saya sedang tidak ingin menulis atau menyampaikan apa-apa, saya hanya ingin membaca apa saja dan menerima nasehat dari siapa saja. termasuk dari diri saya sendiri. dan saya sedang membaca nasehat dari diri saya tiga tahun yang lalu, yang pernah menulis nasehat dibawah ini.
Diam Sejenak
Ikhwatifillah, melihat kemarau yang berkepanjangan dalam kehidupan manusia, dimana perbuatan baik dan ketauladanan semakin hari semakin kering dan hampir-hampir tidak ada, seharus membuat kita berhenti sejenak dari kesibukan kita saat ini. Letakan pena, tutup laptop, kantongkan blackberry, matikan komputer, sisihkan perkakas anda dan diamlah.
Mari renungkan, sudah berapa lama wajah tak tersentuh air wudhu, berapa lama dahi tak menyentuh ujung sajadah, berapa lama buku-buku tarbiyah teronggok berdebu di sudut ruang, berapa lama kaki tak melangkah ke majelis-majelis ilmu dan hikmah, berapa lama bibir tidak khusyuk berdzikir dan berapa lama dakwah sudah kita tidak serius tekuni.
Ikhwatifillah, manusia disekitar kita butuh hujan amal shaleh dan ketauladanannya. Sudah lama rasanya keshalehan tidak menjadi denyut peradaban. Ia butuh dihidupkan. Dan kita, putra-putra Islam yang tersisa di akhir zaman ini, yang paling berhak sekaligus wajib menunaikan tugas kehidupan, tugas mulia yang telah menjadi garis sejarah, yaitu menjadi penyeru dan pejuang.
Mari ingatkan diri untuk sadar pada amanah, untuk kembali merapat pada barisan, untuk kembali melakukan perbaikan dan penyelamatan. Banyak amanah yang sudah menunggu, menunggu putra-putra Islam akhir zaman, yang bisa menghantarkan manusia dan seluruh dzat alam semesta pada fitrahnya yang sejati, yaitu menghamba dengan sepenuh kehambaan pada Tuhan.
Diam sejenak (2)
Ketika kita letih dengan semua dosa, apa yang paling ingin kita lakukan? Atau ketika kita letih dengan semua kerja amal shaleh, apa yang paling ingin kita lakukan? Penat dengan dosa karena apa? Karena sadar, menyesal atau hanya sekedar letih saja? Atau penat dengan amal shaleh karena monoton, tidak nikmat atau sekedar bosan? Apapun itu, sebaiknya yang kemudian anda lakukan adalah diam sejenak. Dengan diam, kumpulkan tenaga melalui mencermati alam semesta, mencari hikmah dari embun dan hujan, dari pesona keindahan alam dan dahsyatnya bencana-bencana, dari disiplinnya benda-benda langit serta tertatanya penghuni-penghuni bumi. Himpun kebijaksanaan dengan memahami manusia di hidup dan kematiannya, merenungi kemuliaan dan kehinaan mereka. Jika belum anda dapatkan tenaga dan kebijaksanaan itu, tetaplah diam setidaknya anda tidak menambah dosa. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar