Selasa, 23 Oktober 2012

Economy for the Needy

Ada beberapa pelajaran berharga yang cukup penting untuk diketahui dari Microfinance Conference 2012 yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan UMKM di Yogyakarta pada tanggal 22-23 Oktober 2012. Dari sekian pesan yang disampaikan oleh banyak narasumber, menurut saya pesan yang disampaikan oleh Presiden SBY dan Prof. Muhammad Yunus cukup berharga untuk direnungkan lebih dalam. Pokok-pokok pesan beliau adalah sebagai berikut:




Presiden RI Dr. Susilo Bambang Yudhoyono

1. Dengan tagline “Sustainable Growth with Equity” diharapkan pencapaian pembangunan ekonomi Indonesia tidak hanya terlihat secara kuantitas tetapi juga secara kualitas yang dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.

2. Aplikasi pembangunan dilakukan dengan berfokus pada; (i) pro-growth (pertumbuhan ekonomi); (ii) pro-job (penciptaan lapangan kerja/penurunan pengangguran); (iii) pro-poor (mengentaskan kemiskinan); (iv) pro-environment (menjaga kelestarian alam/ramah lingkungan).

3. Tantangan yang harus dihadapi adalah; upaya menurunkan angka kemiskinan bukanlah hal yang mudah dan potensi melebarnya kesenjangan antara golongan kaya dan miskin.

4. Diperlukan keterpaduan program dari semua lembaga pemerintah dan semua komponen masyarakat. Program tersebut harus mampu menjawab kebutuhan masyarakat di pasar karena tidak selamanya mekanisme pasar (invisible hand) dapat bekerja dengan optimal (market failure) akibat fokus pada kepentingan business. Diperlukan program berupa government intervention (visible hand) seperti program-program yang berpihak pada rakyat miskin (pro-poor).

5. Salah satu program tersebut adalah program Kredit Usaha Rakyat (Kredit UMKM dengan garansi). KUR saat ini telah mencapai nominal Rp 87 triliun, melayani 7 juta unit usaha baru, NPL relatif menurun dari pada kredit non-KUR. Program ini diyakini mampu mendukung upaya penurunan tingkat kemiskinan yang kini menjadi 12% dan tingkat pengangguran 6%.

6. Dalam rangka menuju pada pencapaian sasaran ekonomi; Economic Security, maka program “keuangan untuk semua” (financial inclusion) diharapkan dapat optimal dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Program seperti “Tabunganku” yang telah menjaring 2 juta nasabah baru dan “Branchless Banking”, menjadi program yang signifikan dalam mendukung pencapaian tujuan program financial inclusion.

7. Beberapa negara dalam G-20 sepakat bahwa penting membangun global networking in financial inclusion. Namun kegiatan financial inclusion bukanlah tujuan akhir. Tujuan dari upaya ini adalah: (i) pengentasan kemiskinan; (ii) penurunan angka pengangguran; (iii) economic security; (iv) financial access; dan (v) pengembangan koperasi.

Prof. Muhammad Yunus

1. 36 tahun yang lalu ketika Grameen Bank dimulai tidak pernah terfikir bahwa isu financial incusion akan meng-global seperti yang terjadi saat ini. sama halnya, tidak pernah terfikirkan ketika itu runtuhnya satu negara besar Uni Soviet dan tembok Berlin yang menyatukan dua negara Jerman. 25 tahun yang lalu ekonomi China, India dan Indonesia belum begitu dikenal, sama halnya dimana Handphone belum sampai di tangan para petani di pedesaan. Tapi so many surprises happen.

2. Kini diperkirakan 20 tahun mendatang, ekonomi China akan menjadi ekonomi terbesar di dunia dan India akan menjadi terbesar kedua, sementara Indonesia akan menjadi ekonomi terbesar kedelapan. Diperkirakan pula gabungan ekonomi China dan India akan mengalahkan ekonomi dunia sisanya. Fakta ini sepatutnya menjadi pelajaran yang berharga bagi semua pihak dalam mengupayakan perbaikan ekonomi, khususnya upaya mewujudkan kondisi ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat miskin.

3. Atas dasar pertimbangan tadi, inclusive banking system bukanlah hal yang mustahil. Terlebih lagi fakta yang ada saat ini dimana krisis keuangan dan perbankan (di Eropa dan Amerika) semakin merefleksikan kekacauan pada sistem yang ada. Kita tidak berbicara apakah kapitalisme akan hancur, tetapi kita sedang bicara bagaimana mewujudkan sistem yang lebih baik yang melayani dan bermanfaat bagi semua pihak (memang menarik berbicara apa yang sudah terjadi tetapi akan lebih bermanfaat untuk berbicara tentang masa depan). Oleh sebab itu, menyikapi kondisi yang ada, jangan melakukan apa-apa yang lazim dalam bingkai sistem yang ada. It is better we start to do something different.

4. Pada dasarnya Grameen tidak fokus untuk mengaplikasikan kredit mikro, tetapi relatif fokus pada upaya untuk melayani kebutuhan masyarakat miskin. Selain kebutuhan akses permodalan masalah utama yang dihadapi masyarakat Bangladesh adalah kondisi kesehatan yang buruk; misalnya maraknya masalah gizi dan lingkungan buruk berujung pada kondisi anak-anak yang banyak mengalami rabun senja dan diare. Sehingga perbaikan ekonomi dilakukan melalui perbaikan tingkat kesehatan masyarakat agar mereka mampu bekerja lebih maksimal dan biaya sosial keluarga dapat ditekan.

5. Oleh sebab itu, saat ini pengembangan Grameen bukan hanya disisi akses keuangan untuk usaha tetapi juga asuransi kesehatan (3 dollar pertahun per keluarga), akademi perawat (merespon kurangnya tenaga perawat dimana kondisi Bangladesh saat itu memliki rasio 3 dokter hanya tersedia 1 perawat, dalam programnya grameen mengajak anak-anak perempuan dari keluarga Grameen untuk dididik menjadi perawat di akademi perawat yang didirikan oleh Grameen) dan pendirian i-Care Hospital (kini sudah berkembang menjadi 3 rumah sakit).

6. Dengan paradigma melayani kebutuhan rakyat miskin itulah, kini Grameen mengembangkan “Social Business”, yaitu perusahaan yang relatif fokus pada pemecahan masalah rakyat (Problem Solving Company) dimana perusahaan tersebut lebih bergelut pada “solving problem business” dari pada “making money business”. Projek-projek yang dilakukan seperti: (i) projek pengadaan air bersih bagi rakyat miskin (kumuh) bekerjasama dengan perusahaan air swasta (kondisi Bangladesh memang menghadapi kondisi air permukaan yang terpolusi dan air tanah yang terkontaminasi/asin); (ii) projek pengadaan kelambu nyamuk bekerjasama dengan perusahaan kimia Jerman mengingat wilayah Bangladesh yang rentan dengan penyakit malaria; dan (iii) projek pengadaan sepatu murah bagi anak-anak sekolah bekerjasama dengan perusahaan sepatu Adidas.

7. Social Business yang dilakukan ini berbeda dengan kegiatan philanthropy. Social business cenderung memutarkan dana dalam bingkai usaha komersil namun bertujuan sosial, sementara philanthropy cenderung tidak ada perputaran dana (one way money use).

8. Dalam melayani masyarakat miskin perlu diingat bahwa tidak ada yang salah pada mereka rakyat miskin, yang salah terletak pada sistem yang memang tidak mampu mengakomodasi kepentingan mereka. Manusia itu memiliki potensial yang tak terbatas, namun kadangkala sistemlah yang menekan potensi manusia tersebut. Jadi saat ini kita membutuhkan upaya untuk menciptakan suatu sistem yang baik. Dan memunculkan social business merupakan rangkaian upaya mewujudkan sistem yang baik tersebut.



Mudah-mudahan memberikan inspirasi.

Kamis, 18 Oktober 2012

ekonomi Islam bebas nilai?

dalam banyak diskusi tentang keilmuan ekonomi, banyak yang mengklaim bahwa ekonomi merupakan ilmu yang bebas nilai (value free). tetapi yang selalu tidak jelas adalah definisi dan ruang lingkup dari phrase "bebas nilai" tersebut. nilai preferensi manusiakah atau nilai dalam aspek moral? atau mungkin nilai yang melekat pada budaya, suku, atau mungkin agama? nilai yang mana?

berdasarkan objeknya, nilai dapat ditempatkan pada ruang lingkup pribadi (individual) manusia, nilai berdasarkan norma kolektif dari banyak manusia (budaya) dan nilai yang mengacu pada moral yang bersumber pada prinsip dan ajaran agama (wahyu). apakah ilmu ekonomi bebas dari semua nilai itu?

bebas nilai biasanya punya konotasi pada kebebasan dari agama dan budaya, tetapi susah untuk mengatakan bebas dari nilai yang ada pada masing-masing manusia. lihat saja bagaimana adam smith dan karl marx begitu berbeda mendefinisikan ekonomi termasuk definisi ekonomi yang ideal itu seperti apa.

definisi kedua mereka bersandar pada suatu keyakinan yang berbeda, menggunakan asumsi (ceteris paribus) yang tidak sama. adam smith membayangkan komunitas ekonomi adalah komunitas yang bebas dalam berdinamika di pasar, sementara karl marx berangan-angan pada pengagungan kelas pekerja sehingga value added ekonomi harus mengistimewakan kelas ini dalam ekonomi. dua perspektif ini bermuara pada sajian ilmu ekonomi yang berbeda. namun keduanya sama-sama membuktikan bahwa ekonomi adalah ilmu yang bebas nilai itu menjadi tidak beralasan untuk diklaim.

nah, ekonomi Islam memiliki logikanya sendiri, memiliki "nilai"-nya tersendiri. penyerahan diri pada kehendak Tuhan membuat ekonomi Islam bersandar pada ceteris paribus yang diinginkan Tuhan. dinamika ekonomi tidak bersandar pada "mau"-nya manusia tetapi berdasarkan aturan main Tuhan, baik yang ada di ranah prilaku maupun hukum-hukum.

dengan begitu jika dilihat secara general, ekonomi menjadi tidak berbeda dengan disiplin ilmu lain dalam Islam, seperti hukum Islam, politik Islam, budaya Islam dan lain sebagainya. ilmu-ilmu itu hanya alat manusia untuk dekat dengan Tuhan. sehingga sederhananya ekonomi ditempatkan sebagai instrumen untuk mendekatkan diri pada Tuhan. inilah nilai tertinggi yang harus terus dijaga untuk selalu ada dalam ilmu termasuk ilmu ekonomi. tanpa nilai ini ilmu apapun menjadi hambar dan tak tentu arahnya.

jadi, ilmu (ekonomi) haruslah punya nilai, bukan malah harus bebas dari nilai.

Rabu, 17 Oktober 2012

duduk diam dan biarkan..

ada saat dimana kita harus duduk diam dan membiarkan semuanya berjalan di depan mata, menerima apa yang telah dan sedang terjadi. saat dimana kita tidak ditanya untuk melakukan "apa yang ingin" atau sekedar "apa yang dapat", tetapi ditanya untuk melakukan "apa yang musti". kedudukan "musti" menjadi lebih utama untuk dipatuhi daripada "ingin" dan "dapat".

oleh karenanya sedikit sisakan ruang di hati untuk menerima semua bentuk keikhlasan, baik itu berdalih patuh pada adat dan budaya maupun beralasan taat kepada adab dan norma.

mulailah percaya bahwa ada mekanisme yang sedang dan akan terus berlangsung di luar kontrol diri kita. mekanisme yang menyuguhkan peristiwa yang mungkin bertolak belakang atau sejalan dengan harapan dan cita-cita, atau bahkan yang menentukan arah dan tujuan hidup kita.

ketika semua ruang peristiwa sudah mampu kita jelajahi, ada saat dimana kita harus duduk diam dan biarkan semuanya terjadi.

inilah interpretasi saya terhadap pasrah dan ketawakalan yang menjadi prinsip hidup dan kehidupan..

Sabtu, 06 Oktober 2012

SAVE KPK SAVE INDONESIA

ada arogansi yang coba membendung kemuakan rakyat terhadap praktek kotor hukum juga terhadap praktek menjijikkan korupsi di negeri ini. arogansi yang kini dipertontonkan dengan sangat vulgar (jika tidak mau dikatakan primitif dan brutal) oleh garda penjaga hukum terdepan yaitu polisi.

perseteruan polri dan KPK sudah memposisikan polri sebagai pihak antagonis dalam drama yang sedang berlangsung. selain rakyat sudah cukup cerdas mencerna logika kejanggalan dan ketidak-rasionalan langkah-langah polri terhadap kasus korupsi yang membelit pimpinan-pimpinan mereka, rakyat juga dari sejak lama mengetahui "kelakuan" aparatur negara yang satu ini dari berbagai macam kesempatan ketika rakyat berinteraksi dengan mereka.

muaknya rakyat ini boleh jadi merupakan suatu proses akumulasi kegeraman terhadap tingkah laku penegak hukum pada banyak aspek. dari pedagang kaki lima yang harus di bayar upeti kepada preman yang dibeckingi oleh polisi, masyarakat berkasus yang harus mengeluarkan biaya-biaya siluman jika tidak mau berhadapan dengan konsekwensi hukum yang lebih besar, rekayasa kasus dan kriminalisasi demi kepentingan segelintir orang yang berkuasa dan kaya, kongkalikong aparatur dalam binkai mafia hukum yang sudah menjadi rahasia umum, sampai dengan pengendara motor dan mobil yang kerap "dikerjai" polisi di jalanan.

alih-alih polisi melakukan pembenahan diri dalam rangka memenuhi tuntutan rakyat pada kebersihan aparat dan keprofesionalan pelayanan serta menyikapi gelombang semangat perbaikan negeri, polisi malah melakukan langkah-langkah konyol yang mempertontonkan kearogansian, langkah yang memposisikan mereka sebagai musuh bersama (common enemy) dari rakyat.

tapi apapun itu, inilah momentum!!! inilah saat yang tepat rakyat menuntut perubahan dramatis ditubuh penegak hukum yang satu ini. SAATNYA MENYELAMATKAN DAN MEMUNCULKAN APARAT-APARAT BERSIH YANG JUGA MUAK DENGAN KEBOBROKAN SISTEM DAN PELAYANAN HUKUM BAGI RAKYAT. SAATNYA MENYELAMATKAN INDONESIA!!

Kamis, 04 Oktober 2012

berita perjuangan

berita hari ini masih sama seperti berita kemarin atau kemarin lusa atau tahun-tahun sebelumnya; keluhan ternyata bank syariah sama saja dengan bank konvensional. duh, kalo sama memangnya kenapa? apa perjuangan ini harus berhenti? kalaupun sama bukankah itu tanda bahwa perjuangan harus lebih digiatkan, bahwa kita butuh banyak pejuang. atau setidaknya itu tanda bahwa kita masih diberikan kesempatan untuk menjadi pejuang.

coba bayangkan, kalau kita dilahirkan di zaman keemasan Umar bin Abdul Aziz. perjuangan ekonomi Islam apa yang ada untuk kita saat itu? saat dimana pengusaha kaya kehabisan modal sudah didefinisikan sebagai mustahik! rasanya sulit membayangkan kemuliaan perjuangan yang ada saat itu dibandingkan dengan "medan tempur" akhir zaman yang saat ini tengah kita keluhkan setiap waktu.

jadi jika ternyata andalah yang mengeluhkan kondisi diatas itu. saya yakinkan anda, bahwa jawabannya boleh jadi hanya membutuhkan sedikit perenungan, renungan yang menggeser posisi sudut pandang, kalau masalah itu adalah peluang yang disediakan pada anda untuk segera dibetulkan, bahwa itulah kesempatan amal shaleh yang dapat memuliakan anda. jadi jangan malah meratapi dan mematikan motivasi, atau bahkan malah keluar dari barisan pejuang lalu bergabung dengan penonton di luar sana.

kedua, fikirkan kembali keluhan anda, mungkin keluhan anda hanyalah sebuah hasil keletihan yang juga bersumber dari penilaian yang sempit. melihat praktek satu aspek kecil dari bank syariah yang terlihat sama dengan bank konvensional lalu dengan gegabah menyimpulkan pada besaran makro bahwa bank syariah sama saja dengan bank konvensional. terlebih lagi ketika anda tidak melihat dengan lebih dalam substansi sesungguhnya. meskipun jika anda tetap pada keluhan anda itu, tidak ada hak saya memaksa-maksa atau sekedar mencemooh keputusan anda, itu terserah anda toh anda sendiri nanti yang akan memberikan alasan pada Tuhan atas keputusan anda itu. setidaknya Tuhan juga sudah berikan "arahan" bahwa tidak ada paksaan dalam agama ini (la iqraha fiddiin..), palagi cuma keluhan. tetapi arahan itu didahului dengan arahan "Iqra' bismirabbikalladzi khalaq..", mencari dan pahami ilmu dahulu sebagai dasar atau sebelum mengambil keputusan-keputusan penting, termasuk memilih agama atau sekedar menyingkir dari jalan perjuangan.

ketiga, anda dan saya harus menyadari bahwa pejuang jalannya tidaklah mulus dan landai. jalannya penuh aral dan terjal, bahkan kanan-kirinya penuh godaan dan ujian, sementara di dalam diri anda harus berhadapan dengan fitrah kemalasan dan keserakahan. itulah mengapa jalan ini begitu agung dan mulia.

nah, kini terserah anda jika mau menyingkir dari perjuangan ini ndak apa-apa, pejuang lain akan tentu akan mengucap hamdallah karena beban perjuangan sudah berkurang satu. kalau anda semakin bersemangat dan memutuskan untuk tetap dibarisan, pejuang lain pun akan tetap berucap hamdallah karena perjuangan dikuatkan oleh satu orang pejuang.

astaghfirullah, tulisan ini lebih utama ditujukan untuk saya sendiri..