Kamis, 16 April 2009

Seruan Kembali

Jika ada kader dakwah yang diamanahkan “berjihad” di medan politik sebagai caleg, kemudian Allah belum berkehendak ia hadir di medan yang lebih tinggi yaitu parlemen, kemudian ia meminta balik infak politik yang telah ia keluarkan, maka pertanyaan yang kemudian ada dibenakku adalah; apa yang kalian serukan kepada ummat manusia?

Sejatinya memenangi hati manusia adalah menghidupkan pelita di jiwa mereka dengan cahaya Islam. Kader dakwah menyalakannya dengan amal shaleh dan seruan-seruan kebenaran dan kebaikan. Tetapi jika amal shaleh itu kader minta balik, maka sesungguhnya ia tidak dalam berdakwah, sudah pasti bukan berjihad. Kalian kader dakwah yang melakukan itu tak lebih dari mengumbar ambisi kekuasaan dan keduniaan.

Padahal dakwah mengamanahkan kita menghidupkan peradaban baru, termasuk peradaban politik, yaitu peradaban yang mencoba mengenalkan apa sebenarnya politik. Kita ingin memberitahukan kepada segenap ummat manusia seperti apa politik itu sesungguhnya, dari niat, kerja hingga menyikapi setiap takdir hasil kerja.

Tetapi jika telah keluar dari lisan kader dakwah kalimat seperti ini; ini politik akhi! Kita sedang berperang! Bagi saya sudah terputus tanggung jawab saya terhadap apa yang kader itu lakukan. Saya tidak setuju dengan kalimat itu, dan saya benci dalih-dalih semacam itu.

Dakwah ini memiliki kaidah, adab, budaya dan aturannya sendiri, ia memiliki iramanya sendiri. Mengapa kita harus menari dengan alunan musik peradaban lain, kaidah, adab, budaya atau aturan konsepsi lain? Wahai saudaraku kader-kader dakwah, jangan kau lemah. Jika kalian lemah, bagaimana nanti nasibku. Kekuatan dakwah adalah kekuatan jamaah, jangan lemahkan dakwah dengan melemahkan ikatan jamaah, dengan prilaku-prilaku tidak benar dalam dakwah.
Segera bangkit dari kekagetanmu pada suasana medan ini, jangan larut dengan alunan dan lantunan lagunya, jangan terlena dengan angin sejuk di sela-sela pohon rindangnya, jangan pula kau mengurung diri karena takut dengan tantangan itu. Mari berkumpul dan bergerak bersama. Kembali kita kibarkan panji-panji di setiap sudut negeri. Genderang perang telah ditabuh kembali. Mari ayyuhal ikhwah…

Saya serukan ini kepada kalian semua saudaraku seperjuangan, karena saya takut kembali sendiri dan sunyi. Saya serukan ini dengan penuh kecintaan dan kehangatan. Allahu Akbar!

Tidak ada komentar: