berita hari ini masih sama seperti berita kemarin atau kemarin lusa atau tahun-tahun sebelumnya; keluhan ternyata bank syariah sama saja dengan bank konvensional. duh, kalo sama memangnya kenapa? apa perjuangan ini harus berhenti? kalaupun sama bukankah itu tanda bahwa perjuangan harus lebih digiatkan, bahwa kita butuh banyak pejuang. atau setidaknya itu tanda bahwa kita masih diberikan kesempatan untuk menjadi pejuang.
coba bayangkan, kalau kita dilahirkan di zaman keemasan Umar bin Abdul Aziz. perjuangan ekonomi Islam apa yang ada untuk kita saat itu? saat dimana pengusaha kaya kehabisan modal sudah didefinisikan sebagai mustahik! rasanya sulit membayangkan kemuliaan perjuangan yang ada saat itu dibandingkan dengan "medan tempur" akhir zaman yang saat ini tengah kita keluhkan setiap waktu.
jadi jika ternyata andalah yang mengeluhkan kondisi diatas itu. saya yakinkan anda, bahwa jawabannya boleh jadi hanya membutuhkan sedikit perenungan, renungan yang menggeser posisi sudut pandang, kalau masalah itu adalah peluang yang disediakan pada anda untuk segera dibetulkan, bahwa itulah kesempatan amal shaleh yang dapat memuliakan anda. jadi jangan malah meratapi dan mematikan motivasi, atau bahkan malah keluar dari barisan pejuang lalu bergabung dengan penonton di luar sana.
kedua, fikirkan kembali keluhan anda, mungkin keluhan anda hanyalah sebuah hasil keletihan yang juga bersumber dari penilaian yang sempit. melihat praktek satu aspek kecil dari bank syariah yang terlihat sama dengan bank konvensional lalu dengan gegabah menyimpulkan pada besaran makro bahwa bank syariah sama saja dengan bank konvensional. terlebih lagi ketika anda tidak melihat dengan lebih dalam substansi sesungguhnya. meskipun jika anda tetap pada keluhan anda itu, tidak ada hak saya memaksa-maksa atau sekedar mencemooh keputusan anda, itu terserah anda toh anda sendiri nanti yang akan memberikan alasan pada Tuhan atas keputusan anda itu. setidaknya Tuhan juga sudah berikan "arahan" bahwa tidak ada paksaan dalam agama ini (la iqraha fiddiin..), palagi cuma keluhan. tetapi arahan itu didahului dengan arahan "Iqra' bismirabbikalladzi khalaq..", mencari dan pahami ilmu dahulu sebagai dasar atau sebelum mengambil keputusan-keputusan penting, termasuk memilih agama atau sekedar menyingkir dari jalan perjuangan.
ketiga, anda dan saya harus menyadari bahwa pejuang jalannya tidaklah mulus dan landai. jalannya penuh aral dan terjal, bahkan kanan-kirinya penuh godaan dan ujian, sementara di dalam diri anda harus berhadapan dengan fitrah kemalasan dan keserakahan. itulah mengapa jalan ini begitu agung dan mulia.
nah, kini terserah anda jika mau menyingkir dari perjuangan ini ndak apa-apa, pejuang lain akan tentu akan mengucap hamdallah karena beban perjuangan sudah berkurang satu. kalau anda semakin bersemangat dan memutuskan untuk tetap dibarisan, pejuang lain pun akan tetap berucap hamdallah karena perjuangan dikuatkan oleh satu orang pejuang.
astaghfirullah, tulisan ini lebih utama ditujukan untuk saya sendiri..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar