Selasa, 06 Januari 2009

Kebingungan atau Kebodohan

Lebih dari 40 penduduk Gaza yang mengungsi ke dua sekolah yang dikelola oleh United Nation (UN) menjadi korban penembakan tank-tank Israel. Brutal! Kesan pertama yang ada dibenak saya. Beberapa waktu lalu Yahudi ini meminta penduduk untuk meninggalkan rumah-rumahnya agar tidak terjebak dalam tembak menembak antara mereka dengan Hamas, namun mereka tembak tempat pengungsian, logika seperti apa lagi yang dibutuhkan, rasionalitas secanggih apa yang dapat membenarkan kebiadaban mereka ini.

Sementara pemimpin-pemimpin dunia seperti lumpuh akal sehatnya menyaksikan kebiadaban ini. Dan seperti biasa Amerika Serikat bersama sahabatnya yang setia Inggris sudah sejak dulu mendadak idiot jika sudah bicara tentang kelakuan anak asuh mereka,Israel. Saat ini betul-betul dunia kehilangan fokusnya dalam interaksi kemanusiaan. Yang saya lihat dengan jelas adalah detachment antara kebenaran dan kejahatan semakin mengkristal. Tuhan sedang memposisikan semuanya, untuk suatu waktu dimana pertarungan final antara kebenaran dan kejahatan itu akan terjadi.

Lihat kebingungan-kebingungan dunia jika tidak ingin dikatakan kebodohan, kerja-kerja sosial manusia yang lebih lantang suaranya membela kelangsungan hidup binatang dan benda-benda purba daripada krisis-krisis kemanusiaan. Lihat bagaimana pengeluaran yang melangit manusia pada hobi-hobi mereka dibandingkan bantuan-bantuan sosial kepada manusia lain.

Mungkin ini juga terjadi pada kita yang katanya dekat dengan Tuhan. Coba ingat-ingat kembali, lebih banyak mana topik-topik doa kita kepada Tuhan, topik tentang diri kita atau tentang orang lain. Boleh jadi yang rutin menjadi doa kita adalah permohonan lebih banyak rizki, mencapai karir yang mapan, mendapatkan gadis yang kita idamkan, perniagaan yang sukses, atau mendapatkan anak-anak yang cantik.

Tanpa mengurangi concern terhadap pentingnya konten-konten doa itu, namun perlu juga diperhatikan bagaimana perhatian manusia terhadap manusia lain dilihat dari doa mereka. Apalagi jika ternyata secara fisik seseorang sulit untuk dinilai care dengan manusia lain. Maknanya rasa individualistic ternyata wujud dalam aktifitas yang katanya shaleh.

Tidak ada komentar: