaleh (d) akan membesar dan MPC barang/jasa akan mencerminkan belanja tingkat kebutuhan pokoknya saja. Dengan begitu kepuasan yang selalu dibentuk oleh konsumen adalah kepuasan maksimal menggunakan budget constrain (GX) pada tingkat kebutuhan pokok dan amal shaleh yang paling tinggi. Artinya, keimanan akan mendorong pelaku ekonomi secara individual untuk memaksimalkan belanja amal shalehnya.
Langganan:
Postingan (Atom)