2008 baru beberapa jam berlalu di belakang kita, 2009 sudah ada di tangan, mau kemana? Hampir semua ekonom memperkirakan tahun ini merupakan tahun terberat dalam 10 tahun pertama abad 21, merujuk pada kondisi perekonomian dunia. Gelombang krisis ekonomi yang bermula di US akan "menampar" negara-negara lain dengan lebih sakit. Triwulan pertama 2009 merupakan ujian terberat bagi negara manapun. Indonesiapun masuk dalam perkiraan ini.
Dalam menatap 2009, banyak yang ingin kita ketahui, boleh jadi diantaranya perekonomian nasional dan kondisi perekonomian pribadi. Seperti apa kondisi ekonomi Indonesia pada masa mendatang, setidaknya satu tahun kedepan. Berdasarkan perkiraan beberapa ekonom, perekonomian Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan. perlambatan terjadi di sisi ekspor, konsumsi dan investasi. Oleh sebab itu, beberapa analis meminta insentif kebijakan dari pemerintah dalam meningkatkan sektor riil domestik, seperti berupa kebijakan pajak yang kondusif dan projek-projek infrastruktur yang mampu meredam penurunan investasi dan konsumsi.
Ukuran Kemanfaatan
Tetapi menggunakan kaca mata ekonomi syariah, pemandangan apa yang sepatutnya ada di depan kita mungkin tidak seperti yang telah diperkirakan. Pertama-tama mungkin ukuran kesuksesan ekonomi dulu yang kita ganti. Jangan gunakan standard yang selama ini anda gunakan dalam menilai ekonomi konvensional. Jangan gunkaan ukuran-ukuran bersifat fisik yang dimiliki ekonomi modern. Gunakan standard yang bersandar pada ukuran kemanfaatan.
Jika anda menggunakan standard konvensional, boleh jadi anda merasa bahwa tahun lalu mengalami kemajuan dalam hal kekayaan, pencapaian pribadi dan lain sebagainya. Tetapi menggunakan standard kemanfaatan (syariah), mungkin saja anda tidak maju kemana-mana, atau bahkan sebenarnya anda mundur terus kebelakang.
Seperti yang telah disebutkan di atas ukuran yang akan digunakan disini adalah "kemanfaatan", merujuk pada prinsip "manusia terbaik diantara kalian adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lain" (Rasulullah Muhammad SAW). Prinsip ini tentu akan mengilhami penilaian dan pengukuran ekonomi baik pribadi maupun kolektif kita sebagai bangsa.
Kemanfaatan Ekonomi Individual
Dalam konteks pribadi, yang kemudian kita ingin perkirakan adalah seberapa manfaat anda secara ekonomi pada tahun 2009 ini. Dari kekayaan berupa uang tunai, ukurlah seberapa banyak pengeluaran anda berupa Zakat, infak, sedekah atau wakaf. Pada aspek sejenis, seberapa banyak hadiah yang anda keluarkan dalam meningkatkan jalinan ukhuwwah. Seberapa banyak pinjaman yang anda sudah keluarkan untuk membantu mereka yang tengah kesulitan, atau seberapa banyak utang anda akan berkurang pada tahun ini.
Dari kekayaan tetap yang anda miliki, berapa banyak mobil anda telah digunakan untuk membantu orang lain, seperti mengantar tetangga yang sakit, mengunjungi keluarga atau teman untuk silaturrahim, atau bentuk kemanfaatan lainnya. Jika anda punya tanah, rumah, motor, HP, Laptop, dan lain sebagainya, ukurlah kemanfaatannya bagi orang lain.
Sebagai lawan dari variabel-variabel positif itu, anda juga bisa mengukur, berapa tingkat utang anda, ketergantungan anda pada infak atau sedekah orang lain, atau bahkan dari zakat para muzakki. Selanjutnya anda juga bisa mengukur-ukur, berapa banyak harta atau kekayaan anda yang bertumpuk tanpa pernah digunakan, perhiasan, baju, kerudung, sajadah dan lain-lain.
Menggunakan standard konvensional seperti pendapatan (disposable income), boleh jadi posisi anda semakin membaik karena pendapatan anda semakin meningkat, tetapi dari sisi kemanfaatan mungkin anda "jalan di tempat", atau bahkan mengalami kemunduran, karena zakat, infak, sedekah anda semakin menurun atau karena utang anda semakin menggunung, sementara kekayaan menganggur anda semakin menumpuk.
Tahun 2009 ini seperti seperti apa rencana peningkatan kemanfaatan ekonomi diri anda? Sudahkan pengeluaran-pengeluaran berupa zakat, infak sedekah dan lain sebagainya telah masuk dalam resolusi anda, agenda dan pembukuan pribadi anda tahun ini? Meskipun mengukur kemanfaatan diri tidak sebatas ekonomi, tapi dapat saja diukur berdasarkan waktu, pikiran dan tenaga anda. Namun tulisan ini khusus membahas kemanfaatan ekonomi saja.
Kemanfaatan Ekonomi Kolektif
Kemanfaatan ekonomi kolektif pada dasarnya berangkat dari prilaku-prilaku individual yang mengedepankan ukuran kemanfaatan ekonomi. Dan prilaku-prilaku individual akan terakumulasi dalam prilaku kolektif, sehingga pengukuran kemanfaatan ekonomi kolektif mungkin dapat dilihat dari seberapa jauh efek prilaku individual tersebut. Misalnya seberapa jauh zakat, infak, sedekah mampu menurunkan angka-angka masalah sosial seperti kriminalitas, pelacuran, pengemis dan gelandangan.
Dengan demikian, kini lihat saja angka-angka kriminalitas, pelacuran, pengemis dan gelandangan, bagaimana perkiraan angkanya tahun 2009. Disamping itu, dapat saja ukurannya kemudian dispesifikkan dengan melihat data-data rasio dana sosial terutama zakat (karena bersifat wajib). Misalnya rasio zakat dengan muzzaki, rasio distribusi zakat dengan mustahik, rasio infak-sedekah dengan masyarakat golongan kaya, rasio wakaf dengan biaya sosial dan lain sebagainya.
Pada rasio akumulasi zakat dengan jumlah mustahik (masyarakat miskin), jika angka rasionya dibawah angka kebutuhan dasar rakyat (yang sepatutnya sama dengan Upah Minimum Regional), maka kemanfaatan ekonomi kolektif masih rendah, karena ekonomi belum memberikan jaminan pasti bagi setiap masyarakat agar terbebas dari permasalah dasar ekonomi. Sementara pada rasio zakat dengan muzakki, sepatutnya diketahui seberapa jauh masyarakat kaya menunaikan kewajiban ekonomi mereka
Akhirnya saya mengajak kepada saudara-saudara semua, juga diri saya khususnya, untuk meningkatkan kemanfaatan diri di tahun 2009 ini. Kalaupun anda tidak memiliki sumber daya ekonomi untuk dimanfaatkan orang lain, setidaknya anda punya waktu, pikiran dan tenaga.
Rabu, 31 Desember 2008
Selasa, 30 Desember 2008
Catatan Akhir Tahun
bertambah tua satu tahun lagi dunia ini. kemana ia ingin pergi? bagaimana manusia penghuninya hidup, semakin baikkah? dunia sama sekali tidak menunjukkan wajah yang teduh sepanjang tahun 2008. wajahnya bahkan semakin runyam, krisis pangan, keuangan, ekonomi, wabah penyakit, kerusuhan, konflik sosial dan konflik antar bangsa, terjadi sampai detik-detik terakhir peralihan tahun.
peradaban manusia semakin tidak memberikan tempat yang pantas bagi manusia. moral, norma dan prilaku-prilaku terpuji jauh dari tindak-tanduk mereka. peristiwa-peristiwa dunia yang kemudian menjadi sejarah, menggambarkan kenyataan itu.
berefleksi pada kondisi terakhir, dimana nilai-nilai kemanusiaan tengah disembelih oleh Israel di ladang-ladang Gaza Palestina, sepertinya kekacauan tahun 2008 menjadi semakin "sempurna". baik tahun baru hijriah maupun masehi tidak menandai perbaikan manusia dan kehidupannya.
teman-teman sekalian, saudara-saudara yang Tuhan kumpulkan hati kita dalam syahadah, mari sedikit menerawang. apa sebenarnya Tuhan inginkan dari anda, dari saya, dari kita? seolah-olah kini di langit terendah telah berjajar para Nabi, malaikat dan ruh-ruh manusia shaleh terdahulu, menatap kita semua dengan pandangan yang amat sangat tajam. tatapan mereka seakan meminta pertanggungjawaban, dan meminta aksi nyata terhadap amanah yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita manusia Islam.
saudaraku, alam semesta telah ikhlas menerima kita sebagai khalifahnya, bukankah kini waktunya kita tampil membenahi dunia. menunjukkan pada manusia lain apa itu kebaikan dan kebenaran. kita ajari mereka tentang tujuan hidup dan hakikatnya. saat inilah waktunya, kita benahi barisan kita, fokuskan pandangan, konsentrasi pada cita-cita tunggal kehidupan, dan berjuang bersama, bekerja tanpa jeda, berkorban hingga bertaruh nyawa, sampai Tuhan putuskan apa yang memang kita dambakan.
jika itu sudah terjadi yakinlah, dunia dan seisinya akan melihat peristiwa-peristiwa yang istimewa yang telah lama ia rindukan. dunia melihat kemakmuran yang sejati, kehidupan manusia yang hakiki. dunia akan semakin paham mengapa manusia menjadi makhluk paling mulia diantara makhluk yang pernah Tuhan ciptakan.
saudaraku, menuju kesana, syaratnya adalah kedekatan dengan Tuhan. serahkan semua yang kita punya pada-Nya. berikan semuanya saudaraku. berikan apa yang kita sayang-sayang dipelukan kita, bahkan berikan masa depan dengan semua keinginan kita.
demi Allah saudaraku, aku sudah muak dengan ketidakberdayaan Islam ini akibat lemahnya kita sebagai manusia Islam. ujian dan cobaan juga godaan syetan semakin bergelombang, kita hanya akan tahan jika kita bersama, saling menguatkan.
mari saudaraku, hadiri shalat-shalat wajibmu di masjid-masjid. makmurkan majelis-majelis ilmu dan ukhuwah dimana saja ia ada. berikan sebanyak mungkin sedekahmu bagi mereka yang membutuhkan, pastikan orang lain disekitarmu memiliki semangat yang sama dan berjuang bersama. setelah itu bersabarlah, sebentar lagi Allah SWT pasti akan memberikan keputusannya... akhir zaman adalah milik kita saudaraku!!!
untuk itu semua, pastikan tahun ini adalah tahun terakhir kita bermaksiat dihadapan Allah. pastikan tahun depan adalah tahun-tahun keemasan bagi kehidupan kita. tahun depan adalah tahun dimana kita mulai mengibarkan panji-panji Islam diatas segalanya. tahun depan adalah tahun yang kita tidak sibuk dengan hal-hal yang tidak penting. tahun-tahun kedepan adalah tahun kita bersama Allah SWT, hingga kematian menjemput dan menghantarkan kita pada istana-istana syurga yang telah dipersiapkan.
Ya Allah mudahkan jalan ini, hadapkan selalu hati ini pada-Mu.
wallahu a'lam
peradaban manusia semakin tidak memberikan tempat yang pantas bagi manusia. moral, norma dan prilaku-prilaku terpuji jauh dari tindak-tanduk mereka. peristiwa-peristiwa dunia yang kemudian menjadi sejarah, menggambarkan kenyataan itu.
berefleksi pada kondisi terakhir, dimana nilai-nilai kemanusiaan tengah disembelih oleh Israel di ladang-ladang Gaza Palestina, sepertinya kekacauan tahun 2008 menjadi semakin "sempurna". baik tahun baru hijriah maupun masehi tidak menandai perbaikan manusia dan kehidupannya.
teman-teman sekalian, saudara-saudara yang Tuhan kumpulkan hati kita dalam syahadah, mari sedikit menerawang. apa sebenarnya Tuhan inginkan dari anda, dari saya, dari kita? seolah-olah kini di langit terendah telah berjajar para Nabi, malaikat dan ruh-ruh manusia shaleh terdahulu, menatap kita semua dengan pandangan yang amat sangat tajam. tatapan mereka seakan meminta pertanggungjawaban, dan meminta aksi nyata terhadap amanah yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita manusia Islam.
saudaraku, alam semesta telah ikhlas menerima kita sebagai khalifahnya, bukankah kini waktunya kita tampil membenahi dunia. menunjukkan pada manusia lain apa itu kebaikan dan kebenaran. kita ajari mereka tentang tujuan hidup dan hakikatnya. saat inilah waktunya, kita benahi barisan kita, fokuskan pandangan, konsentrasi pada cita-cita tunggal kehidupan, dan berjuang bersama, bekerja tanpa jeda, berkorban hingga bertaruh nyawa, sampai Tuhan putuskan apa yang memang kita dambakan.
jika itu sudah terjadi yakinlah, dunia dan seisinya akan melihat peristiwa-peristiwa yang istimewa yang telah lama ia rindukan. dunia melihat kemakmuran yang sejati, kehidupan manusia yang hakiki. dunia akan semakin paham mengapa manusia menjadi makhluk paling mulia diantara makhluk yang pernah Tuhan ciptakan.
saudaraku, menuju kesana, syaratnya adalah kedekatan dengan Tuhan. serahkan semua yang kita punya pada-Nya. berikan semuanya saudaraku. berikan apa yang kita sayang-sayang dipelukan kita, bahkan berikan masa depan dengan semua keinginan kita.
demi Allah saudaraku, aku sudah muak dengan ketidakberdayaan Islam ini akibat lemahnya kita sebagai manusia Islam. ujian dan cobaan juga godaan syetan semakin bergelombang, kita hanya akan tahan jika kita bersama, saling menguatkan.
mari saudaraku, hadiri shalat-shalat wajibmu di masjid-masjid. makmurkan majelis-majelis ilmu dan ukhuwah dimana saja ia ada. berikan sebanyak mungkin sedekahmu bagi mereka yang membutuhkan, pastikan orang lain disekitarmu memiliki semangat yang sama dan berjuang bersama. setelah itu bersabarlah, sebentar lagi Allah SWT pasti akan memberikan keputusannya... akhir zaman adalah milik kita saudaraku!!!
untuk itu semua, pastikan tahun ini adalah tahun terakhir kita bermaksiat dihadapan Allah. pastikan tahun depan adalah tahun-tahun keemasan bagi kehidupan kita. tahun depan adalah tahun dimana kita mulai mengibarkan panji-panji Islam diatas segalanya. tahun depan adalah tahun yang kita tidak sibuk dengan hal-hal yang tidak penting. tahun-tahun kedepan adalah tahun kita bersama Allah SWT, hingga kematian menjemput dan menghantarkan kita pada istana-istana syurga yang telah dipersiapkan.
Ya Allah mudahkan jalan ini, hadapkan selalu hati ini pada-Mu.
wallahu a'lam
Transaksi Jual Beli yang Tertinggi dan Suci
Transaksi jual beli yang memiliki kasta tertinggi dalam Islam adalah transaksi jual beli antara Tuhan dengan manusia beriman. Apa yang menjadi objek jual beli dan berapa harganya? Yang menjadi objek jual beli disini adalah harta dan jiwa manusia. Objek ini dibeli dengan harga yang sangat pantas yaitu seharga SYURGA!
Transaksi mulia dan suci ini tidak membutuhkan negosiasi harga. Manusia beriman memberikan apa-apa yang paling berharga miliknya, yaitu harta dan jiwanya. Sementara Tuhan memberikan apa yang selama ini diidam-idamkan oleh manusia yaitu syurga. Kondisi pasar dari transaksi ini dapat dikatakan monopsoni, dimana pembeli harta dan jiwa hanya Tuhan. Tuhan tidak memiliki pesaing, karena hanya Beliau yang memiliki syurga. Dan manusia beriman tidak memiliki pilihan harus menjual kepada siapa harta dan jiwanya, karena konsumen dari “output” yang dimilikinya hanya Tuhan.
Manusia tidak juga berani menawar harga selain syurga, karena tidak ada lagi diluar harga itu yang mampu melayani “utility” mereka dengan maksimal. Oleh sebab itu, jika pilihan utility itu syurga dan neraka, sudah dapat dipastikan kepuasan maksimal manusia beriman adalah “corner solution” pada syurga.
Menjual harta dan jiwa bermakna menjual semua keinginan dan masa depan kita kepada Tuhan. Yang tersisa pada kita hanyalah harapan bahwa transaksi jual-beli itu sah rukun-rukunnya dan diterima oleh Tuhan. Artinya yang tersisa pada kita hanya harapan tunggal, yaitu mendapatkan syurga pengganti harta dan jiwa yang kita punya.
Saudaraku, padahal harta dan jiwa kita ini sebenarnya berasal dan amanah Tuhan. Tak ada motif beliau dengan membeli kembali semua itu kecuali memang kasih sayang Beliau yang teramat sangat kepada kita. Wallahu a’lam.
Referensi Utama: Al Qur'an, Surat At Taubah, Ayat 111
Transaksi mulia dan suci ini tidak membutuhkan negosiasi harga. Manusia beriman memberikan apa-apa yang paling berharga miliknya, yaitu harta dan jiwanya. Sementara Tuhan memberikan apa yang selama ini diidam-idamkan oleh manusia yaitu syurga. Kondisi pasar dari transaksi ini dapat dikatakan monopsoni, dimana pembeli harta dan jiwa hanya Tuhan. Tuhan tidak memiliki pesaing, karena hanya Beliau yang memiliki syurga. Dan manusia beriman tidak memiliki pilihan harus menjual kepada siapa harta dan jiwanya, karena konsumen dari “output” yang dimilikinya hanya Tuhan.
Manusia tidak juga berani menawar harga selain syurga, karena tidak ada lagi diluar harga itu yang mampu melayani “utility” mereka dengan maksimal. Oleh sebab itu, jika pilihan utility itu syurga dan neraka, sudah dapat dipastikan kepuasan maksimal manusia beriman adalah “corner solution” pada syurga.
Menjual harta dan jiwa bermakna menjual semua keinginan dan masa depan kita kepada Tuhan. Yang tersisa pada kita hanyalah harapan bahwa transaksi jual-beli itu sah rukun-rukunnya dan diterima oleh Tuhan. Artinya yang tersisa pada kita hanya harapan tunggal, yaitu mendapatkan syurga pengganti harta dan jiwa yang kita punya.
Saudaraku, padahal harta dan jiwa kita ini sebenarnya berasal dan amanah Tuhan. Tak ada motif beliau dengan membeli kembali semua itu kecuali memang kasih sayang Beliau yang teramat sangat kepada kita. Wallahu a’lam.
Referensi Utama: Al Qur'an, Surat At Taubah, Ayat 111
Senin, 29 Desember 2008
Kita yang Memalukan
Menyedihkan sekali kami ini, kami yang oleh Tuhan sudah di nisbahkan sebaik-baik ummat diantara seluruh golongan ummat manusia, ternyata hidup begitu memalukan dan menyedihkan. Kami adalah manusia Islam, yang dianugrahi sebagai ummat terbaik di sisi-Nya. Tapi lihat kami...
Saat ini Gaza menjadi ladang pembantaian oleh pengkhianat para Nabi, kami tak mampu berbuat apa-apa. Sampai-sampai sekedar ingin mengkampanyekan boikot terhadap produk-produk manusia laknat itu, ternyata kami takut miskin dan lebih sengsara...
Duhai Allah yang maha perkasa dan kaya, ternyata moral, harga diri dan kehormatan Islam pun, kami sudah tak punya... logika bahwa Engkaulah pemberi kekayaan, Engkaulah tempat kami bergantung, sudah tidak ada di hati kami, atau mungkin sudah tak ada di bumi ini...
Kalau seperti ini, tragedi lebig dahsyat dari Gaza sekalipun mungkin sangat pantas menjadi harga yang kami harus bayar...
Saat ini Gaza menjadi ladang pembantaian oleh pengkhianat para Nabi, kami tak mampu berbuat apa-apa. Sampai-sampai sekedar ingin mengkampanyekan boikot terhadap produk-produk manusia laknat itu, ternyata kami takut miskin dan lebih sengsara...
Duhai Allah yang maha perkasa dan kaya, ternyata moral, harga diri dan kehormatan Islam pun, kami sudah tak punya... logika bahwa Engkaulah pemberi kekayaan, Engkaulah tempat kami bergantung, sudah tidak ada di hati kami, atau mungkin sudah tak ada di bumi ini...
Kalau seperti ini, tragedi lebig dahsyat dari Gaza sekalipun mungkin sangat pantas menjadi harga yang kami harus bayar...
Diskusi Seputar Boikot & Ekonomi
Pak Turnad:
Saya sangat sependapat dengan pemikiran uni Rahma mengenai persoalan di Timur tengah jika di kaitkan dengan situasi perekonomian tanah air. Memboikot beberapa produk manufaktur, makanan dan minuman, restoran, dll, yang berafiliasi ke sumber dana dari Israel and or US keliatannya memang harus di cermati hati2, karena sebagian besar juga, tenaga kerja yg bekerja di restoran2, supermarket, atau pabrik2 produk tersebut adalah umat muslim sendiri.
Saya,sebagai orang seorang dosen yang mendidik sarjana teknik, tentu prihatin sekarang ini karena banyak sekali pabrik2, industri, yang berbasis teknologi mengalami situasi suram, menyebabkan daya serap tenaga kerja menjadi anjlok, dan tingkat pengangguran meningkat tajam. Memboikot produk2 industri tadi keliatannya menjadi hal yang membuat situasi semakin runyam.
Mudah2n situasi global sekarang, dan kejadian terakhir di Palestina tidak membawa dampak yang semakin buruk bagi kehidupan dan kesejahteraan umat Islam.
Salam,
Mbak Rahmatina:
Kita sangat terkejut dan berduka cita atas tragedi kemanusiaan yang baru2 ini terjadi kembali di Palestina. Setelah beberapa saat saudara2 kita disana hidup dalam kondisi 'cukup tenang', tiba2 terjadi kembali kejadian yang memilukan ini.
Sebagai umat islam dan warga negara 'internasional' , tentunya tindakan Israel ini harus kita kutuk. Jika kita memiliki kuasa yang lebih, seyogyanyalah kita berbuat lebih pula untuk mendukung perjuangan saudara/i kita di Palestina. Dan akan lebih baik pula jika dukungan yang kita berikan disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan kita masing-masing.
Kita saat ini sama2 mengetahui bahwa Indonesia saat ini juga tengah didera berbagai permasalahan, antara lain meningkatnya pengangguran dan kemiskinan di tanah air tercinta. Dalam konstelasi ekonomi global saat ini, krisis di negara lain - apalagi negara yang punya hubungan ekonomi kuat dengan kita - mau tidak mau akan berimbas kepada kehidupan kita di Indonesia. Walau krisis keuangan global berawal di Amerika, sebagaimana yang sama2 kita saksikan, Indonesia (bahkan WNI di LN seperti Malaysia) turut menanggung akibatnya. Ribuan pengrajin kehilangan pekerjaan krn sepinya order, ratusan perusahaan manufaktur yang padat karya terancam di PHK krn ekonomi melambat. Mudah2an resesi tidak sampai pula ke kita.
Negara2 lain, seperti negara Timur Tengah, mungkin lain lagi masalahnya. Mungkin pengangguran dan kemiskinan tidak terlalu banyak, kesejahteraan (materi) cukup baik sehingga mereka bisa konsumtif dengan berbagai barang termasuk barang impor dari negara2 seperti AS. Mengurangi konsumsi, terutama 'bad consumption' sepertinya salah satu langkah yang sangat relevan disana.
Sudah seyogyanya lah dalam mendukung saudara2 kita di Palestina kita sesuaikan dengan kemampuan dan kondisi kita. Jangan sampai perbuatan baik kita justru memberi efek2 yang tidak diinginkan bagi saudara2 kita yang lain, karena kita hanya melihat pada satu sisi saja dan mengabaikan sisi lainnya...
Kita patut belajar dari Al-Jazeera misalnya. Ketika CNN seringkali berlaku bias dalam pemberitaannya, Al-Jazeera tampil sebagai alternatif pemberitaan yang lebih imbang dan 'adil' dalam pemberitaannya. Alhamdulillah sekarang mata dunia lebih terbuka lagi, mendapatkan pemberitaan yang lebih fair, dan kemudian menilai dan bertindak lebih baik dan bijaksana...
Karena itu, mari kita dukung perjuangan saudara2 kita di Palestina sekaligus kita majukan ekonomi nasional sebagai bagian dari jihad ekonomi kita. Bisa jadi dengan mendukung produk2 dalam negeri, 'shift' dari produk2 yang 'nilai tambah'nya untuk ekonomi nasional dan global rendah, perjuangan di parlemen dan di parlemen jalanan, dll. Akan sangat baik kalau semua upaya tersebut bisa 'disatukan' dan diarahkan agar dunia internasional, khususnya PBB dan negara2 Arab, bisa bertindak lebih tegas. Bentuk misi perdamaian, berikan sanksi yang lebih tegas dan formal pada Israel. Teman2 yang di HI mungkin lebih paham mengenai hal ini.
Akhir kata, mohon maaf jika kurang berkenan.
Wallahu alam bis sawwab...
Ali Sakti:
terima kasih atas respon yang spesifik membahas efek dan transmisi ekonomi sebagai akibat dari tindakan boikot. tapi apakah seperti itu logikanya? bukankah struktur usaha indonesia lebih berada di UMKM (98%) dengan pelaku pasar yang tentu dominan domestik. boikot secara jangka pendek di bidang ekonomi betul akan menghantam industri mapan multinasional, dan harapannya ada konversi pada konsumsi produk subtitusi domestik. pada skala makro, pendekatan flying geese formation akan terbentuk dalam waktu yang lebih cepat memanfaatkan agenda boikot (who knows). disamping secara politik akan membangun kepercayaan diri dan harga diri agama dan bangsa.
terlebih lagi kondisi krisis saat ini memang memaksa perekonomian masing-masing negara berkonsentrasi pada perekonomian domestiknya. dan lebih jauh dari itu, negara-negara harus melakukan effort yang lebih dalam mengeksplorasi perekonomian domestiknya. dengan populasi yang besar, Indonesia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki negara lain di kawasan Asia Tenggara.
pada tingkat tertentu ekonomi Islam harus menghantarkan ummat pada kemandirian. perekonomian harus dibangun dalam bingkai kehormatan disamping kesejahteraan fisik ekonomi. sehingga tentu dialektika dua kepentingan ini akan semakin jelas pada masa mendatang mengingat ekonomi yang hendak dibangun dipastikan akan melibatkan moral dalam pembangunannya.
dengan demikian, dalam jangka panjang boikot menjadi salah satu elemen (mungkin juga waktunya memang tepat untuk melakukan boikot) menuju kemandirian ekonomi dan ummat.
wallahu a'lam
Saya sangat sependapat dengan pemikiran uni Rahma mengenai persoalan di Timur tengah jika di kaitkan dengan situasi perekonomian tanah air. Memboikot beberapa produk manufaktur, makanan dan minuman, restoran, dll, yang berafiliasi ke sumber dana dari Israel and or US keliatannya memang harus di cermati hati2, karena sebagian besar juga, tenaga kerja yg bekerja di restoran2, supermarket, atau pabrik2 produk tersebut adalah umat muslim sendiri.
Saya,sebagai orang seorang dosen yang mendidik sarjana teknik, tentu prihatin sekarang ini karena banyak sekali pabrik2, industri, yang berbasis teknologi mengalami situasi suram, menyebabkan daya serap tenaga kerja menjadi anjlok, dan tingkat pengangguran meningkat tajam. Memboikot produk2 industri tadi keliatannya menjadi hal yang membuat situasi semakin runyam.
Mudah2n situasi global sekarang, dan kejadian terakhir di Palestina tidak membawa dampak yang semakin buruk bagi kehidupan dan kesejahteraan umat Islam.
Salam,
Mbak Rahmatina:
Kita sangat terkejut dan berduka cita atas tragedi kemanusiaan yang baru2 ini terjadi kembali di Palestina. Setelah beberapa saat saudara2 kita disana hidup dalam kondisi 'cukup tenang', tiba2 terjadi kembali kejadian yang memilukan ini.
Sebagai umat islam dan warga negara 'internasional' , tentunya tindakan Israel ini harus kita kutuk. Jika kita memiliki kuasa yang lebih, seyogyanyalah kita berbuat lebih pula untuk mendukung perjuangan saudara/i kita di Palestina. Dan akan lebih baik pula jika dukungan yang kita berikan disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan kita masing-masing.
Kita saat ini sama2 mengetahui bahwa Indonesia saat ini juga tengah didera berbagai permasalahan, antara lain meningkatnya pengangguran dan kemiskinan di tanah air tercinta. Dalam konstelasi ekonomi global saat ini, krisis di negara lain - apalagi negara yang punya hubungan ekonomi kuat dengan kita - mau tidak mau akan berimbas kepada kehidupan kita di Indonesia. Walau krisis keuangan global berawal di Amerika, sebagaimana yang sama2 kita saksikan, Indonesia (bahkan WNI di LN seperti Malaysia) turut menanggung akibatnya. Ribuan pengrajin kehilangan pekerjaan krn sepinya order, ratusan perusahaan manufaktur yang padat karya terancam di PHK krn ekonomi melambat. Mudah2an resesi tidak sampai pula ke kita.
Negara2 lain, seperti negara Timur Tengah, mungkin lain lagi masalahnya. Mungkin pengangguran dan kemiskinan tidak terlalu banyak, kesejahteraan (materi) cukup baik sehingga mereka bisa konsumtif dengan berbagai barang termasuk barang impor dari negara2 seperti AS. Mengurangi konsumsi, terutama 'bad consumption' sepertinya salah satu langkah yang sangat relevan disana.
Sudah seyogyanya lah dalam mendukung saudara2 kita di Palestina kita sesuaikan dengan kemampuan dan kondisi kita. Jangan sampai perbuatan baik kita justru memberi efek2 yang tidak diinginkan bagi saudara2 kita yang lain, karena kita hanya melihat pada satu sisi saja dan mengabaikan sisi lainnya...
Kita patut belajar dari Al-Jazeera misalnya. Ketika CNN seringkali berlaku bias dalam pemberitaannya, Al-Jazeera tampil sebagai alternatif pemberitaan yang lebih imbang dan 'adil' dalam pemberitaannya. Alhamdulillah sekarang mata dunia lebih terbuka lagi, mendapatkan pemberitaan yang lebih fair, dan kemudian menilai dan bertindak lebih baik dan bijaksana...
Karena itu, mari kita dukung perjuangan saudara2 kita di Palestina sekaligus kita majukan ekonomi nasional sebagai bagian dari jihad ekonomi kita. Bisa jadi dengan mendukung produk2 dalam negeri, 'shift' dari produk2 yang 'nilai tambah'nya untuk ekonomi nasional dan global rendah, perjuangan di parlemen dan di parlemen jalanan, dll. Akan sangat baik kalau semua upaya tersebut bisa 'disatukan' dan diarahkan agar dunia internasional, khususnya PBB dan negara2 Arab, bisa bertindak lebih tegas. Bentuk misi perdamaian, berikan sanksi yang lebih tegas dan formal pada Israel. Teman2 yang di HI mungkin lebih paham mengenai hal ini.
Akhir kata, mohon maaf jika kurang berkenan.
Wallahu alam bis sawwab...
Ali Sakti:
terima kasih atas respon yang spesifik membahas efek dan transmisi ekonomi sebagai akibat dari tindakan boikot. tapi apakah seperti itu logikanya? bukankah struktur usaha indonesia lebih berada di UMKM (98%) dengan pelaku pasar yang tentu dominan domestik. boikot secara jangka pendek di bidang ekonomi betul akan menghantam industri mapan multinasional, dan harapannya ada konversi pada konsumsi produk subtitusi domestik. pada skala makro, pendekatan flying geese formation akan terbentuk dalam waktu yang lebih cepat memanfaatkan agenda boikot (who knows). disamping secara politik akan membangun kepercayaan diri dan harga diri agama dan bangsa.
terlebih lagi kondisi krisis saat ini memang memaksa perekonomian masing-masing negara berkonsentrasi pada perekonomian domestiknya. dan lebih jauh dari itu, negara-negara harus melakukan effort yang lebih dalam mengeksplorasi perekonomian domestiknya. dengan populasi yang besar, Indonesia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki negara lain di kawasan Asia Tenggara.
pada tingkat tertentu ekonomi Islam harus menghantarkan ummat pada kemandirian. perekonomian harus dibangun dalam bingkai kehormatan disamping kesejahteraan fisik ekonomi. sehingga tentu dialektika dua kepentingan ini akan semakin jelas pada masa mendatang mengingat ekonomi yang hendak dibangun dipastikan akan melibatkan moral dalam pembangunannya.
dengan demikian, dalam jangka panjang boikot menjadi salah satu elemen (mungkin juga waktunya memang tepat untuk melakukan boikot) menuju kemandirian ekonomi dan ummat.
wallahu a'lam
Minggu, 28 Desember 2008
Geram
Sayup-sayup aku dengar satu syair dari satu kelompok nasyid...
Gaza, Gaza, Gaza semuanya bermula...
Gaza, Gaza, Gaza, tanah para syuhada...
Gaza, Gaza, Gaza, kemenangan kan nyata...
Gaza, Gaza, Gaza, Palestina merdeka...
Duhai Rabbi, masih adakah Engkau disana? dua hari ini memuncak kegeraman dan amarah, sampai-sampai ingin ku pertanyaakan keadilan-Mu. tapi aku pahamkan diriku, kalau saat ini mungkin aku saja yang belum mampu mengintip hakikat keadilan-Mu pada pembantaian saudaraku di Gaza.
Gaza, Gaza, Gaza semuanya bermula...
Gaza, Gaza, Gaza, tanah para syuhada...
Gaza, Gaza, Gaza, kemenangan kan nyata...
Gaza, Gaza, Gaza, Palestina merdeka...
Duhai Rabbi, masih adakah Engkau disana? dua hari ini memuncak kegeraman dan amarah, sampai-sampai ingin ku pertanyaakan keadilan-Mu. tapi aku pahamkan diriku, kalau saat ini mungkin aku saja yang belum mampu mengintip hakikat keadilan-Mu pada pembantaian saudaraku di Gaza.
Cermin Gaza
Tragedi Gaza dalam perspektif ekonomi ternyata memberikan kejelasan wajah manusia-manusia yang katanya baik. Manusia yahudi pertama yang dicoreng oleh tragedi ini. Prilaku mereka yang selalu dibungkus manis oleh diplomasi, hancur oleh data pembantaian mereka 5 menit di Gaza yang sama dengan usaha pembalasan Hamas dalam 5 tahun. Keserakahan dunia dalam bentuk terburuknya kini anda dapat lihat pada diri yahudi.
Keserakahan dan ketidakpedulian itu pula yang saat ini dan dalam beberapa waktu mendatang akan dipertontonkan oleh politisi dan calon politisi negeri ini. Ditengah kemiskinan dan kesengsaraan rakyat, mereka menghambur-hamburkan uang pada spanduk, digital printing, bendera, kaos, iklan dan lain sebagainya, hanya untuk mengabarkan bahwa mereka "orang baik", bahwa mereka calon pemimpin yang pantas, bahwa mereka siap menghentikan kesengsaraan kita.
Jangankan kepedulian pada Gaza, pada tetangga sekitarnya yang membutuhkan mungkin juga pengeluaran sosial calon-calon politisi ini jauh lebih kecil dari belanja iklan mereka. Lihatlah bagaimana politik sudah berubah menjadi industri. Politik sudah menjadi ajang profesi baru untuk mencari nafkah. Keserakahan sudah merubah setiap aktifitas menjadi tempat untuk men-generating income/profit.
Padahal yang saya tahu dan paham dari majelis-majelis pengajian, politik itu pelayanan. politik itu tempat para pemimpin yang memang mewakafkan dirinya untuk menjadi pelayan ummat. Disana wilayah orang-orang yang telah memiliki rasa keadilan tinggi, dimana prinsip yang mereka pegang adalah "pertama yang merasakan penderitaan dan terakhir yang merasakan kenikmatan". Dengan berbondong-bondongnya orang-orang kaya yang saat ini ingin menjadi politisi, pertanyaan yang menggelitik kemudian adalah: "apa mereka kenal dengan penderitaan?" Jangan-jangan kerja mereka nanti cari setinggi-tingginya kenikmatan dan serahkan penderitaan kepada rakyat.
Sedikit mengingkari anjuran Nabi untuk tidak berandai-andai, terbersit di benakku: kalau saja aku punya kuasa ingin ku tukar politisi itu dengan saudaraku di palestina, biar mereka kemari, dan politisi itu pindah ke Gaza.
Keserakahan dan ketidakpedulian itu pula yang saat ini dan dalam beberapa waktu mendatang akan dipertontonkan oleh politisi dan calon politisi negeri ini. Ditengah kemiskinan dan kesengsaraan rakyat, mereka menghambur-hamburkan uang pada spanduk, digital printing, bendera, kaos, iklan dan lain sebagainya, hanya untuk mengabarkan bahwa mereka "orang baik", bahwa mereka calon pemimpin yang pantas, bahwa mereka siap menghentikan kesengsaraan kita.
Jangankan kepedulian pada Gaza, pada tetangga sekitarnya yang membutuhkan mungkin juga pengeluaran sosial calon-calon politisi ini jauh lebih kecil dari belanja iklan mereka. Lihatlah bagaimana politik sudah berubah menjadi industri. Politik sudah menjadi ajang profesi baru untuk mencari nafkah. Keserakahan sudah merubah setiap aktifitas menjadi tempat untuk men-generating income/profit.
Padahal yang saya tahu dan paham dari majelis-majelis pengajian, politik itu pelayanan. politik itu tempat para pemimpin yang memang mewakafkan dirinya untuk menjadi pelayan ummat. Disana wilayah orang-orang yang telah memiliki rasa keadilan tinggi, dimana prinsip yang mereka pegang adalah "pertama yang merasakan penderitaan dan terakhir yang merasakan kenikmatan". Dengan berbondong-bondongnya orang-orang kaya yang saat ini ingin menjadi politisi, pertanyaan yang menggelitik kemudian adalah: "apa mereka kenal dengan penderitaan?" Jangan-jangan kerja mereka nanti cari setinggi-tingginya kenikmatan dan serahkan penderitaan kepada rakyat.
Sedikit mengingkari anjuran Nabi untuk tidak berandai-andai, terbersit di benakku: kalau saja aku punya kuasa ingin ku tukar politisi itu dengan saudaraku di palestina, biar mereka kemari, dan politisi itu pindah ke Gaza.
Sabtu, 27 Desember 2008
SERUAN KEPADA DUNIA
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Luapan hati yang sudah tak terbendung pagi ini, harus saya tuangkan dalam tulisan meskipun inginnya ia keluar dalam teriakan-teriakan aksi atau amal-amal yang pasti. Palestinaku harus mempersembahkan darahnya kembali, 220 syahid baru dari Gaza harus bersama-sama menghadap Penciptanya karena serangan biadab Yahudi hari ini (28 Desember 2008). Meskipun sebelumnya kutahu tidak ada hari tanpa syahid di tanah yang suci itu. Tak ada hari bagi Yahudi itu tanpa pembantaian saudara-sadaraku di sana.
Kepada semua saudaraku seiman! tolong luangkan satu kalimat saja dalam doa-doa anda disetiap sujud terakhir shalat, permohonan tolong kepada Allah SWT bagi saudara-saudara kita di Gaza. gunakan semua kemampuan untuk menolong mereka, donasi, tulisan, internet, apa saja. Geram ini harus punya nilai di mata Allah SWT. Mari saudara-saudaraku, batas negara dalam Islam adalah akidah, jadi jika Yahudi menyerang Gaza, itu sama saja mereka membantai anak, istri, suami, orang tua, adik, kakak, atau siapa saja yang ada di dalam rumah-rumah kita. Bom pesawat tempur mereka yang mereka muntahkan di Gaza sama saja dengan bom yang diledakkan dipekarangan rumah kita. Lawan! Tidak ada kalimat diplomasi yang pantas kecuali Lawan!!!
Saya berlindung dari kalimat-kalimat manis yang sebenarnya menjadi pembenaran terhadap prilaku saya yang malas untuk berjuang dengan cara apapun. Saya berlindung dari prilaku munafik yang gagah menyampaikan kepedulian namun setelahnya kembali asik duduk-duduk santai di kedai-kedai minuman atau dengan piknik-piknik yang melenakan. Mari saudara-saudaraku, jadikan Palestina sebagai obsesi, jadi cita-cita dunia. Palestina harus kita bebaskan dengan cara yang kita sanggupi.
Kepada saudara-saudara di luar Islam, kami kabarkan kepada Anda bahwa Palestina milik Allah SWT, kesuciannya diwakili oleh hadirnya Nabi-Nabi di sana. Tetapi hampir semua nabi yang ada di sana dibunuh secara keji oleh Yahudi, seperti Nabi Zakaria dan Nabi Yahya yang di Gergaji dan disembelih. Saudara, kedudukan anda melindungi, mendukung atau membiarkan Yahudi melakukan kebiadaban itu hingga kini, membuat posisi anda tidak beda dengan mereka. Pesan kami sejak dulu tetap sama, kami mengajak anda untuk kembali kepada kefitrahan anda sebagai manusia, yaitu kembali menjadi hamba Allah Yang Maha Mulia.
Saudara-saudara Nasrani, Budha, Hindu atau apapun agama anda selain Islam, mari kembali kepada Islam. Lihatlah dengan pandangan dan hati yang jernih kebenaran-kebenaran Tuhan pada diri anda, pada alam semesta, pada semua peristiwa, Islam meminta anda kembali pada Islam, pada agama yang sepatutnya menjadi pedoman anda. Jangan katakan ketika hari akhirat datang pada anda, bahwa anda tidak pernah diingatkan tentang Islam, tentang Allah dan kewajiban anda. Saya mengatakan ini, dengan rasa kasih sayang yang sama pada kemanusiaan, sebagai makhluk Tuhan yang diberikan pengetahuan tentang anda. Karena Tuhan kami mengatakan, bahwa kami akan menjadi saksi bagi anda diakhirat nanti dan Rasul kami akan menjadi saksi atas kami.
Kepada Yahudi di seluruh dunia, akhirmu segera datang. Keputusan Tuhan atasmu sebentar lagi akan ditunaikan. Kezalimanmu akan segera dihentikan. Meskipun begitu seruan kami pun tetap sama, kembalilah kepada Islam, karena ke-Yahudian-mu akan mengantarkanmu pada takdir penistaan Tuhan, baik di dunia maupun di akhirat. Ingat Yahudi! ingat perang khaibar yang terjadi pada pendahulu kamu, mereka dihancur dan diusir oleh pasukan Muhammad. Sebentar lagi pasukan itu akan kembali dan melakukan hal yang sama padamu di tanah Palestina. Berkumpullah kalian di Palestina karena memang pengadilan menunggu kalian semua di sana.
Kepada seluruh saudaraku muslimiin dimana saja, air mata kita yang mengalir melihat Gaza hari ini harus berubah menjadi tekad kuat, untuk menyiapkan diri, menyiapkan anak-anak kita, menyiapkan generasi selanjutnya, agar bersedia merebut kembali Palestina. Kenalkan anak-anak kita dengan tanah mereka di sana, warisan Al Faruq yang sejengkalpun kita haramkan bagi Yahudi durjana. Penuhi doa-doa kita dengan harapan kepada Tuhan, agar Beliau berkenan mengantarkan diri kita menjadi salah satu tentara-Nya yang berdiri di barisan terdepan untuk membebaskan tanah suci itu.Berdoa agar anak-anak kita bisa menjadi pasukan masa depan, panglima-panglima bagi putra-putra Islam akhir zaman, yang mampu memakmurkan Masjidil Aqsa tercinta. Menunjukkan kemuliaan Islam dalam bentuk yang sebenarnya. Mereka menjadi harapan kita yang akan mengharumkan nama kita dan melapangkan rumah kita di Barzakh.
Kepada muslimah dimana saja anda, persiapkanlah rahim-rahim anda untuk lahirnya generasi Islam yang mulia, generasi yang cinta pada Allah dan Allah cinta pada mereka. Siapkan rahim-rahim anda untuk hadirnya calon-calon syuhada bagi negeri Islam dimana saja. Generasi yang rindu pada kampung halaman mereka yang sejati yaitu Syurga yang suci. Dan karenanya kematian menjadi puncak kerinduan, kesyahidan dihadapi dengan senyuman dan perjuangan sepenuh hati.
Duhai Allah Yang Maha Agung, pemilik segala kuasa, ringankanlah beban hamba-Mu yang tengah berjuang. Mudahkan jalan mereka. Ampuni dosa-dosa mereka. Ampuni dosa hamba. Maafkan kami jika kami tak pantas melantunkan doa-doa seperti ini, doa yang berharap mampu mengguncang langit-Mu, padahal disela-sela hidup kami, kami masih asik dengan kemaksiatan. Semoga kami engkau masukkan kepada golongan yang Kau sayangi, ampuni, Kau terima taubatnya.
Wahai Allah yang Maha Perkasa, tunjukkan keperkasaan-Mu. hancurkan Yahudi sehancur-hancurnya, dan jika Engkau berkenan, perkenankan kehancuran mereka itu malalui tangan-tangan kami. Ya Allah, berikan kami kesabaran, kesabaran yang mampu memelihara diri kami dari begitu banyaknya fitnah dan cobaan.
wallahu a'lam
Luapan hati yang sudah tak terbendung pagi ini, harus saya tuangkan dalam tulisan meskipun inginnya ia keluar dalam teriakan-teriakan aksi atau amal-amal yang pasti. Palestinaku harus mempersembahkan darahnya kembali, 220 syahid baru dari Gaza harus bersama-sama menghadap Penciptanya karena serangan biadab Yahudi hari ini (28 Desember 2008). Meskipun sebelumnya kutahu tidak ada hari tanpa syahid di tanah yang suci itu. Tak ada hari bagi Yahudi itu tanpa pembantaian saudara-sadaraku di sana.
Kepada semua saudaraku seiman! tolong luangkan satu kalimat saja dalam doa-doa anda disetiap sujud terakhir shalat, permohonan tolong kepada Allah SWT bagi saudara-saudara kita di Gaza. gunakan semua kemampuan untuk menolong mereka, donasi, tulisan, internet, apa saja. Geram ini harus punya nilai di mata Allah SWT. Mari saudara-saudaraku, batas negara dalam Islam adalah akidah, jadi jika Yahudi menyerang Gaza, itu sama saja mereka membantai anak, istri, suami, orang tua, adik, kakak, atau siapa saja yang ada di dalam rumah-rumah kita. Bom pesawat tempur mereka yang mereka muntahkan di Gaza sama saja dengan bom yang diledakkan dipekarangan rumah kita. Lawan! Tidak ada kalimat diplomasi yang pantas kecuali Lawan!!!
Saya berlindung dari kalimat-kalimat manis yang sebenarnya menjadi pembenaran terhadap prilaku saya yang malas untuk berjuang dengan cara apapun. Saya berlindung dari prilaku munafik yang gagah menyampaikan kepedulian namun setelahnya kembali asik duduk-duduk santai di kedai-kedai minuman atau dengan piknik-piknik yang melenakan. Mari saudara-saudaraku, jadikan Palestina sebagai obsesi, jadi cita-cita dunia. Palestina harus kita bebaskan dengan cara yang kita sanggupi.
Kepada saudara-saudara di luar Islam, kami kabarkan kepada Anda bahwa Palestina milik Allah SWT, kesuciannya diwakili oleh hadirnya Nabi-Nabi di sana. Tetapi hampir semua nabi yang ada di sana dibunuh secara keji oleh Yahudi, seperti Nabi Zakaria dan Nabi Yahya yang di Gergaji dan disembelih. Saudara, kedudukan anda melindungi, mendukung atau membiarkan Yahudi melakukan kebiadaban itu hingga kini, membuat posisi anda tidak beda dengan mereka. Pesan kami sejak dulu tetap sama, kami mengajak anda untuk kembali kepada kefitrahan anda sebagai manusia, yaitu kembali menjadi hamba Allah Yang Maha Mulia.
Saudara-saudara Nasrani, Budha, Hindu atau apapun agama anda selain Islam, mari kembali kepada Islam. Lihatlah dengan pandangan dan hati yang jernih kebenaran-kebenaran Tuhan pada diri anda, pada alam semesta, pada semua peristiwa, Islam meminta anda kembali pada Islam, pada agama yang sepatutnya menjadi pedoman anda. Jangan katakan ketika hari akhirat datang pada anda, bahwa anda tidak pernah diingatkan tentang Islam, tentang Allah dan kewajiban anda. Saya mengatakan ini, dengan rasa kasih sayang yang sama pada kemanusiaan, sebagai makhluk Tuhan yang diberikan pengetahuan tentang anda. Karena Tuhan kami mengatakan, bahwa kami akan menjadi saksi bagi anda diakhirat nanti dan Rasul kami akan menjadi saksi atas kami.
Kepada Yahudi di seluruh dunia, akhirmu segera datang. Keputusan Tuhan atasmu sebentar lagi akan ditunaikan. Kezalimanmu akan segera dihentikan. Meskipun begitu seruan kami pun tetap sama, kembalilah kepada Islam, karena ke-Yahudian-mu akan mengantarkanmu pada takdir penistaan Tuhan, baik di dunia maupun di akhirat. Ingat Yahudi! ingat perang khaibar yang terjadi pada pendahulu kamu, mereka dihancur dan diusir oleh pasukan Muhammad. Sebentar lagi pasukan itu akan kembali dan melakukan hal yang sama padamu di tanah Palestina. Berkumpullah kalian di Palestina karena memang pengadilan menunggu kalian semua di sana.
Kepada seluruh saudaraku muslimiin dimana saja, air mata kita yang mengalir melihat Gaza hari ini harus berubah menjadi tekad kuat, untuk menyiapkan diri, menyiapkan anak-anak kita, menyiapkan generasi selanjutnya, agar bersedia merebut kembali Palestina. Kenalkan anak-anak kita dengan tanah mereka di sana, warisan Al Faruq yang sejengkalpun kita haramkan bagi Yahudi durjana. Penuhi doa-doa kita dengan harapan kepada Tuhan, agar Beliau berkenan mengantarkan diri kita menjadi salah satu tentara-Nya yang berdiri di barisan terdepan untuk membebaskan tanah suci itu.Berdoa agar anak-anak kita bisa menjadi pasukan masa depan, panglima-panglima bagi putra-putra Islam akhir zaman, yang mampu memakmurkan Masjidil Aqsa tercinta. Menunjukkan kemuliaan Islam dalam bentuk yang sebenarnya. Mereka menjadi harapan kita yang akan mengharumkan nama kita dan melapangkan rumah kita di Barzakh.
Kepada muslimah dimana saja anda, persiapkanlah rahim-rahim anda untuk lahirnya generasi Islam yang mulia, generasi yang cinta pada Allah dan Allah cinta pada mereka. Siapkan rahim-rahim anda untuk hadirnya calon-calon syuhada bagi negeri Islam dimana saja. Generasi yang rindu pada kampung halaman mereka yang sejati yaitu Syurga yang suci. Dan karenanya kematian menjadi puncak kerinduan, kesyahidan dihadapi dengan senyuman dan perjuangan sepenuh hati.
Duhai Allah Yang Maha Agung, pemilik segala kuasa, ringankanlah beban hamba-Mu yang tengah berjuang. Mudahkan jalan mereka. Ampuni dosa-dosa mereka. Ampuni dosa hamba. Maafkan kami jika kami tak pantas melantunkan doa-doa seperti ini, doa yang berharap mampu mengguncang langit-Mu, padahal disela-sela hidup kami, kami masih asik dengan kemaksiatan. Semoga kami engkau masukkan kepada golongan yang Kau sayangi, ampuni, Kau terima taubatnya.
Wahai Allah yang Maha Perkasa, tunjukkan keperkasaan-Mu. hancurkan Yahudi sehancur-hancurnya, dan jika Engkau berkenan, perkenankan kehancuran mereka itu malalui tangan-tangan kami. Ya Allah, berikan kami kesabaran, kesabaran yang mampu memelihara diri kami dari begitu banyaknya fitnah dan cobaan.
wallahu a'lam
Diskusi Seputar Pasar Derivatif
Tanya: Ass...Ustad tolong bantusaya donk untukmenjelaskan relasitransaksi derivatif denganpertumbuhan ekonomi.transaksi derivatif kanjuga mulai dikenal tuh didunia islam. Timur Tengahsama Malaisya apalagi.thanks before
Jawab: Akhi Emqy, transaksi derivatif nerupakan transaksi atas derivasi produk pasar keuangan, misalnya produk options; call dan put options. Saya yakin hubungan transaksi ini dengan pertumbuhan ekonomi adalah negatif. Karena pada dasarnya semakin dinamis dan bertambahnya volume transaksi derivatif semakin mengurangi volume transaksi riil ekonomi, akibat arus uang beredar semakin banyak dilingkungan keuangan. Semakin banyak outlet keuangan modern hakikatnya hanya menambah panjang labirin arus uang, dan pada saat yang sama akan menyedot uang yang seharusnya berpotensi memproduksi barang dan jasa (sektor riil).
Perlu diingat investasi sektor keuangan (baik di pasar uang, modal maupun derivatif) tidak dimasukkan dalam perhitungan pertumbuhan ekonomi. Lihat bagaimana kinerja indeks pasar modal kita yang naik ratusan persen tetapi hampir tidak ada efeknya kepada pertumbuhan ekonomi nasional. Pasar-pasar seperti ini biasanya hanya mencerminkan tingkat kepercayaan dunia internasional terhadap perekonomian domestik. Yang menjadi variabel kontributor dalam perhitungan pertumbuhan ekonomi, dimana selalunya dicerminkan oleh pertumbuhan GNP/GDP, adalah investasi riil seperti (foreign/domestic) direct investment.
Bagaiman dengan derivatif yang dijalankan oleh Malaysia? Mereka menggunakan basis akad yang diharamkan oleh banyak negara Muslim yaitu jual-beli utang (Bay al Dayn). Jadi bagi saya tidak bisa digeneralkan pada semua negara dan dianggap Islam memiliki definisi yang sama terhadap transaksi derivatif. Sampai sejauh ini berdasarkan definisi yang konvensional punya dan analisis efek makronya, saya meyakini transaksi derivatif tidak sesuai dengan prinsip syariah.
Lebih lengkapnya anda bisa baca tulisan Dr. Mohammad Obaidullah (peneliti IRTI-IDB) tentang derivatif dalam Islam. Silakan cari di google. Beliau dosen saya dulu di Malaysia. Terakhir saya ketemu sepertinya paradigma beliau terhadap keuangan syariah sudah bergeser. Beliau kini lebih percaya bahwa perekonomian harus bertumpu pada aktifitas produktif. Riset beliau terakhir bahkan jauh dari bidang yang beliau dulu geluti (Financial engineering), yaitu riset tentang Islamic Microfinance. Beliau memiliki website yang terkenal dikalangan para pakar ekonomi dan keuangan Islam, yaitu www.islamic-finance.net. Silakan melayari website itu.
Jawab: Akhi Emqy, transaksi derivatif nerupakan transaksi atas derivasi produk pasar keuangan, misalnya produk options; call dan put options. Saya yakin hubungan transaksi ini dengan pertumbuhan ekonomi adalah negatif. Karena pada dasarnya semakin dinamis dan bertambahnya volume transaksi derivatif semakin mengurangi volume transaksi riil ekonomi, akibat arus uang beredar semakin banyak dilingkungan keuangan. Semakin banyak outlet keuangan modern hakikatnya hanya menambah panjang labirin arus uang, dan pada saat yang sama akan menyedot uang yang seharusnya berpotensi memproduksi barang dan jasa (sektor riil).
Perlu diingat investasi sektor keuangan (baik di pasar uang, modal maupun derivatif) tidak dimasukkan dalam perhitungan pertumbuhan ekonomi. Lihat bagaimana kinerja indeks pasar modal kita yang naik ratusan persen tetapi hampir tidak ada efeknya kepada pertumbuhan ekonomi nasional. Pasar-pasar seperti ini biasanya hanya mencerminkan tingkat kepercayaan dunia internasional terhadap perekonomian domestik. Yang menjadi variabel kontributor dalam perhitungan pertumbuhan ekonomi, dimana selalunya dicerminkan oleh pertumbuhan GNP/GDP, adalah investasi riil seperti (foreign/domestic) direct investment.
Bagaiman dengan derivatif yang dijalankan oleh Malaysia? Mereka menggunakan basis akad yang diharamkan oleh banyak negara Muslim yaitu jual-beli utang (Bay al Dayn). Jadi bagi saya tidak bisa digeneralkan pada semua negara dan dianggap Islam memiliki definisi yang sama terhadap transaksi derivatif. Sampai sejauh ini berdasarkan definisi yang konvensional punya dan analisis efek makronya, saya meyakini transaksi derivatif tidak sesuai dengan prinsip syariah.
Lebih lengkapnya anda bisa baca tulisan Dr. Mohammad Obaidullah (peneliti IRTI-IDB) tentang derivatif dalam Islam. Silakan cari di google. Beliau dosen saya dulu di Malaysia. Terakhir saya ketemu sepertinya paradigma beliau terhadap keuangan syariah sudah bergeser. Beliau kini lebih percaya bahwa perekonomian harus bertumpu pada aktifitas produktif. Riset beliau terakhir bahkan jauh dari bidang yang beliau dulu geluti (Financial engineering), yaitu riset tentang Islamic Microfinance. Beliau memiliki website yang terkenal dikalangan para pakar ekonomi dan keuangan Islam, yaitu www.islamic-finance.net. Silakan melayari website itu.
Pembantaian Gaza, Bertambah Jadi 230 Syahid
[ 28/12/2008 - 12:36 ]
Gaza – infopalestina: -Hari kelam dan berdarah yang belum pernah terjadi di Palestina sejak 41 tahun terakhir akibat serangan militer Zionis Israel yang tak berhenti hingga berita ini ditulis. Selama sehari itu, Sabtu (27/12) ada 230 orang Palestina gugur syahid dan sekitar 750 lainnya luka-luka, 200 diantaranya terluka serius.
Lebih dari seratus pesawat tempur jenis F16 milik Israel, Sabtu siang terus melakukan serangan udara ke seluruh wilayah Jalur Gaza dengan target 50 sasaran. Serangan ini bersamaan dengan terputusnya aliran listrik ke Jalur Gaza, berbagai jenis obat-obatan langka di rumah-rumah sakit, bahan bakar habis dan suplai makanan juga mengalami kelangkaan.
Direktur Umum ambulans dan emergensi di Gaza, Muawiyah Husnin, menegaskan bahwa jumlah syahid mencapai 230 orang dan sekitar 750 lainnya terluka, 200 diantaranya terluka serius. Ia menjelaskan bahwa mayoritas korban adalah dari kalangan sipil, wanita dan anak-anak. Namun sumber-sumber lain memperkirakan jumlah syahid bisa mencapai 350 orang.
Muawiyah mengatakan disana masih ada 15 syahid yang tidak dikenali identitasnya yang disebar di sejumlah klinik di Gaza. Ada 80 syahid, tambah Muawiyah, tiba di rumah sakit dalam keadaan tak utuh. Sementara puluhan korban lainnya masih berada dibawah reruntuhan bangunan yang roboh akibat gempuran jahat Zionis Israel.
Masih lanjut Muawiyah, jumlah syahid ini bertambah akibat korban yang tertimpah reruntuhan bangunan mulai ditemukan. Ia menegaskan serangan udara Zionis Israel, masih berlangsung hingga pagi dini hari ini waktu setempat, Ahad (28/12).
Kepala emergensi ini mengisyaratkan langkanya obat-obatan dan pertolongan pertama bagi korban berikut bahan-bahan operasi bagi korban yang memerlukan operasi cepat juga langka. Untuk itu, ia menghimbau negara-negara Arab dan persatuan-persatuan dokter untuk mengirim obat-obatan langsung ke Jalur Gaza. (AMRais)
Breaking News: Tragedi Gaza
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Luapan hati yang sudah tak terbendung pagi ini, harus saya tuangkan dalam tulisan meskipun inginnya ia keluar dalam teriakan-teriakan aksi atau amal-amal yang pasti. Palestinaku harus mempersembahkan darahnya kembali, 220 syahid baru dari Gaza harus bersama-sama menghadap Penciptanya karena serangan biadab Yahudi hari ini (28 Desember 2008). Meskipun sebelumnya kutahu tidak ada hari tanpa syahid di tanah yang suci itu. Tak ada hari bagi Yahudi itu tanpa pembantaian saudara-sadaraku di sana.
Kepada semua saudaraku seiman! tolong luangkan satu kalimat saja dalam doa-doa anda disetiap sujud terakhir shalat, permohonan tolong kepada Allah SWT bagi saudara-saudara kita di Gaza. gunakan semua kemampuan untuk menolong mereka, donasi, tulisan, internet, apa saja. Geram ini harus punya nilai di mata Allah SWT. Mari saudara-saudaraku, batas negara dalam Islam adalah akidah, jadi jika Yahudi menyerang Gaza, itu sama saja mereka membantai anak, istri, suami, orang tua, adik, kakak, atau siapa saja yang ada di dalam rumah-rumah kita. Bom pesawat tempur mereka yang mereka muntahkan di Gaza sama saja dengan bom yang diledakkan dipekarangan rumah kita. Lawan! Tidak ada kalimat diplomasi yang pantas kecuali Lawan!!!
Saya berlindung dari kalimat-kalimat manis yang sebenarnya menjadi pembenaran terhadap prilaku saya yang malas untuk berjuang dengan cara apapun. Saya berlindung dari prilaku munafik yang gagah menyampaikan kepedulian namun setelahnya kembali asik duduk-duduk santai di kedai-kedai minuman atau dengan piknik-piknik yang melenakan. Mari saudara-saudaraku, jadikan Palestina sebagai obsesi, jadi cita-cita dunia. Palestina harus kita bebaskan dengan cara yang kita sanggupi.
Kepada saudara-saudara di luar Islam, kami kabarkan kepada Anda bahwa Palestina milik Allah SWT, kesuciannya diwakili oleh hadirnya Nabi-Nabi di sana. Tetapi hampir semua nabi yang ada di sana dibunuh secara keji oleh Yahudi, seperti Nabi Zakaria dan Nabi Yahya yang di Gergaji dan disembelih. Saudara, kedudukan anda melindungi, mendukung atau membiarkan Yahudi melakukan kebiadaban itu hingga kini, membuat posisi anda tidak beda dengan mereka. Pesan kami sejak dulu tetap sama, kami mengajak anda untuk kembali kepada kefitrahan anda sebagai manusia, yaitu kembali menjadi hamba Allah Yang Maha Mulia.
Saudara-saudara Nasrani, Budha, Hindu atau apapun agama anda selain Islam, mari kembali kepada Islam. Lihatlah dengan pandangan dan hati yang jernih kebenaran-kebenaran Tuhan pada diri anda, pada alam semesta, pada semua peristiwa, Islam meminta anda kembali pada Islam, pada agama yang sepatutnya menjadi pedoman anda. Jangan katakan ketika hari akhirat datang pada anda, bahwa anda tidak pernah diingatkan tentang Islam, tentang Allah dan kewajiban anda. Saya mengatakan ini, dengan rasa kasih sayang yang sama pada kemanusiaan, sebagai makhluk Tuhan yang diberikan pengetahuan tentang anda. Karena Tuhan kami mengatakan, bahwa kami akan menjadi saksi bagi anda diakhirat nanti dan Rasul kami akan menjadi saksi atas kami.
Kepada Yahudi di seluruh dunia, akhirmu segera datang. Keputusan Tuhan atasmu sebentar lagi akan ditunaikan. Kezalimanmu akan segera dihentikan. Meskipun begitu seruan kami pun tetap sama, kembalilah kepada Islam, karena ke-Yahudian-mu akan mengantarkanmu pada takdir penistaan Tuhan, baik di dunia maupun di akhirat. Ingat Yahudi! ingat perang khaibar yang terjadi pada pendahulu kamu, mereka dihancur dan diusir oleh pasukan Muhammad. Sebentar lagi pasukan itu akan kembali dan melakukan hal yang sama padamu di tanah Palestina. Berkumpullah kalian di Palestina karena memang pengadilan menunggu kalian semua di sana.
Kepada seluruh saudaraku muslimiin dimana saja, air mata kita yang mengalir melihat Gaza hari ini harus berubah menjadi tekad kuat, untuk menyiapkan diri, menyiapkan anak-anak kita, menyiapkan generasi selanjutnya, agar bersedia merebut kembali Palestina. Kenalkan anak-anak kita dengan tanah mereka di sana, warisan Al Faruq yang sejengkalpun kita haramkan bagi Yahudi durjana. Penuhi doa-doa kita dengan harapan kepada Tuhan, agar Beliau berkenan mengantarkan diri kita menjadi salah satu tentara-Nya yang berdiri di barisan terdepan untuk membebaskan tanah suci itu.
Berdoa agar anak-anak kita bisa menjadi pasukan masa depan, panglima-panglima bagi putra-putra Islam akhir zaman, yang mampu memakmurkan Masjidil Aqsa tercinta. Menunjukkan kemuliaan Islam dalam bentuk yang sebenarnya. Mereka menjadi harapan kita yang akan mengharumkan nama kita dan melapangkan rumah kita di Barzakh.
Kepada muslimah dimana saja anda, persiapkanlah rahim-rahim anda untuk lahirnya generasi Islam yang mulia, generasi yang cinta pada Allah dan Allah cinta pada mereka. Siapkan rahim-rahim anda untuk hadirnya calon-calon syuhada bagi negeri Islam dimana saja. Generasi yang rindu pada kampung halaman mereka yang sejati yaitu Syurga yang suci. Dan karenanya kematian menjadi puncak kerinduan, kesyahidan dihadapi dengan senyuman dan perjuangan sepenuh hati.
Duhai Allah Yang Maha Agung, pemilik segala kuasa, ringankanlah beban hamba-Mu yang tengah berjuang. Mudahkan jalan mereka. Ampuni dosa-dosa mereka. Ampuni dosa hamba. Maafkan kami jika kami tak pantas melantunkan doa-doa seperti ini, doa yang berharap mampu mengguncang langit-Mu, padahal disela-sela hidup kami, kami masih asik dengan kemaksiatan. Semoga kami engkau masukkan kepada golongan yang Kau sayangi, ampuni, Kau terima taubatnya.
Wahai Allah yang Maha Perkasa, tunjukkan keperkasaan-Mu. hancurkan Yahudi sehancur-hancurnya, dan jika Engkau berkenan, perkenankan kehancuran mereka itu malalui tangan-tangan kami. Ya Allah, berikan kami kesabaran, kesabaran yang mampu memelihara diri kami dari begitu banyaknya fitnah dan cobaan.
wallahu a'lam
Luapan hati yang sudah tak terbendung pagi ini, harus saya tuangkan dalam tulisan meskipun inginnya ia keluar dalam teriakan-teriakan aksi atau amal-amal yang pasti. Palestinaku harus mempersembahkan darahnya kembali, 220 syahid baru dari Gaza harus bersama-sama menghadap Penciptanya karena serangan biadab Yahudi hari ini (28 Desember 2008). Meskipun sebelumnya kutahu tidak ada hari tanpa syahid di tanah yang suci itu. Tak ada hari bagi Yahudi itu tanpa pembantaian saudara-sadaraku di sana.
Kepada semua saudaraku seiman! tolong luangkan satu kalimat saja dalam doa-doa anda disetiap sujud terakhir shalat, permohonan tolong kepada Allah SWT bagi saudara-saudara kita di Gaza. gunakan semua kemampuan untuk menolong mereka, donasi, tulisan, internet, apa saja. Geram ini harus punya nilai di mata Allah SWT. Mari saudara-saudaraku, batas negara dalam Islam adalah akidah, jadi jika Yahudi menyerang Gaza, itu sama saja mereka membantai anak, istri, suami, orang tua, adik, kakak, atau siapa saja yang ada di dalam rumah-rumah kita. Bom pesawat tempur mereka yang mereka muntahkan di Gaza sama saja dengan bom yang diledakkan dipekarangan rumah kita. Lawan! Tidak ada kalimat diplomasi yang pantas kecuali Lawan!!!
Saya berlindung dari kalimat-kalimat manis yang sebenarnya menjadi pembenaran terhadap prilaku saya yang malas untuk berjuang dengan cara apapun. Saya berlindung dari prilaku munafik yang gagah menyampaikan kepedulian namun setelahnya kembali asik duduk-duduk santai di kedai-kedai minuman atau dengan piknik-piknik yang melenakan. Mari saudara-saudaraku, jadikan Palestina sebagai obsesi, jadi cita-cita dunia. Palestina harus kita bebaskan dengan cara yang kita sanggupi.
Kepada saudara-saudara di luar Islam, kami kabarkan kepada Anda bahwa Palestina milik Allah SWT, kesuciannya diwakili oleh hadirnya Nabi-Nabi di sana. Tetapi hampir semua nabi yang ada di sana dibunuh secara keji oleh Yahudi, seperti Nabi Zakaria dan Nabi Yahya yang di Gergaji dan disembelih. Saudara, kedudukan anda melindungi, mendukung atau membiarkan Yahudi melakukan kebiadaban itu hingga kini, membuat posisi anda tidak beda dengan mereka. Pesan kami sejak dulu tetap sama, kami mengajak anda untuk kembali kepada kefitrahan anda sebagai manusia, yaitu kembali menjadi hamba Allah Yang Maha Mulia.
Saudara-saudara Nasrani, Budha, Hindu atau apapun agama anda selain Islam, mari kembali kepada Islam. Lihatlah dengan pandangan dan hati yang jernih kebenaran-kebenaran Tuhan pada diri anda, pada alam semesta, pada semua peristiwa, Islam meminta anda kembali pada Islam, pada agama yang sepatutnya menjadi pedoman anda. Jangan katakan ketika hari akhirat datang pada anda, bahwa anda tidak pernah diingatkan tentang Islam, tentang Allah dan kewajiban anda. Saya mengatakan ini, dengan rasa kasih sayang yang sama pada kemanusiaan, sebagai makhluk Tuhan yang diberikan pengetahuan tentang anda. Karena Tuhan kami mengatakan, bahwa kami akan menjadi saksi bagi anda diakhirat nanti dan Rasul kami akan menjadi saksi atas kami.
Kepada Yahudi di seluruh dunia, akhirmu segera datang. Keputusan Tuhan atasmu sebentar lagi akan ditunaikan. Kezalimanmu akan segera dihentikan. Meskipun begitu seruan kami pun tetap sama, kembalilah kepada Islam, karena ke-Yahudian-mu akan mengantarkanmu pada takdir penistaan Tuhan, baik di dunia maupun di akhirat. Ingat Yahudi! ingat perang khaibar yang terjadi pada pendahulu kamu, mereka dihancur dan diusir oleh pasukan Muhammad. Sebentar lagi pasukan itu akan kembali dan melakukan hal yang sama padamu di tanah Palestina. Berkumpullah kalian di Palestina karena memang pengadilan menunggu kalian semua di sana.
Kepada seluruh saudaraku muslimiin dimana saja, air mata kita yang mengalir melihat Gaza hari ini harus berubah menjadi tekad kuat, untuk menyiapkan diri, menyiapkan anak-anak kita, menyiapkan generasi selanjutnya, agar bersedia merebut kembali Palestina. Kenalkan anak-anak kita dengan tanah mereka di sana, warisan Al Faruq yang sejengkalpun kita haramkan bagi Yahudi durjana. Penuhi doa-doa kita dengan harapan kepada Tuhan, agar Beliau berkenan mengantarkan diri kita menjadi salah satu tentara-Nya yang berdiri di barisan terdepan untuk membebaskan tanah suci itu.
Berdoa agar anak-anak kita bisa menjadi pasukan masa depan, panglima-panglima bagi putra-putra Islam akhir zaman, yang mampu memakmurkan Masjidil Aqsa tercinta. Menunjukkan kemuliaan Islam dalam bentuk yang sebenarnya. Mereka menjadi harapan kita yang akan mengharumkan nama kita dan melapangkan rumah kita di Barzakh.
Kepada muslimah dimana saja anda, persiapkanlah rahim-rahim anda untuk lahirnya generasi Islam yang mulia, generasi yang cinta pada Allah dan Allah cinta pada mereka. Siapkan rahim-rahim anda untuk hadirnya calon-calon syuhada bagi negeri Islam dimana saja. Generasi yang rindu pada kampung halaman mereka yang sejati yaitu Syurga yang suci. Dan karenanya kematian menjadi puncak kerinduan, kesyahidan dihadapi dengan senyuman dan perjuangan sepenuh hati.
Duhai Allah Yang Maha Agung, pemilik segala kuasa, ringankanlah beban hamba-Mu yang tengah berjuang. Mudahkan jalan mereka. Ampuni dosa-dosa mereka. Ampuni dosa hamba. Maafkan kami jika kami tak pantas melantunkan doa-doa seperti ini, doa yang berharap mampu mengguncang langit-Mu, padahal disela-sela hidup kami, kami masih asik dengan kemaksiatan. Semoga kami engkau masukkan kepada golongan yang Kau sayangi, ampuni, Kau terima taubatnya.
Wahai Allah yang Maha Perkasa, tunjukkan keperkasaan-Mu. hancurkan Yahudi sehancur-hancurnya, dan jika Engkau berkenan, perkenankan kehancuran mereka itu malalui tangan-tangan kami. Ya Allah, berikan kami kesabaran, kesabaran yang mampu memelihara diri kami dari begitu banyaknya fitnah dan cobaan.
wallahu a'lam
Selasa, 23 Desember 2008
Islamic Finance News: Silver Lining Emerges for Islamic Finance
Dear Ali Sakti,
Financier Bernard Madoff’s alleged US$50 billion fraud raises the obvious question: How many more worms will emerge from the rapidly multiplying woes of the conventional financial system? The list of losers is headlined by stars of the system — HSBC, Banco Santander, Royal Bank of Scotland and Nomura.
One report said the affair has called into question the business model of hedge funds after many of the largest failed to spot warning signs. Some experts and Wall Street traders had raised concerns over the internal controls, business model and suspiciously consistent good performance of Madoff’s firm, but little attention was paid to this.
A prime concern is that most of the “victims” are also active in all other aspects of conventional finance, so are their decisions equally “faulty” in these areas as well? Is this why the financial crisis is so extensive?
Madoff was the darling of Wall Street. A former chairman of the Nasdaq stock exchange, the 70-year-old New Yorker ran one of the most exclusive, well-resourced and sought-after hedge funds in the world. He had claimed an “unblemished record of value, fair-dealing and high ethical standards”. He dealt with clients personally and only the wealthiest were allowed to join the rarefied atmosphere of his clique. He never outlined his trading methods or how he generated the healthy returns on his investors’ money. Anyone who queried him was shut out of his investors’ club.
For the best part of 50 years, he grew his business into one of the best-known, and most lucrative, investment vehicles in the world. In banking, reputation is everything. Little wonder, therefore, that hardly anyone questioned him. But the fact is that Madoff’s performance as an investment manager was too good to be true. That alone should have raised a red flag for the regulators. It was reported that his firm was inspected twice but nothing untoward was uncovered. How come?
This and other episodes show that conventional finance ought to adapt the practice in Islamic finance of having built-in parameters in terms of compulsory oversight (such as Shariah panels) and rigid limits on the scope of investments. The current weaker performance of the Islamic finance sector is only because of the fallout from the financial crisis in the conventional sector, such as a collapsing real estate market, squeeze on capital, a rapidly weakening real economy and dwindling world trade.
Even in these circumstances, things are looking up for Islamic finance. The Japanese government has amended financial regulations allowing bank subsidiaries to handle Islamic finance operations. This is in addition to its Asia Gateway Initiative, which includes the promotion of Islamic finance as a medium to develop the Asian bond market.
Singapore is striving to ride a new wave of interest in Islamic finance by global investors who have been badly burnt by the Western financial system. Recently, the republic has stepped up efforts to develop an Islamic finance industry by drawing on its existing strengths in wealth management, trade financing and capital markets.
Islamic finance can indeed bank on the silver lining in the dark clouds over conventional finance.
Our next issue will be on the 9th January 2009. Season’s greetings to everyone!
Best regards,
IFN team
Financier Bernard Madoff’s alleged US$50 billion fraud raises the obvious question: How many more worms will emerge from the rapidly multiplying woes of the conventional financial system? The list of losers is headlined by stars of the system — HSBC, Banco Santander, Royal Bank of Scotland and Nomura.
One report said the affair has called into question the business model of hedge funds after many of the largest failed to spot warning signs. Some experts and Wall Street traders had raised concerns over the internal controls, business model and suspiciously consistent good performance of Madoff’s firm, but little attention was paid to this.
A prime concern is that most of the “victims” are also active in all other aspects of conventional finance, so are their decisions equally “faulty” in these areas as well? Is this why the financial crisis is so extensive?
Madoff was the darling of Wall Street. A former chairman of the Nasdaq stock exchange, the 70-year-old New Yorker ran one of the most exclusive, well-resourced and sought-after hedge funds in the world. He had claimed an “unblemished record of value, fair-dealing and high ethical standards”. He dealt with clients personally and only the wealthiest were allowed to join the rarefied atmosphere of his clique. He never outlined his trading methods or how he generated the healthy returns on his investors’ money. Anyone who queried him was shut out of his investors’ club.
For the best part of 50 years, he grew his business into one of the best-known, and most lucrative, investment vehicles in the world. In banking, reputation is everything. Little wonder, therefore, that hardly anyone questioned him. But the fact is that Madoff’s performance as an investment manager was too good to be true. That alone should have raised a red flag for the regulators. It was reported that his firm was inspected twice but nothing untoward was uncovered. How come?
This and other episodes show that conventional finance ought to adapt the practice in Islamic finance of having built-in parameters in terms of compulsory oversight (such as Shariah panels) and rigid limits on the scope of investments. The current weaker performance of the Islamic finance sector is only because of the fallout from the financial crisis in the conventional sector, such as a collapsing real estate market, squeeze on capital, a rapidly weakening real economy and dwindling world trade.
Even in these circumstances, things are looking up for Islamic finance. The Japanese government has amended financial regulations allowing bank subsidiaries to handle Islamic finance operations. This is in addition to its Asia Gateway Initiative, which includes the promotion of Islamic finance as a medium to develop the Asian bond market.
Singapore is striving to ride a new wave of interest in Islamic finance by global investors who have been badly burnt by the Western financial system. Recently, the republic has stepped up efforts to develop an Islamic finance industry by drawing on its existing strengths in wealth management, trade financing and capital markets.
Islamic finance can indeed bank on the silver lining in the dark clouds over conventional finance.
Our next issue will be on the 9th January 2009. Season’s greetings to everyone!
Best regards,
IFN team
Minggu, 21 Desember 2008
Diskusi Seputar Opportunity Cost of Investment
Tanya: "What is the opportunity cost of investing in productive sector from Shariah point of view? If we look from Conventional point of view, it is really simple the opportunity cost of investing in the real sector (productive one) is the return from putting the money in government treasury bill."
Jawab: dalam ekonomi syariah, absensi bunga dan spekulasi di perekonomian membuat makroekonomi relatif menjadi "single sector" yaitu real sector saja. apa yang dimaksud Islamic monetary sector, tak lebih sekedar investment market, dimana keberadaannya sangat tergantung ada tidaknya real sector. Lihat saja akad-akad yang digunakan, jual beli (murabahah, salam, istishna, rahn dan ijarah) atau bagi hasil (mudharabah dan musyarakah).
dengan demikian, investor yang berinvestasi di sektor produktif (real sector) dalam rangka profit motives, pilihannya ada dua: investasi langsung dengan membuka usaha (buka warteg, warnet, wartel atau mini market) atau investasi tidak langsung di pasar investasi (melalui bank syariah, reksadana, saham atau sukuk). ada semacam dorongan tersendiri bagi pemilik dana untuk berinvestasi dalam ekonomi syariah, karena kalau ia keep financial wealth-nya maka ia akan terkena risiko berupa pengurangan jumlah financial wealth akibat pungutan zakat. jika ia tidak "ingin" terkena zakat, maka salah satu jalannya adalah di investasikan. betul, dalam berinvestasi ada dua kemungkinan: untung dan rugi, tinggal saja komparasi perhitungan besar kecil ekspektasi kerugian dengan pungutan zakat yang mengena pada financial wealth-nya.
tapi dalam ekonomi syariah asumsi prilaku ekonomi idealnya bukan cuma motivasi profit tetapi juga motivasi sosial. hal ini berpegang teguh pada prinsip "manusia yang terbaik adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lain" (Muhammad, 610-an). pemilik dana akan tetap berinvestasi jika ternyata dari investasinya dapat memberikan pekerjaan buat orang lain, meskipun returnnya = 0. kalau hitungan profit mungkin toleransi kerugian dari investasi bagi pemilik dana adalah < 2,5% yaitu besarnya persentase zakat yang mengena jika financial wealth-nya idle. kalau hitungan sosialnya, toleransi kerugiannya tentu 100% yaitu sebesar dananya, karena sepanjang uangnya mampu membuat orang bekerja, investasi bisa menjelma menjadi investasi "hereafter" diinfakkan, dihadiahkan, disedekahkan, diwakafkan. pada tingkat keyakinan tertentu pemilik dana akan teguh juga berpegang pada prinsip " barang siapa yang membelanjakan hartanya di jalan kebajikan, maka akan Tuhan lipatgandakan rizkinya (kekayaannya)" (Muhammad, 610-an).
integrasi motivasi profit dan sosial menjadi keunikan tersendiri dalam asumsi-asumsi ekonomi syariah. padahal dikotomi motivasi profit dan sosial juga terkadang kurang tepat mengingat motivasi profit pada dasarnya digerakkan oleh motivasi sosialnya, semakin banyak profit yang didapatkan, maka akan semakin banyak kemanfaatan financial wealthnya bagi orang lain (semangat untuk mencari profit adalah memberi bukan menikmati), sehingga predikat manusia terbaik sesuai prinsip pertama di atas menjadi besar kemungkinan ia dapatkan. itu mengapa Muhammad menggenapkan prinsip itu dengan mengatakan "harta yang baik itu ada di tangan orang shaleh". dengan demikian rasionalitas dan logika diatas akan semakin dapat terjadi jika prilaku ekonominya didasarkan pada "keshalehan" baik individu maupun kolektif.
salam
ali sakti
Jawab: dalam ekonomi syariah, absensi bunga dan spekulasi di perekonomian membuat makroekonomi relatif menjadi "single sector" yaitu real sector saja. apa yang dimaksud Islamic monetary sector, tak lebih sekedar investment market, dimana keberadaannya sangat tergantung ada tidaknya real sector. Lihat saja akad-akad yang digunakan, jual beli (murabahah, salam, istishna, rahn dan ijarah) atau bagi hasil (mudharabah dan musyarakah).
dengan demikian, investor yang berinvestasi di sektor produktif (real sector) dalam rangka profit motives, pilihannya ada dua: investasi langsung dengan membuka usaha (buka warteg, warnet, wartel atau mini market) atau investasi tidak langsung di pasar investasi (melalui bank syariah, reksadana, saham atau sukuk). ada semacam dorongan tersendiri bagi pemilik dana untuk berinvestasi dalam ekonomi syariah, karena kalau ia keep financial wealth-nya maka ia akan terkena risiko berupa pengurangan jumlah financial wealth akibat pungutan zakat. jika ia tidak "ingin" terkena zakat, maka salah satu jalannya adalah di investasikan. betul, dalam berinvestasi ada dua kemungkinan: untung dan rugi, tinggal saja komparasi perhitungan besar kecil ekspektasi kerugian dengan pungutan zakat yang mengena pada financial wealth-nya.
tapi dalam ekonomi syariah asumsi prilaku ekonomi idealnya bukan cuma motivasi profit tetapi juga motivasi sosial. hal ini berpegang teguh pada prinsip "manusia yang terbaik adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lain" (Muhammad, 610-an). pemilik dana akan tetap berinvestasi jika ternyata dari investasinya dapat memberikan pekerjaan buat orang lain, meskipun returnnya = 0. kalau hitungan profit mungkin toleransi kerugian dari investasi bagi pemilik dana adalah < 2,5% yaitu besarnya persentase zakat yang mengena jika financial wealth-nya idle. kalau hitungan sosialnya, toleransi kerugiannya tentu 100% yaitu sebesar dananya, karena sepanjang uangnya mampu membuat orang bekerja, investasi bisa menjelma menjadi investasi "hereafter" diinfakkan, dihadiahkan, disedekahkan, diwakafkan. pada tingkat keyakinan tertentu pemilik dana akan teguh juga berpegang pada prinsip " barang siapa yang membelanjakan hartanya di jalan kebajikan, maka akan Tuhan lipatgandakan rizkinya (kekayaannya)" (Muhammad, 610-an).
integrasi motivasi profit dan sosial menjadi keunikan tersendiri dalam asumsi-asumsi ekonomi syariah. padahal dikotomi motivasi profit dan sosial juga terkadang kurang tepat mengingat motivasi profit pada dasarnya digerakkan oleh motivasi sosialnya, semakin banyak profit yang didapatkan, maka akan semakin banyak kemanfaatan financial wealthnya bagi orang lain (semangat untuk mencari profit adalah memberi bukan menikmati), sehingga predikat manusia terbaik sesuai prinsip pertama di atas menjadi besar kemungkinan ia dapatkan. itu mengapa Muhammad menggenapkan prinsip itu dengan mengatakan "harta yang baik itu ada di tangan orang shaleh". dengan demikian rasionalitas dan logika diatas akan semakin dapat terjadi jika prilaku ekonominya didasarkan pada "keshalehan" baik individu maupun kolektif.
salam
ali sakti
Selasa, 16 Desember 2008
American Financial Crisis: Memalukan!
Kekacauan sistem keuangan amerika memperlihatkan borok-borok mereka yang memalukan satu demi satu. Ternyata semakin hari bukan perbaikan yang nampak tetapi fakta-fakta industri keuangan yang semakin mencerminkan betapa dalamnya krisis keuangan kali ini. Amerika betul-betul menjadi "reality show" yang episod demi episod ditunggu oleh siapa saja, oleh kawan dan lawan.
Setelah kehancuran industri keuangan di semua sektornya; mortgage, investment bank, insurance, trustfund, Amerika digoyang dengan badai di sektor riilnya berupa kehancuran tiga perusahaan outomotif terbesar disana yaitu General Motors, Cryshler dan Ford. Hantu berupa masalah pengangguran semakin meluas, bencana selanjutnya telah mengintip; macetnya kartu kredit secara masif!
Sementara itu, Federal Reserve (Fedres) mencoba menenangkan keadaan dengan memotong tingkat suku bunga (Fed Rate) yang cenderung menuju 0%. Tingkat suku bunga ini merupakan tingkat suku bunga terendah sepanjang sejarah Amerika. Kebijakan ini cukup jelas sasarannya, yaitu menggerakkan kembali perekonomian. Dengan tingkat bunga serendah itu, masyarakat dihimbau untuk kembali berkonsumsi (akibat kecenderungan money supply yang meningkat), melakukan injeksi dan dorongan pada permintaan agregat nasional agar penawaran agregat atau sektor produksi terangsang untuk kembali menjalankan roda industri.
Kebijakan ini hakikatnya persis sama dengan kebijakan yang dianjurkan oleh Lord John Maynard Keynes ketika Great Depression melanda Amerika 80 tahun yang lalu. Bedanya kali ini pemerintah tidak melakukan injeksi demand melalui pencetakan uang, mungkin karena Amerika saat ini masih merasa cukup menggunakan budget mereka yang tersisa. Itu mengapa Barack Obama sudah mewanti-wanti bahwa program pertama yang akan menjadi perhatian dia adalah projek-projek infrastruktur yang ditargetkan akan menyerap 2 juta angkatan kerja
Berhasilkah kebijakan ini? Belum pertanyaan itu terjawab, Amerika kembali dipermalukan dengan kasus kecurangan terbesar, yaitu pemalsuan laporan keuangan Perusahaan Sekuritas Madoff. Tidak tanggung-tanggung pemalsuan itu telah berlangsung selama satu dekade atau 10 tahun!!! Kemana aja regulatornya? Ngapain aja mereka? Pelajaran yang sangat mahal buat anda, buat kita yang sudah cinta buta dengan profesionalisme cowboy Amerika.
Kasus Madoff ini memiliki implikasi yang juga tidak tanggung-tanggung, lembaga-lembaga keuangan dunia, termasuk lembaga-lembaga sosial atau bahkan di dalamnya termasuk investor-investor dari orang-orang terkemuka dunia seperti selebriti Hollywood, harus menghadapi potensi rugi yang belum pernah mereka bayangkan.
prosesi permaluan Amerika, sepertinya menjadi sempurna pekan-pekan ini dengan dilemparnya Presiden Amerika dengan sepatu oleh Wartawan TV Al Baghdadi, bukan cuma satu tapi dua sepatu! Dan kejadian itu disaksikan jutaan orang di dunia, bahkan oleh beberapa stasiun TV konferensi pers (dimana kejadian itu terjadi) itu disiarkan secara langsung. Kini visual kejadiannya menjadi tontonan yang paling dicari di internet, stasiun TV di seluruh dunia hingga beberapa hari terus membahas dan mengulang-ulang berita itu. Yang lebih lucu lagi, warga Amerika sendiri ada yang berkomentar di website Aljazeera.net/english seperti ini: Americans wish we had the chance to do something similar to Bush... (mungkin dalam waktu yang tidak lama banyak orang di dunia yang akan mengejar untuk mendapatkan sepasang sepatu itu... nilai historis dan emosionalnya begitu tinggi).
Kepada siapa saja yang hatinya tengah berbunga, karena boleh jadi ditakdirkan oleh Tuhan untuk menjadi saksi atas kehancuran sebuah bangsa yang pernah begitu dikagumi dan dielu-elukan, mari cermati setiap detik kehancuran itu. Jangan sampai ada peristiwa yang terlewatkan untuk kita saksikan, karena disetiap kejadian itu ada pesan Tuhan yang begitu jelas Beliau sampaikan, kehancuran adalah akhir bagi sesiapa yang berbuat kezaliman.
Setelah kehancuran industri keuangan di semua sektornya; mortgage, investment bank, insurance, trustfund, Amerika digoyang dengan badai di sektor riilnya berupa kehancuran tiga perusahaan outomotif terbesar disana yaitu General Motors, Cryshler dan Ford. Hantu berupa masalah pengangguran semakin meluas, bencana selanjutnya telah mengintip; macetnya kartu kredit secara masif!
Sementara itu, Federal Reserve (Fedres) mencoba menenangkan keadaan dengan memotong tingkat suku bunga (Fed Rate) yang cenderung menuju 0%. Tingkat suku bunga ini merupakan tingkat suku bunga terendah sepanjang sejarah Amerika. Kebijakan ini cukup jelas sasarannya, yaitu menggerakkan kembali perekonomian. Dengan tingkat bunga serendah itu, masyarakat dihimbau untuk kembali berkonsumsi (akibat kecenderungan money supply yang meningkat), melakukan injeksi dan dorongan pada permintaan agregat nasional agar penawaran agregat atau sektor produksi terangsang untuk kembali menjalankan roda industri.
Kebijakan ini hakikatnya persis sama dengan kebijakan yang dianjurkan oleh Lord John Maynard Keynes ketika Great Depression melanda Amerika 80 tahun yang lalu. Bedanya kali ini pemerintah tidak melakukan injeksi demand melalui pencetakan uang, mungkin karena Amerika saat ini masih merasa cukup menggunakan budget mereka yang tersisa. Itu mengapa Barack Obama sudah mewanti-wanti bahwa program pertama yang akan menjadi perhatian dia adalah projek-projek infrastruktur yang ditargetkan akan menyerap 2 juta angkatan kerja
Berhasilkah kebijakan ini? Belum pertanyaan itu terjawab, Amerika kembali dipermalukan dengan kasus kecurangan terbesar, yaitu pemalsuan laporan keuangan Perusahaan Sekuritas Madoff. Tidak tanggung-tanggung pemalsuan itu telah berlangsung selama satu dekade atau 10 tahun!!! Kemana aja regulatornya? Ngapain aja mereka? Pelajaran yang sangat mahal buat anda, buat kita yang sudah cinta buta dengan profesionalisme cowboy Amerika.
Kasus Madoff ini memiliki implikasi yang juga tidak tanggung-tanggung, lembaga-lembaga keuangan dunia, termasuk lembaga-lembaga sosial atau bahkan di dalamnya termasuk investor-investor dari orang-orang terkemuka dunia seperti selebriti Hollywood, harus menghadapi potensi rugi yang belum pernah mereka bayangkan.
prosesi permaluan Amerika, sepertinya menjadi sempurna pekan-pekan ini dengan dilemparnya Presiden Amerika dengan sepatu oleh Wartawan TV Al Baghdadi, bukan cuma satu tapi dua sepatu! Dan kejadian itu disaksikan jutaan orang di dunia, bahkan oleh beberapa stasiun TV konferensi pers (dimana kejadian itu terjadi) itu disiarkan secara langsung. Kini visual kejadiannya menjadi tontonan yang paling dicari di internet, stasiun TV di seluruh dunia hingga beberapa hari terus membahas dan mengulang-ulang berita itu. Yang lebih lucu lagi, warga Amerika sendiri ada yang berkomentar di website Aljazeera.net/english seperti ini: Americans wish we had the chance to do something similar to Bush... (mungkin dalam waktu yang tidak lama banyak orang di dunia yang akan mengejar untuk mendapatkan sepasang sepatu itu... nilai historis dan emosionalnya begitu tinggi).
Kepada siapa saja yang hatinya tengah berbunga, karena boleh jadi ditakdirkan oleh Tuhan untuk menjadi saksi atas kehancuran sebuah bangsa yang pernah begitu dikagumi dan dielu-elukan, mari cermati setiap detik kehancuran itu. Jangan sampai ada peristiwa yang terlewatkan untuk kita saksikan, karena disetiap kejadian itu ada pesan Tuhan yang begitu jelas Beliau sampaikan, kehancuran adalah akhir bagi sesiapa yang berbuat kezaliman.
Senin, 15 Desember 2008
Hubungan si Kaya dan si Miskin (2)
Bagaimana jika si kaya tidak memiliki zuhud terhadap hartanya? Bagaimana jika si miskin tidak qona’ah dengan keadaannya? Mungkin nasehat Sayyid Quthb dalam tafsir Fizilalil Qur’an, menjelaskan hubungan mereka. Jika dibiarkan keadaan si kaya dan si miskin seperti itu, maka interaksi mereka pasti interaksi saling bermaksiat. Si kaya mengambil hak-hak si miskin, atau bahkan mengajak si miskin bermaksiat bersama. Sementara si miskin melayani kemaksiatan si kaya, hingga kemaksiatan bukan lagi keterdesakan baginya, tetapi sebuah gaya hidup yang ia nikmati secara perlahan atau bahkan menjadi cita-cita masa depan.
Jangan biarkan si kaya asyik dengan kekayaan dan keserakahannya, karena suatu waktu mereka akan mengajak si miskin bermaksiat bersama mereka. Lihatlah ketika manusia-manusia kaya bergelimang harta, sementara dihatinya tidak tertinggal rasa iman, maka harta kemudian menjadi alat yang efektif untuk memuaskan nafsu mereka. Dan siapa yang melayani kebutuhan nafsu itu? Tentu si miskin yang tak memiliki pilihan kecuali kerja apa saja untuk perutnya yang kosong, terlebih lagi si miskin tak memiliki prinsip kehormatan yang sepatutnya menjaga harga diri dan kemuliaannya sebagai manusia.
Akhirnya semua perangkat dan sistem kehidupan terjebak dalam interaksi kaya dan miskin yang tidak sehat. Dibalik interaksi mereka yang saling memuaskan nafsu, pada dasarnya mereka saling tipu dan memperdaya. Tetapi gegap gempita pergaulan mereka telah mengaburkan hakikat itu, hakikat itu menjadi asing bagi mereka, bagi kehidupan atau bagi zaman dan peradaban.
Anda, yang sadar pada hakikat ini, adalah sedikit dari sedikit manusia yang diberikan kemuliaan dan kehormatan oleh Tuhan, mampu melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi. Dan itu bukan sebuah kebetulan. Kemuliaan itu seharusnya berujung pada kesadaran bahwa ada amanah yang harus anda jalankan, yaitu MELAKUKAN PERBAIKAN! Gerakan perbaikan harus dilaksanakan. Gerakan penyadaran harus segera digelar. Anda dan semua manusia yang sadar harus berkumpul bersama, kemudian belajar, berencana dan bergerak bersama.
Amanah bagi mereka adalah mengenalkan nilai-nilai baru bagi kehidupan, yang kemudian melahirkan kelaziman baru, budaya baru, atau bahkan peradaban baru. Tentu semua itu diawali dengan gerakan-gerakan penyadaran kepada seluruh manusia. Pada ketika yang sama, upaya membentuk generasi baru yang akrab dengan Islam harus menjadi kerja-kerja utama. Generasi baru harus diasingkan dari kegilaan zaman. Anda, saya dan kita harus memusnahkan kelaziman zalim dari generasi-generasi selanjutnya. Ketika kesadaran itu sudah memenuhi hati dan prilaku anda, maka pastikan bahwa tidak ada generasi yang lahir dari anda mengenal kegilaan zaman yang telah anda tinggalkan.
Ditengah-tengah upaya itu, mari berdoa, semoga Allah berikan kemudahan jalan dan kesabaran ekstra bagi kita semua. Setidak-tidaknya untuk duduk diam di sudut dunia, membujuk diri agar tidak hanyut dalam gegap gempita dan pesta-pora dunia dengan kemegahannya.
Jangan biarkan si kaya asyik dengan kekayaan dan keserakahannya, karena suatu waktu mereka akan mengajak si miskin bermaksiat bersama mereka. Lihatlah ketika manusia-manusia kaya bergelimang harta, sementara dihatinya tidak tertinggal rasa iman, maka harta kemudian menjadi alat yang efektif untuk memuaskan nafsu mereka. Dan siapa yang melayani kebutuhan nafsu itu? Tentu si miskin yang tak memiliki pilihan kecuali kerja apa saja untuk perutnya yang kosong, terlebih lagi si miskin tak memiliki prinsip kehormatan yang sepatutnya menjaga harga diri dan kemuliaannya sebagai manusia.
Akhirnya semua perangkat dan sistem kehidupan terjebak dalam interaksi kaya dan miskin yang tidak sehat. Dibalik interaksi mereka yang saling memuaskan nafsu, pada dasarnya mereka saling tipu dan memperdaya. Tetapi gegap gempita pergaulan mereka telah mengaburkan hakikat itu, hakikat itu menjadi asing bagi mereka, bagi kehidupan atau bagi zaman dan peradaban.
Anda, yang sadar pada hakikat ini, adalah sedikit dari sedikit manusia yang diberikan kemuliaan dan kehormatan oleh Tuhan, mampu melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi. Dan itu bukan sebuah kebetulan. Kemuliaan itu seharusnya berujung pada kesadaran bahwa ada amanah yang harus anda jalankan, yaitu MELAKUKAN PERBAIKAN! Gerakan perbaikan harus dilaksanakan. Gerakan penyadaran harus segera digelar. Anda dan semua manusia yang sadar harus berkumpul bersama, kemudian belajar, berencana dan bergerak bersama.
Amanah bagi mereka adalah mengenalkan nilai-nilai baru bagi kehidupan, yang kemudian melahirkan kelaziman baru, budaya baru, atau bahkan peradaban baru. Tentu semua itu diawali dengan gerakan-gerakan penyadaran kepada seluruh manusia. Pada ketika yang sama, upaya membentuk generasi baru yang akrab dengan Islam harus menjadi kerja-kerja utama. Generasi baru harus diasingkan dari kegilaan zaman. Anda, saya dan kita harus memusnahkan kelaziman zalim dari generasi-generasi selanjutnya. Ketika kesadaran itu sudah memenuhi hati dan prilaku anda, maka pastikan bahwa tidak ada generasi yang lahir dari anda mengenal kegilaan zaman yang telah anda tinggalkan.
Ditengah-tengah upaya itu, mari berdoa, semoga Allah berikan kemudahan jalan dan kesabaran ekstra bagi kita semua. Setidak-tidaknya untuk duduk diam di sudut dunia, membujuk diri agar tidak hanyut dalam gegap gempita dan pesta-pora dunia dengan kemegahannya.
Minggu, 14 Desember 2008
Hubungan si Kaya dan si Miskin
Sejarah menunjukkan bagaimana peristiwa-peristiwa penting berupa pergolakan-pergolakan sosial terjadi akibat hubungan yang tidak berjalan baik antara dua golongan masyarakat, yaitu golongan kaya dan miskin. Atau setidak-tidaknya pergolakan sosial selalu dihubungkan dengan isu ketimpangan antara dua golongan tersebut. Bahkan dinamika kehidupan manusia pada berbagai aspeknya tidak bisa lepas dari konflik dari dua golongan ini. Bagaimana Islam melihat masalah ini? Dan bagaimana konsep Islam terimplementasi dalam perekonomian?
Islam memandang kedua golongan tersebut dengan proporsional dan adil. Keduanya memiliki spesifikasi dan keistimewaannya sendiri-sendiri. Anjuran-anjuran untuk menjadi kaya secara implicit dan eksplisit sudah tertuang dalam firman Tuhan dan sabda Nabi. Begitu juga bagi golongan miskin, tidak kalah kemuliaan bagi mereka seperti juga di khabarkan di Qur’an dan Sunnah. Keduanya bukan kemudian berkompetisi dalam bentuk konflik sosial, berebut suara bentuk tuntutan-tuntutan hak dan kewajiban. Seperti apa kemuliaan keduanya dan bagaimana interaksi mereka?
Ketika seruan Nabi menyatakan bahwa “manusia yang terbaik diantara kalian adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lain”, maka golongan kaya dari masyarakat menjadi golongan yang paling berpotensi untuk menjadi manusia yang terbaik dari manusia baik yang ada. Itu mengapa Nabi juga pernah mengatakan “Orang-orang kaya telah meraih pahala (yang banyak)… .” Karena dengan hartanya mereka memiliki kemampuan untuk memaksimalkan kemanfaatan dirinya dan kemudian tampil menjadi manusia terbaik. Semakin banyak hartanya semakin melimpah kemanfaatan dirinya, sehingga semangat mencari harta semakin meninggi untuk motif tersebut.
Sementara itu, golongan miskin dimuliakan ketika mereka berpegang pada teguh pada Islam dengan segala kesabaran, menjaga harga diri dan kehormatannya, sehingga status ekonominya tidak membatasi mereka dalam beribadah, bermuamalah dan beramal secara maksimal. Ketika ditanya mengapa Sahabat Barra bin Malik sedikit tidak memperbaiki kondisi hidupnya dengan mengambil haknya dari ghanimah-ghanimah perang yang diikutinya atau sekedar meminta kepada Allah karena doa lisannya yang selalu diijabah, beliau dengan santun beralasan kalau beliau selalu teringat-ingat sabda manusia kesayangannya Rasulullah SAW; di akhirat akan ada golongan manusia pertama dan utama yang akan masuk ke syurga yaitu golongan miskin yang istiqomah.
Artinya, dalam Islam golongan miskin boleh jadi adalah realitas ekonomi, tetapi kehormatan dan kemuliaan Islam sangat mungkin menjadi motivasi mereka memelihara kemiskinan. Bahkan beberapa diantara mereka menghalangi dirinya menerima sedekah demi menjaga kesucian perjuangan, dan pengorbanan mereka. Duh, betapa generasi itu sudah punah di zaman ini.
Lihatlah saudara-saudara, orang kaya yang zuhud dengan hartanya dan orang-orang miskin qona’ah dengan keadaannya, mereka berhubungan dan bergaul dengan berpedoman pada prinsip memaksimalkan kemanfaatan diri dan penjagaan kehormatan. Pergaulan yang penuh berkah dan hikmah, yang didalamnya tidak memiliki nilai apapun kecuali nilai ibadah bagi keduanya. Kesahajaan, keteduhan dan kesantunan menjadi warna pergaulan ekonomi Islam.
Kepada saudara-saudara, apapun posisi anda, apapun status sosial ekonomi anda, mari kita wujudkan kembali bentuk dan warna pergaulan itu. Kita berikan nuansa baru bagi dunia, kita tunjukkan pada mereka seperti apa Islam sebenarnya dalam pergaulan ekonomi. Tapi pergaulan itu membutuhkan manusia-manusia kaya dan miskin yang memahami betul-betul akidah dan akhlak Islam, meresapi Islam dengan utuh, pengetahuan sepenuhnya menjadi prilaku. Oleh sebab itu, mari sisihkan waktu untuk duduk di majelis-majelis ilmu pengkajian Islam, mari sisihkan tenaga untuk ikut dalam langkah-langkah dakwah dimanapun dan dalam bentuk apapun.
Wallahu a’lam
Ali Sakti
Islam memandang kedua golongan tersebut dengan proporsional dan adil. Keduanya memiliki spesifikasi dan keistimewaannya sendiri-sendiri. Anjuran-anjuran untuk menjadi kaya secara implicit dan eksplisit sudah tertuang dalam firman Tuhan dan sabda Nabi. Begitu juga bagi golongan miskin, tidak kalah kemuliaan bagi mereka seperti juga di khabarkan di Qur’an dan Sunnah. Keduanya bukan kemudian berkompetisi dalam bentuk konflik sosial, berebut suara bentuk tuntutan-tuntutan hak dan kewajiban. Seperti apa kemuliaan keduanya dan bagaimana interaksi mereka?
Ketika seruan Nabi menyatakan bahwa “manusia yang terbaik diantara kalian adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lain”, maka golongan kaya dari masyarakat menjadi golongan yang paling berpotensi untuk menjadi manusia yang terbaik dari manusia baik yang ada. Itu mengapa Nabi juga pernah mengatakan “Orang-orang kaya telah meraih pahala (yang banyak)… .” Karena dengan hartanya mereka memiliki kemampuan untuk memaksimalkan kemanfaatan dirinya dan kemudian tampil menjadi manusia terbaik. Semakin banyak hartanya semakin melimpah kemanfaatan dirinya, sehingga semangat mencari harta semakin meninggi untuk motif tersebut.
Sementara itu, golongan miskin dimuliakan ketika mereka berpegang pada teguh pada Islam dengan segala kesabaran, menjaga harga diri dan kehormatannya, sehingga status ekonominya tidak membatasi mereka dalam beribadah, bermuamalah dan beramal secara maksimal. Ketika ditanya mengapa Sahabat Barra bin Malik sedikit tidak memperbaiki kondisi hidupnya dengan mengambil haknya dari ghanimah-ghanimah perang yang diikutinya atau sekedar meminta kepada Allah karena doa lisannya yang selalu diijabah, beliau dengan santun beralasan kalau beliau selalu teringat-ingat sabda manusia kesayangannya Rasulullah SAW; di akhirat akan ada golongan manusia pertama dan utama yang akan masuk ke syurga yaitu golongan miskin yang istiqomah.
Artinya, dalam Islam golongan miskin boleh jadi adalah realitas ekonomi, tetapi kehormatan dan kemuliaan Islam sangat mungkin menjadi motivasi mereka memelihara kemiskinan. Bahkan beberapa diantara mereka menghalangi dirinya menerima sedekah demi menjaga kesucian perjuangan, dan pengorbanan mereka. Duh, betapa generasi itu sudah punah di zaman ini.
Lihatlah saudara-saudara, orang kaya yang zuhud dengan hartanya dan orang-orang miskin qona’ah dengan keadaannya, mereka berhubungan dan bergaul dengan berpedoman pada prinsip memaksimalkan kemanfaatan diri dan penjagaan kehormatan. Pergaulan yang penuh berkah dan hikmah, yang didalamnya tidak memiliki nilai apapun kecuali nilai ibadah bagi keduanya. Kesahajaan, keteduhan dan kesantunan menjadi warna pergaulan ekonomi Islam.
Kepada saudara-saudara, apapun posisi anda, apapun status sosial ekonomi anda, mari kita wujudkan kembali bentuk dan warna pergaulan itu. Kita berikan nuansa baru bagi dunia, kita tunjukkan pada mereka seperti apa Islam sebenarnya dalam pergaulan ekonomi. Tapi pergaulan itu membutuhkan manusia-manusia kaya dan miskin yang memahami betul-betul akidah dan akhlak Islam, meresapi Islam dengan utuh, pengetahuan sepenuhnya menjadi prilaku. Oleh sebab itu, mari sisihkan waktu untuk duduk di majelis-majelis ilmu pengkajian Islam, mari sisihkan tenaga untuk ikut dalam langkah-langkah dakwah dimanapun dan dalam bentuk apapun.
Wallahu a’lam
Ali Sakti
Misi Perjuangan Ekonomi Islam
Ratusan ribu manusia memenuhi jalan-jalan kota Gaza dan berkumpul di lapangan utama memperingati berdirinya organisasi perlawanan Palestina “HAMAS” (Gerakan Pembebasan Islam). Mereka berdiri dan saling menyemangati serta memperteguh cita-cita membebaskan tanah suci mereka Palestina dari cengkraman penjajah Yahudi. Cita-cita dan tekad yang terus terpelihara selama lebih dari 50 tahun. Perjuangan, ya perjuangan adalah esensi kehidupan mereka. Dan tidak berlebihan bahwa perjuangan Palestina bersama Hamas adalah juga perjuangan keyakinan, perjuangan menegakkan panji-panji Islam.
Saya kembali tertegun dan merenungkan perjuangan yang kini menjadi kerja sehari-hari, dan juga menjadi kerja saudara-saudara lain di berbagai lembaga, berbagai bentuk kerja, yaitu perjuangan membumikan ekonomi Islam. Apa hubungannya perjuangan pembebasan Palestina dengan pembumian Ekonomi Islam?
Belum beranalisa lebih jauh, renunganku sudah menemukan kesimpulan dengan sedikit rasa primordial, dua perjuangan itu SAMA! Keduanya memiliki satu nafas perjuangan menegakkan Islam disetiap jengkal bumi. Mengenalkannya kepada semua makhluk bumi bahwa Islam adalah yang terbaik bagi kehidupan mereka. Dan ekonomi Islam adalah wajah Islam dalam ekonomi, artinya perjuangan ekonomi Islam adalah perjuangan menegakkan Islam. Oleh sebab itu, perjuangan ini tidak bisa dipisahkan dengan perjuangan saudara-saudaraku yang ada di jalan-jalan kota Gaza.
Ekonomi Islam memiliki misi yang mungkin jauh dari bayangan orang yang tengah mempelajari, mendalami dan mencoba melaksanakannya. Misi ini menjadi bagian dari misi besar Islam yang memang tengah diperjuangkan oleh para intelektual, politisi, dan pelajar di seluruh belahan dunia dan di sepanjang zaman. Misi besar yang ingin mempersembahkan bentuk kehidupan yang lebih baik bagi manusia dan alam, bentuk kehidupan yang berpandu pada ketentuan-ketentuan Pencipta, Tuhan Semesta Alam.
Misi besar ini mungkin akan diterjemahkan negative oleh pihak-pihak yang memang telah memiliki persepsi negative terhadap Islam. Sehingga harapannya perjuangan ekonomi Islam diharapkan mampu menepis persepsi negative terhadap gerakan-gerakan perbaikan Islam non-ekonomi (politik, hukum, budaya dan pendidikan). Namun pada sisi lain, para pejuang-pejuang ekonomi Islam harus memahami misi besar ini, sehingga mereka selayaknya memiliki semangat ekstra, inovasi lebih, endurance yang prima, kualitas kerja yang tinggi dan tentu saja pengorbanan yang lua. Khusus pengorbanan, ia harus menjadi konsekwensi yang sudah diikhlaskan oleh para pejuang-pejuang ekonomi Islam.
Diakhir-akhir renungan, saya teringat cerita orang-orang shaleh terdahulu, kehidupan dan prilaku mereka. Saudara-saudara seperjuangan, saya mengajak diri sendiri dan anda, mari bercermin selalu dengan prilaku tawadhu, zuhud dan qona’ah para Nabi dan wali. Sepatutnya pejuanglah yang mencontohkan prilaku itu dengan kualitas terbaik bagi semua. Pejuanglah yang mewujudkan kelaziman baru ekonomi ini. Mereka berada di baris terdepan dalam berbuat, dan berkorban. Tapi percayalah, kemuliaan dan kehormatan dari Tuhan adalah pejuang akan berada di barisan terdepan dari barisan-barisan calon penghuni syurga. Boleh jadi di barisan terdepan itu, anda pejuang, akan berada satu shaf dengan saudara-saudara pejuang pembebas Palestina…
Wallahu a’lam
Ali Sakti
Saya kembali tertegun dan merenungkan perjuangan yang kini menjadi kerja sehari-hari, dan juga menjadi kerja saudara-saudara lain di berbagai lembaga, berbagai bentuk kerja, yaitu perjuangan membumikan ekonomi Islam. Apa hubungannya perjuangan pembebasan Palestina dengan pembumian Ekonomi Islam?
Belum beranalisa lebih jauh, renunganku sudah menemukan kesimpulan dengan sedikit rasa primordial, dua perjuangan itu SAMA! Keduanya memiliki satu nafas perjuangan menegakkan Islam disetiap jengkal bumi. Mengenalkannya kepada semua makhluk bumi bahwa Islam adalah yang terbaik bagi kehidupan mereka. Dan ekonomi Islam adalah wajah Islam dalam ekonomi, artinya perjuangan ekonomi Islam adalah perjuangan menegakkan Islam. Oleh sebab itu, perjuangan ini tidak bisa dipisahkan dengan perjuangan saudara-saudaraku yang ada di jalan-jalan kota Gaza.
Ekonomi Islam memiliki misi yang mungkin jauh dari bayangan orang yang tengah mempelajari, mendalami dan mencoba melaksanakannya. Misi ini menjadi bagian dari misi besar Islam yang memang tengah diperjuangkan oleh para intelektual, politisi, dan pelajar di seluruh belahan dunia dan di sepanjang zaman. Misi besar yang ingin mempersembahkan bentuk kehidupan yang lebih baik bagi manusia dan alam, bentuk kehidupan yang berpandu pada ketentuan-ketentuan Pencipta, Tuhan Semesta Alam.
Misi besar ini mungkin akan diterjemahkan negative oleh pihak-pihak yang memang telah memiliki persepsi negative terhadap Islam. Sehingga harapannya perjuangan ekonomi Islam diharapkan mampu menepis persepsi negative terhadap gerakan-gerakan perbaikan Islam non-ekonomi (politik, hukum, budaya dan pendidikan). Namun pada sisi lain, para pejuang-pejuang ekonomi Islam harus memahami misi besar ini, sehingga mereka selayaknya memiliki semangat ekstra, inovasi lebih, endurance yang prima, kualitas kerja yang tinggi dan tentu saja pengorbanan yang lua. Khusus pengorbanan, ia harus menjadi konsekwensi yang sudah diikhlaskan oleh para pejuang-pejuang ekonomi Islam.
Diakhir-akhir renungan, saya teringat cerita orang-orang shaleh terdahulu, kehidupan dan prilaku mereka. Saudara-saudara seperjuangan, saya mengajak diri sendiri dan anda, mari bercermin selalu dengan prilaku tawadhu, zuhud dan qona’ah para Nabi dan wali. Sepatutnya pejuanglah yang mencontohkan prilaku itu dengan kualitas terbaik bagi semua. Pejuanglah yang mewujudkan kelaziman baru ekonomi ini. Mereka berada di baris terdepan dalam berbuat, dan berkorban. Tapi percayalah, kemuliaan dan kehormatan dari Tuhan adalah pejuang akan berada di barisan terdepan dari barisan-barisan calon penghuni syurga. Boleh jadi di barisan terdepan itu, anda pejuang, akan berada satu shaf dengan saudara-saudara pejuang pembebas Palestina…
Wallahu a’lam
Ali Sakti
Selasa, 09 Desember 2008
Intermezzo dalam Lamunan Pagi
Apa yang ada di benak anda jika Allah SWT berikan kemuliaan dan kehormatan kepada anda, berupa informasi bahwa besok anda akan mendapatkan kekayaan melimpah yang mampu mengangkat derajat status ekonomi anda sama seperti konglomerat-konglomerat di tanah air? apa yang anda akan lakukan? pastinya akan otomatis pop-up berbagai rencana di benak anda, entah itu ingin keliling dunia, naik haji, ber-ZISWaf, buka perusahaan... apa lagi?
Tapi apakah rencana itu akan terejawantah begitu kekayaan ada di tangan? Atau malah membuat anda semakin kikir dari sebelumnya, karena anda mengalami shock yang membuat anda sangat paranoid kehilangan kekayaan itu secara mendadak, semendadak anda mendapatkannya. Well, kita tidak tahu, prilaku manusia sangat ditentukan oleh nilai-nilai yang telah membentuk dan memapankan karakteristik berikut emosinya.
Kekayaan boleh jadi membuat kita menjadi semakin gila atau malah membuat kita menangis. Semua tergantung kesadaran. Jika kita tidak sadar, kita akan larut asyik dengan arus kenikmatan dunia yang dibawa oleh harta itu, yang selama ini selalu menjadi angan-angan bawah sadar kita. Tetapi ketika kita sadar, boleh jadi kita menangis sejadi-jadinya, karena harta itu telah merenggut waktu-waktu berharga kita untuk selalu dekat dengan Tuhan.
Waktu zikir telah tergantikan dengan konsentrasi menghitung-hitung lembar uang atau audit setiap malam berapa penerimaan dan pengeluaran dari harta yang kita punya. Waktu tilawah telah berganti dengan waktu-waktu mengutak-utik mobil kesayangan. Atau sekedar istighfar telah hilang dari lisan kita, karena lidah kini sibuk dengan kunyahan-kunyahan kuliner yang selalu mengisi waktu demi waktu.
Duh saudaraku, kemuliaan dan kehormatan Tuhan itu ternyata tak seindah yang kita bayangkan.
Belum habis kunyahan dan kenikmatan tadi, kini khabar baru datang dari Tuhan, kalau besok anda ditakdirkan untuk meninggalkan dunia. Ya besok anda mati! Sudah siapkah atau anda masih bingung dengan takdir yang pertama?
wallahu a'lam
ali sakti
Tapi apakah rencana itu akan terejawantah begitu kekayaan ada di tangan? Atau malah membuat anda semakin kikir dari sebelumnya, karena anda mengalami shock yang membuat anda sangat paranoid kehilangan kekayaan itu secara mendadak, semendadak anda mendapatkannya. Well, kita tidak tahu, prilaku manusia sangat ditentukan oleh nilai-nilai yang telah membentuk dan memapankan karakteristik berikut emosinya.
Kekayaan boleh jadi membuat kita menjadi semakin gila atau malah membuat kita menangis. Semua tergantung kesadaran. Jika kita tidak sadar, kita akan larut asyik dengan arus kenikmatan dunia yang dibawa oleh harta itu, yang selama ini selalu menjadi angan-angan bawah sadar kita. Tetapi ketika kita sadar, boleh jadi kita menangis sejadi-jadinya, karena harta itu telah merenggut waktu-waktu berharga kita untuk selalu dekat dengan Tuhan.
Waktu zikir telah tergantikan dengan konsentrasi menghitung-hitung lembar uang atau audit setiap malam berapa penerimaan dan pengeluaran dari harta yang kita punya. Waktu tilawah telah berganti dengan waktu-waktu mengutak-utik mobil kesayangan. Atau sekedar istighfar telah hilang dari lisan kita, karena lidah kini sibuk dengan kunyahan-kunyahan kuliner yang selalu mengisi waktu demi waktu.
Duh saudaraku, kemuliaan dan kehormatan Tuhan itu ternyata tak seindah yang kita bayangkan.
Belum habis kunyahan dan kenikmatan tadi, kini khabar baru datang dari Tuhan, kalau besok anda ditakdirkan untuk meninggalkan dunia. Ya besok anda mati! Sudah siapkah atau anda masih bingung dengan takdir yang pertama?
wallahu a'lam
ali sakti
Sabtu, 06 Desember 2008
Ekonomi Qurban
Ternyata ketentuan-ketentuan ibadah Islam memiliki peran masing-masing yang signifikan dalam dimensi ekonomi. Ketentuan ibadah yang pokok dan cukup dikenal adalah zakat. Keberadaan zakat dalam ekonomi ternyata memastikan berlangsungnya kegiatan ekonomi pada tingkat yang minimum.
Zakat yang bersifat wajib, berfungsi memastikan adanya tingkat permintaan minimal dalam pasar, yaitu permintaan barang kebutuhan pokok dari para mustahik. Zakat menjadi instrumen pemastian purchasing power masyarakat bawah (mustahik) oleh masyarakat kaya (muzakki). Dengan begitu, perekonomian tidak akan kehilangan daya serapnya yang minimal.
Bagaimana dengan ketentuan ibadah yang lain? Dalam waktu dekat ini, kita akan merayakan hari raya Idul Adha, dimana ritual ibadah yang akan dilakukan adalah pemotongan hewan Qurban dari masyarakat mampu kepada masyarakat tidak mampu. Apa fungsinya ketentuan ibadah ini dalam dimensi ekonomi?
Ibadah Qurban merupakan anjurat utama bagi masyarakat mampu untuk bersedia menyisihkan sebagian hartanya dalam bentuk hewan qurban untuk disembelih dan membagikan dagingnya kepada masyarakat miskin. Qurban menjadi event kebersamaan, karena penikmatannya bukan hanya bagi orang miskin, tetapi sebagian daging hewan qurban tersebut diperkenankan untuk dinikmati pemberi qurban.
Qurban menjadi event penting, dimana masyarakat kaya harus menjamu masyarakat miskin dengan hartanya. Dari aspek sosial ekonomi, qurban kembali memastikan interaksi yang harmoni antara masyarakat miskin dan kaya, tidak dalam patron belas kasihan tetapi dalam bentuk perjamuan. Qurban memastikan pemberian orang kaya kepada orang miskin dalam bentuk yang spesifik yaitu daging hewan qurban, bukan dalam bentuk yang mungkin lebih dibutuhkan oleh masyarakat miskin berdasarkan kondisi kekinian (current condition) seperti uang misalnya.
Pemastian bentuk pelayanan orang kaya kepada orang miskin ini tentu memiliki implikasi ekonomi yang unik dan spesifik. Dengan ibadah Qurban, masyarakat kaya berarti memastikan permintaan (demand) mereka terhadap barang produksi spesifik yaitu hewan qurban. Kepastian demand ini tentu saja akan memelihara supply. Artinya keberadaan qurban memastikan bahwa sektor peternakan hewan qurban selalu memiliki pasarnya sendiri. Besar kecilnya tingkat demand dan supply yang menentukan volume ekonomi qurban sangat ditentukan oleh keimanan orang-orang kaya.
Dengan sifat Qurban yang sukarela (anjuran utama bagi mereka yang mampu), merefleksikan bahwa keimanan memiliki peran yang vital dalam mendorong volume transaksi ekonomi akibat aktifitas qurban. Karena memang keimananlah yang mendorong apakah orang kaya mau berkurban atau tidak. Dengan keimanan pula masyarakat kaya menentukan apakah ia akan berkurban kambing atau sapi, satu atau dua hewan qurban, dengan asumsi bahwa mereka mampu atau memiliki harta yang cukup untuk itu.
Sekali lagi (dari beberapa tulisan saya tentang korelasi keimanan dan pertumbuhan ekonomi), terdapat banyak instrumen dalam ekonomi Islam yang menunjukkan bahwa peran keimananlah yang menentukan tingkat atau taraf perekonomian. Maka sudah sepantasnya tinggi-rendahnya keimanan menjadi parameter keberhasilan ekonomi. Dan qurban menjadi salah satu instrumen ekonomi yang menunjukkan korelasi keimanan dan taraf perekonomian.
Pada masa yang akan datang sepatutnya secara masal, qurban dikelola dengan lebih profesional. Misalnya masyarakat dikenalkan dan perlahan-lahan diarahkan agar mampu berkurban setiap tahun. Bagaimana caranya? Mungkin dapat dengan memunculkan lembaga keuangan atau produk keuangan baik perbankan maupun non-perbankan yang memberikan pelayanan tabung qurban.
Dengan tabung qurban masyarakat secara sengaja menyisihkan pendapatannya untuk jangka waktu satu tahun, agar ketika hari raya Idul Adha tiba mereka mampu menjamu masyarakat tidak mampu dengan hewan qurbannya. Interval satu tahun tentu akan membantu pula kapasitas industri keuangan dalam penyediaan dana bagi kegiatan perekonomian lain.
Dengan kondisi krisis keuangan global yang berlangsung saat ini, volume qurban yang tinggi tentu akan meningkatkan volume ekonomi domestik. Apalagi Indonesia memiliki populasi muslim yang terbesar di dunia, bermakna qurban memiliki potensi yang baik dalam menjaga perekonomian domestik, khususnya dalam kondisi krisis keuangan saat ini (lihat tulisan saya sebelumnya "Solusi Krisis: Mari Belanja").
Ayo mari ramai-ramai berkurban.
Zakat yang bersifat wajib, berfungsi memastikan adanya tingkat permintaan minimal dalam pasar, yaitu permintaan barang kebutuhan pokok dari para mustahik. Zakat menjadi instrumen pemastian purchasing power masyarakat bawah (mustahik) oleh masyarakat kaya (muzakki). Dengan begitu, perekonomian tidak akan kehilangan daya serapnya yang minimal.
Bagaimana dengan ketentuan ibadah yang lain? Dalam waktu dekat ini, kita akan merayakan hari raya Idul Adha, dimana ritual ibadah yang akan dilakukan adalah pemotongan hewan Qurban dari masyarakat mampu kepada masyarakat tidak mampu. Apa fungsinya ketentuan ibadah ini dalam dimensi ekonomi?
Ibadah Qurban merupakan anjurat utama bagi masyarakat mampu untuk bersedia menyisihkan sebagian hartanya dalam bentuk hewan qurban untuk disembelih dan membagikan dagingnya kepada masyarakat miskin. Qurban menjadi event kebersamaan, karena penikmatannya bukan hanya bagi orang miskin, tetapi sebagian daging hewan qurban tersebut diperkenankan untuk dinikmati pemberi qurban.
Qurban menjadi event penting, dimana masyarakat kaya harus menjamu masyarakat miskin dengan hartanya. Dari aspek sosial ekonomi, qurban kembali memastikan interaksi yang harmoni antara masyarakat miskin dan kaya, tidak dalam patron belas kasihan tetapi dalam bentuk perjamuan. Qurban memastikan pemberian orang kaya kepada orang miskin dalam bentuk yang spesifik yaitu daging hewan qurban, bukan dalam bentuk yang mungkin lebih dibutuhkan oleh masyarakat miskin berdasarkan kondisi kekinian (current condition) seperti uang misalnya.
Pemastian bentuk pelayanan orang kaya kepada orang miskin ini tentu memiliki implikasi ekonomi yang unik dan spesifik. Dengan ibadah Qurban, masyarakat kaya berarti memastikan permintaan (demand) mereka terhadap barang produksi spesifik yaitu hewan qurban. Kepastian demand ini tentu saja akan memelihara supply. Artinya keberadaan qurban memastikan bahwa sektor peternakan hewan qurban selalu memiliki pasarnya sendiri. Besar kecilnya tingkat demand dan supply yang menentukan volume ekonomi qurban sangat ditentukan oleh keimanan orang-orang kaya.
Dengan sifat Qurban yang sukarela (anjuran utama bagi mereka yang mampu), merefleksikan bahwa keimanan memiliki peran yang vital dalam mendorong volume transaksi ekonomi akibat aktifitas qurban. Karena memang keimananlah yang mendorong apakah orang kaya mau berkurban atau tidak. Dengan keimanan pula masyarakat kaya menentukan apakah ia akan berkurban kambing atau sapi, satu atau dua hewan qurban, dengan asumsi bahwa mereka mampu atau memiliki harta yang cukup untuk itu.
Sekali lagi (dari beberapa tulisan saya tentang korelasi keimanan dan pertumbuhan ekonomi), terdapat banyak instrumen dalam ekonomi Islam yang menunjukkan bahwa peran keimananlah yang menentukan tingkat atau taraf perekonomian. Maka sudah sepantasnya tinggi-rendahnya keimanan menjadi parameter keberhasilan ekonomi. Dan qurban menjadi salah satu instrumen ekonomi yang menunjukkan korelasi keimanan dan taraf perekonomian.
Pada masa yang akan datang sepatutnya secara masal, qurban dikelola dengan lebih profesional. Misalnya masyarakat dikenalkan dan perlahan-lahan diarahkan agar mampu berkurban setiap tahun. Bagaimana caranya? Mungkin dapat dengan memunculkan lembaga keuangan atau produk keuangan baik perbankan maupun non-perbankan yang memberikan pelayanan tabung qurban.
Dengan tabung qurban masyarakat secara sengaja menyisihkan pendapatannya untuk jangka waktu satu tahun, agar ketika hari raya Idul Adha tiba mereka mampu menjamu masyarakat tidak mampu dengan hewan qurbannya. Interval satu tahun tentu akan membantu pula kapasitas industri keuangan dalam penyediaan dana bagi kegiatan perekonomian lain.
Dengan kondisi krisis keuangan global yang berlangsung saat ini, volume qurban yang tinggi tentu akan meningkatkan volume ekonomi domestik. Apalagi Indonesia memiliki populasi muslim yang terbesar di dunia, bermakna qurban memiliki potensi yang baik dalam menjaga perekonomian domestik, khususnya dalam kondisi krisis keuangan saat ini (lihat tulisan saya sebelumnya "Solusi Krisis: Mari Belanja").
Ayo mari ramai-ramai berkurban.
Beri Sebanyak-Banyak Manfaatmu
Berapa banyak sudah ayat-ayat Tuhan yang kita baca? Lembar demi lembar dalam Qur'an bahkan sudah berulang kali kita lewati. Tetapi seberapa banyak firman-firman itu masih ada dalam memori akal atau sekedar membekas dalam hati kita? Dan berapa banyak lagi yang kita pahami untuk menjelma menjadi amal sehari-hari?
Hari-hari kedepan menuntut lebih banyak usaha dan fikiran kita, dalam mewujudkan Islam menjadi sebuah kelaziman, menjadi budaya atau bahkan menjadi peradaban baru. Ternyata kebanyakan kita memiliki cita-cita yang begitu mulia, bermimpi bahwa Islam akan menjadi pedoman dan hukum dunia. Tetapi ternyata kebanyakan kita tidak ingin kehilangan kesempatan menikmati kemegahan dunia.
Wahai diri, saya ingatkan pada diriku dan semua saudara-saudaraku, tidak akan tegak Islam oleh mereka yang di dalam dirinya berhimpun cita-cita yang mulia dan kemegahan-kemegahan dunia. Islam itu tegak dengan kesederhanaan, oleh mereka-mereka yang memahami kesederhanaan, menjalankannya dan memelihara dirinya dengan kesederhanaan.
Mari, jadikan kesederhanaan sebagai gerakan hidup. Mari mulai berhitung harta kita dari sisi kemanfaatannya, bagi diri dan bagi manusia lain. Jangan hitung ia dari sisi penikmatannya, karena pasti ia hanya ada untuk diri pemiliknya. Mari ukur-ukur kebutuhan tidak usah fokus pada keinginan dan nafsu. Mari, beri sebanyak-banyaknya manfaatmu bagi dunia, sehingga dunia tahu Islam masih ada dan siap tampil memimpin mereka.
wallahu a'lam
ali sakti
Hari-hari kedepan menuntut lebih banyak usaha dan fikiran kita, dalam mewujudkan Islam menjadi sebuah kelaziman, menjadi budaya atau bahkan menjadi peradaban baru. Ternyata kebanyakan kita memiliki cita-cita yang begitu mulia, bermimpi bahwa Islam akan menjadi pedoman dan hukum dunia. Tetapi ternyata kebanyakan kita tidak ingin kehilangan kesempatan menikmati kemegahan dunia.
Wahai diri, saya ingatkan pada diriku dan semua saudara-saudaraku, tidak akan tegak Islam oleh mereka yang di dalam dirinya berhimpun cita-cita yang mulia dan kemegahan-kemegahan dunia. Islam itu tegak dengan kesederhanaan, oleh mereka-mereka yang memahami kesederhanaan, menjalankannya dan memelihara dirinya dengan kesederhanaan.
Mari, jadikan kesederhanaan sebagai gerakan hidup. Mari mulai berhitung harta kita dari sisi kemanfaatannya, bagi diri dan bagi manusia lain. Jangan hitung ia dari sisi penikmatannya, karena pasti ia hanya ada untuk diri pemiliknya. Mari ukur-ukur kebutuhan tidak usah fokus pada keinginan dan nafsu. Mari, beri sebanyak-banyaknya manfaatmu bagi dunia, sehingga dunia tahu Islam masih ada dan siap tampil memimpin mereka.
wallahu a'lam
ali sakti
Diskusi Seputar Pasar Modal
Tanya:
Assalammualaikum wrwb. pak ali, ana mw tanya..bberapa hari yg ll, ana ikt seminaryg diisi o/ analis keuanganibu hendri saparini &pngamat ekonomisyariah..dari situ anamenangkap bhw jantungkapitalisme itu ada dipasar modal danperbankan,mski skrg byk yg sdh dilabeli syariah,tetapsaja ad unsur kapitalismdisana..kmdian ada wacanau/ menghapus keduanya. memang bisakahdemikian?
Jawab:
Mas Avicena, pasar modal dapat dikatakan sebagai pasar sentral pelaku keuangan, tentu dengan perspektif itu pasar modal menjadi episentrum sektor keuangan, dan wajar dikatakan sebagai jantung kapitalisme. sementara pasar modal syariah sejauh ini kesyariahannya baru sebatas pada apakah perusahaan yang listing memenuhi kriteria syariah, belum pada teknis transaksi khususnya di secondary market, tidak heran ketika pasar modal dunia terjun bebas akibat krisis pasar modal syariah juga tidak ketinggalan terjunnya. Dihapuskan? sejauh ini saya berpendapat, sudah saatnya batas kesyariahan juga melingkupi teknis transaksi di secondary market dalam rangka mewujudkan pasar modal yang betul-betul syariah. misalnya pembatasan pembatasan motif transaksi spekulasi dengan instrumen pajak atau pembatasan waktu beli/jual. wallahu a'lam
Assalammualaikum wrwb. pak ali, ana mw tanya..bberapa hari yg ll, ana ikt seminaryg diisi o/ analis keuanganibu hendri saparini &pngamat ekonomisyariah..dari situ anamenangkap bhw jantungkapitalisme itu ada dipasar modal danperbankan,mski skrg byk yg sdh dilabeli syariah,tetapsaja ad unsur kapitalismdisana..kmdian ada wacanau/ menghapus keduanya. memang bisakahdemikian?
Jawab:
Mas Avicena, pasar modal dapat dikatakan sebagai pasar sentral pelaku keuangan, tentu dengan perspektif itu pasar modal menjadi episentrum sektor keuangan, dan wajar dikatakan sebagai jantung kapitalisme. sementara pasar modal syariah sejauh ini kesyariahannya baru sebatas pada apakah perusahaan yang listing memenuhi kriteria syariah, belum pada teknis transaksi khususnya di secondary market, tidak heran ketika pasar modal dunia terjun bebas akibat krisis pasar modal syariah juga tidak ketinggalan terjunnya. Dihapuskan? sejauh ini saya berpendapat, sudah saatnya batas kesyariahan juga melingkupi teknis transaksi di secondary market dalam rangka mewujudkan pasar modal yang betul-betul syariah. misalnya pembatasan pembatasan motif transaksi spekulasi dengan instrumen pajak atau pembatasan waktu beli/jual. wallahu a'lam
Selasa, 02 Desember 2008
Islamic Financial Training in 2009
Dear Ali Sakti,
Please see below for details of our upcoming courses.
Modern Islamic Finance & Islamic Financial Products
18th - 21st January 2009, ABU DHABI
This exercise-driven, intermediate level course will cover the use and structure of the major Islamic sales and investment products. The program will also include the structure of more complex instruments, such as Sukuk, building up to the development of innovative hedging instruments and derivatives. Important accounting and risk management issues for each product will be discussed in detail. The exercises undertaken by delegates during the course are based on real-life case studies.
Sukuk & Islamic Capital Markets
1st - 4th February 2009, DUBAI
15th - 18th June 2009, LONDON
8th - 11th November 2009, DUBAI
7th - 10th December 2009, KUALA LUMPUR
This is a highly practical 4 day course delivered by industry expert Abdulkader Thomas. The program is conducted in a consultative fashion and all key concepts and structures are illustrated by a case study or an exercise. At various points during the course delegates are expected to work in groups to structure financing solutions for clients, and then present these ideas to the full class. Also included in the course will be the most recent update on the position of AAOIFI regarding Sukuk structures.
Islamic Project Finance Transactions
15th - 18th March 2009, MANAMA
Take this opportunity to understand the role and potential size of the project finance market today. Through case studies this new program will examine large scale and complex project finance transactions, including important risk, regulatory and ratings issues. Also, compare and contrast different uses and applications for Islamic products in project finance, including Murabahah, Ijarah, Salam and Istisna.
Risk & Macro Monetary Management In A Dual Banking System
23rd - 27th March 2009, KUALA LUMPUR
This course will cover the vital areas of Islamic and hybrid structured products, capital and money markets management as well as the complex issues of Islamic hedging mechanisms. The program will also offer a detailed examination of the operations, structure, regulatory and risk management issues of Islamic funds and other innovative financial products.
Islamic Financial Markets, Treasury & Derivatives
19th - 21st April 2009, DUBAI
This 3-day course is a mixture of interactive lectures and hands-on simulations which will require direct involvement from participants. Delegates will be given live market data and real-life scenarios, and be expected to develop strategies to manage positions. The program is competitive and there will be winners and losers!
For training information:
Derrick Lee
Senior Account Manager
603 2162 7800 ext 14
Indran Panneerselvem
Account Manager
603 2162 7800 ext 25
Hatem Almasri
Account Executive
603 2162 7800 ext 28
Company Address:
21/F, Menara KUB,12,
Jalan Yap Kwan Seng, 50450 , Malaysia
Tel: +603 2162 7800
Fax: +603 2162 7810
Please see below for details of our upcoming courses.
Modern Islamic Finance & Islamic Financial Products
18th - 21st January 2009, ABU DHABI
This exercise-driven, intermediate level course will cover the use and structure of the major Islamic sales and investment products. The program will also include the structure of more complex instruments, such as Sukuk, building up to the development of innovative hedging instruments and derivatives. Important accounting and risk management issues for each product will be discussed in detail. The exercises undertaken by delegates during the course are based on real-life case studies.
Sukuk & Islamic Capital Markets
1st - 4th February 2009, DUBAI
15th - 18th June 2009, LONDON
8th - 11th November 2009, DUBAI
7th - 10th December 2009, KUALA LUMPUR
This is a highly practical 4 day course delivered by industry expert Abdulkader Thomas. The program is conducted in a consultative fashion and all key concepts and structures are illustrated by a case study or an exercise. At various points during the course delegates are expected to work in groups to structure financing solutions for clients, and then present these ideas to the full class. Also included in the course will be the most recent update on the position of AAOIFI regarding Sukuk structures.
Islamic Project Finance Transactions
15th - 18th March 2009, MANAMA
Take this opportunity to understand the role and potential size of the project finance market today. Through case studies this new program will examine large scale and complex project finance transactions, including important risk, regulatory and ratings issues. Also, compare and contrast different uses and applications for Islamic products in project finance, including Murabahah, Ijarah, Salam and Istisna.
Risk & Macro Monetary Management In A Dual Banking System
23rd - 27th March 2009, KUALA LUMPUR
This course will cover the vital areas of Islamic and hybrid structured products, capital and money markets management as well as the complex issues of Islamic hedging mechanisms. The program will also offer a detailed examination of the operations, structure, regulatory and risk management issues of Islamic funds and other innovative financial products.
Islamic Financial Markets, Treasury & Derivatives
19th - 21st April 2009, DUBAI
This 3-day course is a mixture of interactive lectures and hands-on simulations which will require direct involvement from participants. Delegates will be given live market data and real-life scenarios, and be expected to develop strategies to manage positions. The program is competitive and there will be winners and losers!
For training information:
Derrick Lee
Senior Account Manager
603 2162 7800 ext 14
Indran Panneerselvem
Account Manager
603 2162 7800 ext 25
Hatem Almasri
Account Executive
603 2162 7800 ext 28
Company Address:
21/F, Menara KUB,12,
Jalan Yap Kwan Seng, 50450 , Malaysia
Tel: +603 2162 7800
Fax: +603 2162 7810
Senin, 01 Desember 2008
KESAKSIAN: Kepekaan dan Kewajiban
Sedikit intermezzo, syair iwan fals di kantata takwa sedikit mengingatkan kembali kita pada mereka yang papa, dan mengingatkan kewajiban kita apa...
KESAKSIAN
aku mendengar suara
jerit makhluk terluka
luka, luka
hidupnya
luka
orang memanah rembulan
burung sirna sarangnya
sirna, sirna
hidup redup
alam semesta
luka
banyak orang
hilang nafkahnya
aku bernyanyi
menjadi saksi
banyak orang
dirampas haknya
aku bernyanyi
menjadi saksi
mereka
dihinakan
tanpa daya
ya, tanpa daya
terbiasa hidup
sangsi
orang-orang
harus dibangunkan
aku bernyanyi
menjadi saksi
kenyataan
harus dikabarkan
aku bernyanyi
menjadi saksi
lagu ini
jeritan jiwa
hidup bersama
harus dijaga
lagu ini
harapan sukma
hidup yang layak
harus dibela
KESAKSIAN
aku mendengar suara
jerit makhluk terluka
luka, luka
hidupnya
luka
orang memanah rembulan
burung sirna sarangnya
sirna, sirna
hidup redup
alam semesta
luka
banyak orang
hilang nafkahnya
aku bernyanyi
menjadi saksi
banyak orang
dirampas haknya
aku bernyanyi
menjadi saksi
mereka
dihinakan
tanpa daya
ya, tanpa daya
terbiasa hidup
sangsi
orang-orang
harus dibangunkan
aku bernyanyi
menjadi saksi
kenyataan
harus dikabarkan
aku bernyanyi
menjadi saksi
lagu ini
jeritan jiwa
hidup bersama
harus dijaga
lagu ini
harapan sukma
hidup yang layak
harus dibela
Langganan:
Postingan (Atom)