Minggu, 19 September 2010

Pilihan


Mari berfikir sejenak sebelum anda termasuk saya memulai kerja-kerja pagi hari ini. Apa yang menjadi kerja rutin kita tahun-tahun terakhir ini? Akuntan, pengajar, konsultan, peneliti, teller, satpam, pedagang, ibu rumah tangga, ustadz, pengusaha? Apa itu pilihan kita atau sekedar menjalankan peluang yang ada saja? Apa itu sudah sesuai dengan cita-cita kecil kita? Atau sama sekali tidak pernah terlintas di fikiran bahkan hati?

Mungkin ada yang diantara kita merasa yakin bahwa kerja-kerja saat ini adalah sebuah pilihan sadar berdasarkan kemampuan, tetapi ada juga yang merasa semua itu sekedar pencapaian dari kesempatan yang dimiliki, bukan pilihan tapi sekedar menjalani hidup dan peluang-peluangnya. Tapi apapun itu, saya sangat yakin itu pada hakikatnya adalah pilihan, jika bukan pilihan kita setidaknya itu pilihan Tuhan. Ya skenario Tuhan bekerja atas kehendak-Nya dan berlaku pada kita semua.

Bagi kita yang mendapat kerja-kerja halal dan penuh dengan kebaikan pula, yakinlah Tuhan berkehendak baik pada kita. Sementara bagi kita yang tidak berada di kerja-kerja seperti itu, mungkin itu ujian komitmen keimanan, dan jika kemudian kita beralih serta meninggalkan kerja-kerja buruk, maka kemuliaan yang lebih istimewalah bagi kita. Namun hati-hati dengan kita yang merasa nyaman dengan kerja-kerja buruk, karena boleh jadi Tuhan memang berkehendak buruk pada kita.

Terlepas dari diskusi ini pilihan kita atau bukan, saya meletakkan rasa hormat saya yang amat tinggi bagi mereka yang telah memilih dan ikhlas dalam kerja-kerja dakwah. Mewakafkan dirinya secara sadar, baik kebetulan maupun sengaja, pada kerja-kerja mengajak manusia lain menuju dan memelihara kebaikan, menghamba secara maksimal kepada Tuhan, merupakan kerja termulia dimuka bumi ini. Untuk merekalah saya sengajakan tulis artikel ini.

Saya dedikasikan tulisan ini bagi mereka yang ada dipelosok negeri, dipedalaman rimba dan hutan, di bukit dan lembah atau bahkan ada di negeri sebrang nun jauh disana, yang saat ini tengah melakukan pelayanan dakwah kepada mereka, yang belum sampai ditelinga dan hati mereka kebenaran-kebenaran Allah SWT. Hormat takzim saya pada Ustadz-Ustadz pembawa amanah Islam di pedalaman Sorong – Papua, para Penjaga akidah dan akhlak di tempat-tempat pengungsian di lokasi bencana, di sumatera, jawa, nusa tenggara dan pojok negeri lainnya, para Pendamping pekerja migran sekaligus Pembimbing agama di Malaysia, Hong Kong, Korea, Arab Saudi, dan di penjuru bumi. May Allah Bless and Keep You Brother and Sister.

Mereka yang ada diposisi itu jauh dari hiruk-pikuk prestise profesi, kebanggaan satu-satunya yang mereka punya hanya dipamerkan pada Pemberi Amanah, yaitu Allah SWT. Dengan segala tantangan yang ada pada kerja-kerja seperti ini, maka mereka yang menjalankan amanah ini pastilah penuh dengan komitmen yang tinggi, integritas, keikhlasan dan tentu kesabaran. Oleh karena itu, tidak ada penghargaan yang pantas bagi mereka kecuali kemuliaan dari Allah SWT.

Tidak ada komentar: