Senin, 19 Juli 2010

Forum Riset Perbankan Syariah dan Kekuatan Ekonomi Islam


Sebelum tahun 2010 ini, Forum Riset Perbankan Syariah (FRPS) sudah berlangsung sebanyak 2 kali. Forum yang bertujuan menjadi panggung bagi para akademisi dalam memberikan kontribusinya berupa sumbang pikir dalam mendukung pengembangan industri perbankan syariah tanah air, dikemas dalam bentuk forum seminar yang memaparkan makalah-makalah ilmiah dari para akademisi, peneliti dan pemerhati ekonomi/keuangan/perbankan syariah. Makalah-makalah tersebut didapat dari proses seleksi (Call for Papers) yang menilai aspek orisinalitas, metodologi penulisan, kedalaman analisa, kemanfaatan bagi industri dan ruang lingkup pembahasan.

Pada tahun 2008 FRPS untuk pertama kali digelar, ternyata hanya mampu menarik 16 paper dari akademisi yang berasal dari beberapa daerah. Namun pada tahun 2009, FRPS mampu menarik 52 paper. Sebuah peningkatan yang cukup signifikan dan menggembirakan. Dan FRPS tahun 2010 ini yang direncanakan akan diselenggarakan sebanyak 2 kali (Juli dan Oktober 2010), pada pelaksanaan pertamanya (22 Juli 2010) telah mampu mengumpulkan 84 paper dengan variasi topik yang semakin kaya dan dari kalangan akademisi yang semakin bervariatif, bukan hanya dari para akademisi dari ranah disiplin ekonomi dan syariah tetapi juga dari disiplin ilmu yang lain seperti misalnya ilmu pendidikan.

Bagi Direktorat Perbankan Syariah (DPbS) BI, FRPS sangat bermanfaat untuk mendapatkan ide-ide segar bagi pengembangan industri perbankan syariah. Disamping itu, FRPS bermanfaat untuk mengidentifikasi sebaran akademisi yang unggul dalam pengetahuan dan keahlian perbankan syariah. Selain itu, FRPS sekaligus diharapkan menjadi forum yang mampu mengukur kedalaman pengetahuan dan keahlian kalangan akademisi dalam menopang laju perkembangan industri. Gap antara kompetensi akademisi di dunia pendidikan dengan kebutuhan industri tentu merepresentasikan sebuah kinerja yang tidak efisien. Mengingat industri keuangan/perbankan syariah yang masih tergolong infant, maka sangat krusial bagi dunia pendidikan untuk memposisikan diri dalam mendukung industri ini pada bidang pengetahuan dan keahlian.

Akademisi Harus Menjadi Agen Kontrol
Beberapa waktu lalu pasca krisis keuangan global, banyak pakar menyadari bahwa keuangan modern konvensional memiliki kesalahan yang fundamental dalam sistemnya. Tetapi krisis tersebut juga menegaskan pada pelaku keuangan syariah yang selama ini menempatkan diri sebagai solusi bagi konvensional, bahwa ada yang salah pada paradigma dan interpretasi syariah dalam pengembangan keuangan syariah, karena krisis menghantam mereka pula dengan kekuatan yang tak kalah kuat.

Selanjutnya kenyataan ini membuat banyak pakar dan pemerhati keuangan syariah menjadi sensitif. Mereka merekomendasikan untuk mengevaluasi kembali bentuk-bentuk pengembangan keuangan syariah selama ini. Cara-cara konversi atau mimicry praktek keuangan konvensional menjadi syariah menurut mereka harus dihindari, karena cara tersebut telah melepaskan keuangan syariah dari esensi dan diferensiasinya. Konsekwensinya keuangan syariah kehilangan daya tahan alaminya terhadap financial shock yang selama ini dipercaya menjadi kekuatan utama sekaligus daya tarik keuangan syariah.

Melihat fenomena ini, sepatutnya akademisi sebagai pihak yang bebas dari kontaminasi kepentingan industri kecuali kepentingan keilmuan (kebenaran ilmu), berperan dalam menjaga gerak industri untuk tetap berada dalam rel kebenaran ilmu. Karena memang ilmulah yang akan menjaga kemanfaatan, fungsi dan ketepatan praktek keuangan/perbankan syariah. Akademisi seharusnya mampu memberikan early warning signal ketika industri berjalan tidak benar dan mengancam kelangsungan perekonomian. Akademisi merepresentasikan komunitas yang bersandar pada kepentingan kebenaran sebagai nature dasar dari ilmu dan keilmuan yang menjadi dunia mereka. Akademisi adalah komunitas penjaga akal sehat bagi komunitas yang lain, termasuk komunitas usaha, komunitas penguasa dan komunitas awam umumnya.

Untuk menjaga dan semakin menegaskan peran akademisi ini, FRPS hadir menjadi media bagi akademisi untuk saling membagi dan memperdalam pengetahuan, untuk saling mengkonfirmasi analisa baik bagi pengembangan maupun evaluasi ekonomi/keuangan/perbankan syariah serta untuk saling mengkonsolidasi dan mengukur diri seberapa jauh akademisi mampu mengambil peran dalam menentukan arah dan tujuan pengembangan atau bahkan warna dan bentuk bangunan ekonomi/keuangan/perbankan syariah di tanah air.

FRPS Menjadi Forum Konsolidasi Kekuatan Intelektual Ekonomi Syariah
Seperti yang saya sudah sebutkan sebelumnya bahwa FRPS (diharapkan) mampu menjadi media konsolidasi kekuatan intelektual ekonomi syariah di tanah air. Sebelumnya ekonomi syariah tanah air memiliki Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) yang menghimpun para akademisi, pemikir, peneliti atau bahkan pemerhati ekonomi syariah dari seluruh tanah air, dari tingkat guru, konsultan, dosen sampai peneliti-peneliti lepas, yang jaringannya terus berkembang.

Ekonomi syariah nasional juga memiliki kekuatan tunas intelektual muda yang saat ini tengah membesar yaitu Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI). FoSSEI telah berkembang dan tumbuh menjangkau kampus-kampus di tanah air. Gerakan dan aksi mereka yang tanpa henti menggambarkan semangat mereka. Semangat muda dikombinasi dengan idealisme yang murni menghasilkan kerja-kerja bersih yang tidak memiliki pamrih. Oleh karenanya, penghargaan tertinggi bagi mereka mungkin yang terbaik adalah memberikan akses sebesar-besarnya pada mereka untuk berkarya dan menjadi generasi masa depan yang lebih baik dari generasi kini.

Dengan sengaja FRPS pertama tahun ini dilaksanakan bertepatan dengan penyelenggaraan Munas FoSSEI di Palembang. Selain dapat bersinergi dalam kepanitiaan, FRPS pertama tahun ini diharapkan mampu menjadi konsolidasi awal kekuatan intelektual ekonomi Islam tanah air. Oleh sebab itu, dengan sengaja pula pelaksanaan FRPS diluar Jakarta ini kepanitiaannya juga bekerjasama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan IAEI.

Jadi setidaknya FRPS bulan Juli 2010 ini menghimpun MES, IAEI dan FoSSEI. Dan diharapkan FRPS akan dihadiri para akademisi dari tiga kekuatan intelektual ekonomi Islam yang memiliki semangat dan idealisme. Dengan komitmen agar FRPS menjadi agenda reguler kuartalan setiap tahunan, semoga Allah SWT memudahkan harapan ini, maka FRPS dapat dimanfaatkan pula bagi MES, IAEI dan FoSSEI untuk berkonsolidasi kekuatan mereka. Dan kemudian saling bersinergi, membagi amanah, menyusun master-plan dakwah ekonomi Islam di tanah air dan usaha-usaha lainnya.

Di bawah MES, FRPS menjadi tempat para pemerhatinya untuk merancang, mengukur diri, memetakan kekuatan, menyusun program dan mengevaluasi pengembangan ekonomi syariah di tanah air, pada semua lapisan masyarakat yang menjadi ciri MES. MES menghimpun semua segmen masyarakat dengan variasi yang sangat beragam, oleh sebab itu, menyatukan kekuatan menjadi hal yang sangat bermanfaat bagi MES. Bayangkan jika di dalam MES berhimpun para pedagang, saudagar, pengusaha dan kemudian mereka sharing informasi pasar dan berinteraksi bisnis sesama mereka dibawa prinsip-prinsip akhlak dan hukum Islam.

Bayangkan pula jika hal yang sama dilakukan oleh segmen masyarakat pelaku hukum, budaya, pegawai negeri, ibu rumah tangga, dan lain sebagainya. Nah, akhirnya tidak terhindarkan jika bayangan kita itu berakhir pada satu imajinasi dimana semua segmen masyarakat semakin berkomitmen menjalankan praktek-praktek ekonomi syariah termasuk akhlak berprilaku berdasarkan prinsip Islam. Terbayanglah sebuah masyarakat yang unik, yang bersahaja, yang menampilkan wajah dan bentuk ekonomi yang penuh dengan moral dan etika. Dan itu bisa dimulai melalui konsolidasi kekuatan.

Sementara di bawah bendera IAEI, FRPS menjadi tempat para akademisi dalam bertukar pengetahuan dan wawasan, bahkan menjadi media dalam menguatkan kurikulum dan silabus pengajaran ekonomi Islam, membangun jaringan antar para akademisi.sya sendiri membayangkan FRPS selanjutnya akan ada sesi-sesi khusus dalam rapat-rapat parsial atau komisi bagi perbincangan konsolidasi kekuatan ini. sementara FoSSEI memanfaatkan kehadiran para punggawa MES dan IAEI untuk semakin mengasah pengetahuan, keahlian mereka dan mempertebal idealisme serta komitmen mereka. Duh, forum yang bagi saya bukanlah sesuatu yang tidak mungkin untuk diwujudkan. Sangat-sangat mungkin.

Dan dengan tujuan-tujuan itulah saya tuliskan artikel ini. Saya mengajak teman-teman, saudara-saudara, senior-senior, pemerhati dan masyarakat awam untuk hadir dalam FRPS ini. Khususnya yang akan berlangsung di UNSRI Palembang tanggal 22 Juli 2010. Mari satukan komitmen, segarkan semangat, kokohkan idealisme, dalam sebuah gathering perjuangan, dalam satu majelis ilmu dan ukhuwah, majelis yang diharapkan pula menjadi majelis orang-orang shaleh dimana petunjuk, hidayah dan kasih-sayang Allah SWT tercurah tanpa henti.

Mari berjumpa di Forum Riset Perbankan Syariah 2010 Palembang.

Tidak ada komentar: