Sabtu, 22 Maret 2008

FOUNDAMENTAL ISLAMIC ECONOMICS I (Mikroekonomi Islam)

Tujuan Umum:
Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang pondasi dasar ekonomi Islam baik secara keilmuan maupun aplikasinya.

Tujuan Khusus:
Mahasiswa mampu mengembangkan dan menganalisa konsep-konsep mikroekonomi yang ada dalam ekonomi Islam baik secara ilmu maupun aplikasinya.

Referensi:
Yusuf Qardhawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, Robbani Press, Jakarta, 1997.
Muhammad Akram Khan, An Introduction To Islamic Economics, International Institute of Islamic Thought (IIIT) and Institute of Policy Studies, Islamabad, 1994.
Readings in Microeconomics in Islamic Perspectives, Longman Malaysia, 1992.
Mohammad Nejatullah Siddiqi, Role of the State in the Economy: An Islamic Perspective, The Islamic Foundation, Leicester, 1996.
Mohammad Umer Chapra, Pengharaman Bunga Bank: Rasionalkah? Analisa Syar’I dan Ekonomi dibalik Pengharaman Bunga Bank, Shari’ah Economics & Banking Institute (SEBI), Jakarta, 2002.
Ali Sakti, Ekonomi Islam: Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern, Aqsa Publishing – Paradigma, Jakarta, 2007.

Bobot Nilai:
Assignment 20%
Performance 10%
Mid-Test 30%
Final Test 40%

Jadwal Perkuliahan

Pertemuan I
Overview Ruang Lingkup Mata Kuliah

Pertemuan II
Landasan Dasar Ekonomi Islam:
Konsep Ilmu dalam Islam
Islam sebagai konsep hidup dan kehidupan:
Ekonomi Islam merupakan rangkaian dari Sistem Islam

Pertemuan III
Sejarah Ekonomi Islam & Pemikiran Ekonomi Islam:
Sejarah Ekonomi Pre & Post Kenabian, Islam Klasik, Kontemporer, Pemikiran-Pemikiran Sistem Ekonomi; regulasi, instrumen, kebijakan, institusi dll., Tokoh-Tokoh Pemikir Islam dan Karya Mereka.

Pertemuan IV
Karakteristik Ekonomi Islam dan Komparasi Sistem I:
Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, Komparasi Sumber, Paradigma, Instrumen, Institusi, dll.

Pertemuan V
Karakteristik Ekonomi Islam dan Komparasi Sistem II:
Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, Komparasi Sumber, Paradigma, Instrumen, Institusi, dll.

Pertemuan VI
Prilaku Ekonomi Islam I: Konsumsi & Permintaan

Pertemuan VII
Prilaku Ekonomi Islam II: Produksi & Penawaran

Pertemuan VIII
Mid Test (UTS)

Pertemuan IX
Mekanisme Pasar I: Struktur Pasar & Mekanismenya

Pertemuan X
Mekanisme Pasar I: Al Hisbah & Implikasinya

Pertemuan XI
Harga Faktor Produksi: Struktur Usaha Ekonomi

Pertemuan XII
Peran dan Fungsi Baitul Mal dan Negara dalam Mekanisme Pasar

Pertemuan XIII
Keseimbangan Pasar

Pertemuan XIV
Review pre-UTS

Pertemuan XV
Review Post-UTS

Pertemuan XVI
Final Test

5 komentar:

Sisi Baikmu mengatakan...

assalammualaikum, pak ali sakti.
saya mau tanya, pertanyaan yang agak melenceng..
kenapa bunga bank itu dapat menghancurkan perekonomian global?
atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih

Sulaiman Saleh mengatakan...

Sederhananya, bunga bank adalah budaya di dunia perbankan yang memaksakan secara terstruktur dan sistematis uang yang merupakan benda mati tetapi memiliki nilai menjadi benda hidup yang bisa berkembang (beranak pinak) layaknya Sapi atau Kerbau. Karena dengan alasan manfaat uang yang dipinjamkan kepada masyarakat yg oleh bank konvensional tidak mau tau untuk apa uang tersebut dipinjam oleh nasabah, jika untuk usaha mgkn tdk terlalu masalah dari sisi ekonomi karena dengan dana pinjaman tersebut digunakan untuk menggerakkan dan menciptakan sarana produksi sehingga ekonomi dapat terus berputar, sementara jika dipakai untuk konsumtif maka tidak akan menghasilkan produksi apa-apa,secara global kondisi ini akan mematikan dinamisasi ekonomi.

Sisi Baikmu mengatakan...

setau saya kebanyakan orang pinjam kebank itu adalah untuk bisnis, bukan untuk konsumsi. Melihat dari keterangan bapak, bagaimana mungkin hal itu (aktivitas konsumsi) itu menggoyahkan perekonomian global?
boleh saya tau penjelasan bapak pada perspektif bisnis saja bukan pada kegiatan konsumsi.
Dan apa yang bisa ditawarkan oleh perekonomian syariah dalam perekonomian global?
mohon penjelasannya.
terima kasih atas perhatian dan jawabannya. jazakallah khairan katsir..wassalammualaikum,wr,wb

Sisi Baikmu mengatakan...

bapak sulaiman?

PENGURUS mengatakan...

Logika ketidakrelevanan bunga cukup simple. Eksistensi bunga merefleksikan harga dari sejumlah uang, sehingga para pemilik uang memiliki dua pilihan dalam menggunakan uangnya untuk memperoleh pendapatan. Pertama, dibungakan (dipinjamkan, didepositokan dll) dan yang kedua, diputarkan dalam usaha barang dan jasa. Dari dua pilihan ini tentu ketika bunga tinggi atau pada tingkat cukup menarik dibandingkan expected return dari usaha real sector, maka akan terjadi money concentration ke sector keuangan. Tentu ketersediaan uang akan timpang ke sector tersebut, akibatnya ketersediaan dana bagi investasi real menyusut sehingga real sector akan menurun dan akhirnya menekan pertumbuhan ekonomi (perlu diingat pertumbuhan ekonomi tidak pernah memperhitungkan sector keuangan, derivative, ataupun transaksi-transaksi spekulatif lainnya. Jadi dapat disimpulkan pada tingkat tertentu kondisi ini pasti akan memperparah perekonomian secara makro. Makroekonomi akan rentan dan rawan terhadap krisis, karena kekuatan fundamental-nya semakin hancur. Ekonomi terekspos oleh kelemahan pada nilai tukar, capital outflow dan lain sebagainya.