Senin, 02 November 2009

Akidah Ekonomi Islam: Realisasi Kalimat Syahadat




Syahadat sebenarnya memiliki posisi yang sentral dalam diskursus ekonomi Islam. Syahadat menjadi sebab utama ekonomi dijalankan menggunakan prinsip-prinsip ketuhanan. Karena memang fungsi syahadat memperjelas pilar-pilar prinsip ketuhanan yaitu Allah sebagai tujuan hidup, Islam sebagai pedoman hidup dan Nabi sebagai model (contoh) hidup.

Ekonomi dalam semua aspek dan aplikasinya menggunakan tiga prinsip (tujuan, pedoman dan contoh) ini sebagai kaidah yang menjaga dan memeliharanya dalam ruang-lingkup Islam. Dengan demikian, ekonomi Islam secara jelas telah menjadi konsekwensi logis dari syahadat. Memahami kerangka pemikiran ini, tentu saja signifikan pengaruhnya dalam rangka mengembangkan ekonomi Islam agar ia bermanfaat maksimal pada semua sisi kehidupan ekonomi manusia.

Kerangka fikir ini juga kemudian menjadi parameter kebersihan hati dan cerdasnya akal. Tanpa pemahaman yang jelas apa itu tujuan, pedoman dan contoh hidup, maka bersihnya hati dan akal yang cerdas tidak akan memiliki standard atau tolak ukur. Hati yang bersih dan akal yang cerdas merupakan syarat penting dari pengembangan ekonomi Islam, baik pada aplikasinya, perjuangan menegakkannya, sosialisasinya dan pembelajarannya.

Hati yang bersih akan memelihara konsentrasi fikir dan gerak pengembangan ekonomi Islam tetap focus pada Allah, melalui suasana hati yang selalu berharap kasih-sayang Allah, takut pada azab-Nya dan penuh kecintaan pada Allah. Dengan nuansa hati seperti itulah akidah yang sehat bagi ekonomi terpelihara. Dan darinya muncul niat ikhlas yang menjadi pondasi penting bagi aplikasi, penegakan, sosialisasi dan pembelajarannya.

Begitu pula dengan akal yang cerdas. Akal yang cerdas adalah akal yang selalu fokus pada kebenaran Tuhan, dimana dalam rangka menuju kebenaran proses kerja akal selalu bersandar pada firman Tuhan (revelation) dan mentafakuri alam semesta (observation). Dan kecerdasan akal seorang manusia parameternya adalah orientasi pada kematian. Memahami konsekwensi-konsekwensi hidup setelah kematian membuat akal selalu bekerja untuk menjaga jiwa dan jasadnya berada di jalan keselamatan.

Dengan karakteristik akal yang seperti itulah terbentuk pemikiran yang Islami, dimana akal dapat berperan sebagai pedoman dalam proses aplikasi, penegakan, sosialisasi dan pembelajaran ekonomi Islam.
Berdasarkan logika ini, terlihat bagaimana syahadat memiliki peran sentral bagi arah dan bentuk aplikasi, penegakan, sosialisasi dan pembelajaran ekonomi Islam. Logika ini begitu penting dimengerti, terutama bagi mereka yang berusaha memahami nature dari ekonomi Islam. Intinya adalah bahwa ekonomi Islam pada dasarnya adalah refleksi dari ketauhidan, aplikasi ketundukan manusia pada kekuasaan Tuhan atau prosesi penghambaan manusia pada Tuhan. Inilah yang saya klaim sebagai akidah ekonomi Islam.

1 komentar:

Dr Skins mengatakan...

Mari bergabung untuk mengembangkan perekonomian umat Islam. buka http://e-miracle.cjb.net