Selasa, 08 Juni 2010

Israel Tidak Akan Runtuh Karena Ekonomi

Melanjutkan diskusi tentang kekuatan dan kelemahan Israel yang sebelumnya dimintakan oleh teman-teman Fossei Lampung. Mungkin anda masing-masing memiliki hipotesa sendiri melihat Israel sebagai sebuah komunitas di dunia ini. Sebagai komunitas Israel mencoba meyakinkan dunia bahwa komunitasnya layak disebut sebagai sebuah negara meski prosesnya diakui begitu instan dengan cara menjajah. Dalam proses komunalnya Israel membangun system pada semua aspek kehidupan; ekonomi, politik, hokum, budaya, keamanan dan pertahanan.

Sebelumnya saya sudah menyinggung kondisi system ekonomi Israel, dimana tidak ada korelasi yang memadai jika ingin melihat dominasi komunitasnya di regional Timur Tengah dihubungkan dengan system ekonomi kapitalis (konvensional) yang mereka anut. Sudah menjadi pengetahuan bersama, denyut kehidupan Israel lebih banyak bergantung pada “infus” Zionist dari luar Israel, baik dari nagara Amerika dan Eropa maupun dari pengusaha/tokoh yahudi terkemuka dunia. Hal ini terlihat dari angka bantuan dana dari luar negeri terutama bagi pembangunan system militer, dan sedikit banyak terlihat pula dari angka GNP yang lebih besar dari GDP mereka.

Komunitas yang berslogan kebangkitan (resurrection) dengan populasi kurang lebih 7 juta, memiliki hasil bumi yang tidak banyak. Anggur, semangka dan jeruk menjadi andalan sector pertanian, sementara potassium dan fospat menjadi produk mineral yang dominan, disamping itu produk-produk teknologi juga menjadi andalan lain (http://www.studentsoftheworld.info/country_information.php?Pays=ISR). Namun hasil-hasil produksi itu tidak menjadi factor yang membuat Israel kuat dari sisi ekonomi apalagi politik. Alasan yang sangat masuk akal yang membuat Israel wujud dan bertahan hingga detik ini, adalah sokongan politik kacamata kuda dari sekutunya. Hakikatnya, baik secara ekonomi maupun politik, Israel itu ibarat pesakitan yang sekarat tapi arogan, yang hidupnya hanya mengandalkan infusan.

Oleh sebab itu, tidak tepat jika menyimpulkan bahwa meruntuhkan Israel dapat dilakukan melalui upaya pembangkrutan ekonominya. Karena sekeras apapun upaya itu dilakukan dan sebangkrut bagaimanapun kondisi Israel, dapat dipastikan disampingnya akan berdiri “perawat” Amerika dan Eropa dengan sejumlah infus yang dibutuhkan. Wilayah Palestina merupakan symbol penguasaan peradaban dunia, sehingga Barat ingin selalu memastikan symbol itu ada di tangan mereka. Dan Israel menjadi pihak yang paling tepat merepresentasikan tangan mereka.

Dengan keyakinan seperti itu, saya menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut; pertama, isu Israel menjadi satu kesatuan dengan hegemoni Barat pada masa modern ini. Kedua, dengan demikian keruntuhan Israel menjadi implikasi selanjutnya dari keruntuhan Barat (Amerika dan Eropa) dan keruntuhan Barat inilah yang sangat mungkin barasal dari keruntuhan ekonomi (Kapitalisme). Ketiga, dengan begitu, sangat beralasan jika disimpulkan Israel hanya akan runtuh oleh kekuatan militer, mengingat wilayah Palestina yang saat ini mereka jajah harus direbut oleh penguasa baru dari Barat sebagai symbol penguasaan peradaban dunia.

Untuk anda baik yang sudah tidak sabar, belum siap atau bahkan tidak peduli dengan isu akhir zaman ini, cepat atau lambat putra-putra Islam akhir zaman akan berhadapan dengan pasukan Israel ini. Dan pasukan-pasukan yang akan kita hadapi nanti, seperti pasukan cengeng dibawah ini yang menyerbu Kapal Kemanusiaan Mavi Marmara.





sumber foto: detik.com

Tidak ada komentar: