Rabu, 29 Desember 2010

Bangga...

Pagi ini dimulai dengan perasaan bangga, bangga menjadi seorang Indonesia. Tadi malam Indonesia jadi bangsa pemenang. Tim Nasional menang lawan Malaysia, dan seluruh warga bangsa yang menjadi suporter menang karena sportifitas yang mereka pertontonkan pada dunia. Bangsa yang besar ini betul-betul memiliki jiwa yang besar. Dengan begitu baiknya bangsa ini memberikan contoh dan ketauladanan pada Malaysia, bagaimana sepatutnya berprilaku santun dan sportif.

Ala kulli hal, saya menangkap pula semangat dan kesadaran yang kini secara perlahan terbangun dalam jiwa bangsa ini. Apa itu? Semangat dan kesadaran untuk keluar dari kemapanan keterpurukan. Bangsa ini secara tidak langsung menunjukkan keletihannya dengan kerusuhan, jenuh dengan perpecahan, muak dengan kecurangan. Bangsa ini tengah bersemangat untuk menjadi bangsa yang baik dan berprestasi dengan bersih.

Mari terjemahkan semangat dan kesadaran ini tidak hanya ada dalam batas-batas teritori sepak bola. Mari refleksikan dalam semua aspek kehidupan berbangsa; hukum, ekonomi, sosial budaya dan politik. Bangsa ini begitu merindukan sistem hukum yang bersih, yang mengayomi dan melindungi sekaligus memelihara hak-hak seluruh warga bangsa. Oleh sebab itu, please, kepada semua penggawa hukum negara, kasihanilah bangsa ini, bersemangatlah menjadi aparat hukum yang bersih, bersemangatlah menjadi ksatria hukum yang berada di front terdepan menegakkannya. Kepada saudara polisi, jaksa dan hakim atau siapa saja yang memiliki kuasa hukum di tangan dan lisannya amanahlah dengan tugas-tugas anda. Berikan bangsa ini kebanggaan memiliki anda sekalian.

Kepada para pelaku ekonomi, bangsa ini sudah sekian lama tidak menikmati apa yang menjadi anugerah Tuhan pada mereka. Bangsa ini ditakdirkan menempati negara terindah dan terkaya di dunia. Tetapi selama memiliki itu semua, selama itu juga kemakmuran belum dirasakan kenikmatannya. Padahal keadaan itu mudah dan sederhana sekali untuk diwujudkan. Boleh jadi hanya mensyaratkan agar semua pelaku ekonominya jujur dalam aktifitasnya. Para orang kaya bersahaja dengan kelebihannya, orang miskin menjaga kehormatannya dengan tidak mengambil apa yang bukan menjadi haknya, sementara para pemimpinnya menjalankan sistem dengan benar dan terus memelihara atau bahkan meningkatkan prilaku ekonomi terpuji dari warganya. Dan dengan itu semua, seluruh bangsa akan mampu mencapai kemakmuran dan kesejahteraan dalam bentuk yang sebenarnya, yaitu ketentraman lahir dan bathin.

Semangat dan kesadaran pada prilaku-prilaku terpuji juga diharapkan membentuk interaksi sosial budaya yang baik. Yang merefleksikan prilaku bersyukur pada Tuhan. Kesantunan dan kesahajaan, kebersamaan dan sepenanggungan menjadi warna dominan dari setiap bentuk interaksi sosial bangsa ini. Dan akhirnya muncullah di permukaan kehidupan bangsa ini budaya-budaya luhur yang penuh dengan nilai-nilai moral dan etika, yang tidak kosong dari prinsip-prinsip keTuhanan, yang kemudian mampu memelihara ketentraman, keharmonisan dan kesejahteraan dalam berbangsa. Ketika itu terwujud, maka tidak ada yang mampu menyanggah bahwa bangsa ini adalah bangsa yang berbudaya tinggi.

Sementara itu, dengan semangat dan kesadaran yang sama, dunia politik akan memperoleh bahan bakar baru dalam bergerak dan menjalankan fungsi-fungsinya. Bahkan dengan semangat dan kesadaran ini, dunia politik memperoleh arah baru, visi baru atau paradigma baru dalam berpolitik. Konsep melayani menjadi panglima berpolitik, pemimpin yang adil menjadi puncak pencapaian politik, dan upah tertinggi dari kerja-kerja politik adalah gelar manusia terbaik karena berhasil menjadi manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lain. Ya, melayani bangsa pada semua kebutuhannya, merupakan sebuah pekerjaan termulia di muka bumi. Dan manusia-manusia yang memiliki semangat dan kesadaran seperti inilah yang kami harapkan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa yang besar ini. Oleh karenanya, kami serukan pada semua politisi dan siapa saja yang ingin berpolitik, amanahlah dengan kewajiban anda, bawalah bangsa ini sampai pada apa-apa yang menjadi haknya. Tidak jenuhkah kita dengan prilaku kotor; korupsi, kolusi atau sekedar lari dari amanah-amanah yang ada?

Inilah semangat dan kesadaran yang terefleksi keluar dari teritori sepak bola, yang mungkin menjadi mimpi masa depan. Tetapi setidaknya saya sudah berbahagia, karena mengetahui bahwa bangsa ini semalam menunjukkan keinginan kuat menuju mimpi itu. Bangsa ini memiliki bakat sekaligus kemampuan untuk mewujudkannya. Menjadi bangsa besar dan menjadi tauladan dunia. Saya bangga menjadi bagian di dalamnya.

Tidak ada komentar: