Barat kini kebingungan mengambil sikap, setelah selama ini pura-pura bodoh, disatu sisi mereka menekan kebebasan hak asasi manusia tetapi disisi yang lain mereka nyaman dengan layanan para tiran negara-negara Arab. Mereka ngotot menekan atau bahkan mengembargo sebuah negara yang minim demokrasi lebih karena regime negara itu tidak bersahabat dengan kemauan barat, sementara membiarkan tiran-tiran di negara lain sepanjang regime itu manut dengan kehendak mereka.
Jadi sangat vulgar sekali, kepentingan barat bukanlah demokrasi atau bahkan hak asasi manusia, kepentingan mereka adalah sejauh mana mereka dilayani keinginannya. Dan kita ketahui bersama keinginannya adalah menjaga hegemoni mereka (barat) terhadap penduduk dunia. Hegemoni mereka dapat berwajah hegemoni ekonomi kapitalisme liberal, hegemoni agama nasrani, atau hegemoni budaya hedonisme liberal.
Pergolakan Mesir kini menjadi saksi yang kesekian kali dari oportunisme sikap barat. Lihat saja, setelah sebelumnya dukungan penuh diberikan oleh negara barat pada tiran Hosni Mubarak, ketika pecah kemarahan rakyat Mesir menuntut Mubarak mundur, barat dengan lihainya bersilat lidah agar Mubarak mendukung prinsip-prinsip demokrasi, sambil mulai ketar-ketir apakah regime setelah ini akan menjaga kepentingan mereka di tanah Mesir yang strategis itu.
Sementara di dalam negeri Mesir, skenario revolusi sepertinya kembali berulang. Ditengah kekacauan politik dan sosial saat ini. Semua kekuatan tengah meraba dan bersiap mengambil posisi yang paling menguntungkan pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu, jangan heran kalau setelah ini kita akan lihat para kroni tirani beramai-ramai membusungkan dada bahwa mereka pendukung perubahan, penyokong revolusi atau bahkan menjadi pelopor gerakan perbaikan.
Kepada mereka, mungkin pertanyaan yang paling tepat ditujukan adalah; “kemane aje selama ini?” orang-orang atau kelompok-kelompok seperti ini harusnya secara dini diidentifikasi agar kemudian tidak mengkontaminasi embrio kepemimpinan Mesir masa depan.
Ingat Mesir adalah negara tumpuan perjuangan Islam masa depan. Ia menjadi batu loncatan bagi perjuangan terbesar Islam akhir zaman, yaitu pembebasan Masjid Al Aqsa dan Palestina. Nah, karenanya, sangat menarik bagi saya untuk mencermati apa yang selanjutnya terjadi di Mesir. Dan negara-negara Arab di sekitarnya.
Uniknya skenario baik dari Tuhan ini pecah ditengah keterpurukan ekonomi barat (eropa dan amerika). Betul-betul peristiwa ini bukanlah sebuah kebetulan. Ketika Tuhan berkehendak baik pada suatu kaum maka kebaikan itu akan dibangun dalam prosesi yang begitu indah. Kebangkitan Islam dimulai dengan dibebaskannya negeri-negeri Islam dari tiran-tiran oleh mereka yang selama ini sabar ada di jalan perjuangan. Dimulai pula oleh kehancuran negeri-negeri musuh Islam, secara ekonomi, sosial ataupun politik. Sekali lagi cermati dengan baik.
1 komentar:
Falsafah (prinsip) kebangkitan yang hakiki adalah sebuah mabda' (ideologi) yang menggabungkan fikroh dan thoriqoh secara terpadu. Idiologi tersebut adalah Islam. Sebab, Islam adalah sebuah aqidah yang memancarkan sebuah sistem untuk mengatur seluruh urusan negara dan umat, dan mampu memecahkan seluruh masalah kehidupan.
Posting Komentar