Apa yang anda lihat dari Mesir saat ini? Atau mungkin jangankan melihat dan mencermati, mengetahui saja apa yang terjadi disana anda tidak tahu. Kalau itu keadaan anda, maka tulisan ini mungkin tidak ditujukan untuk anda. Tulisan ini saya khususkan bagi mereka yang selama ini dahaga akan kabar gembira dari perjuangan panji-panji Islam.
Tulisan ini saya niatkan menjadi tulisan yang menyemangati, menjadi penyejuk, memberikan inspirasi, khususnya bagi diri saya pribadi. Lama bergerak di jalan dakwah, wajar saya atau anda butuh penyemangat, perlu sinyal bahwa perjuangan ini bukanlah upaya sia-sia. Dan apa yang terjadi saat ini di Tunisia, Mesir, Yordania dan Yaman menjadi kabar yang sangat menggairahkan bagi pejuang kebaikan.
Perjuangan panji Islam tidaklah bersandar pasif pada peringatan Nabi bahwa akhir zaman akan mempersembahkan kejayaan Islam kembali. Tetapi kabar masa lalu itu sedikit banyak menjadi injeksi semangat bahwa perjuangan kebaikan Islam akhir zaman bukanlah perjuangan sia-sia. Dan tanda-tandanya mulai muncul ditengah keterpurukan ummat Islam dimana-mana.
Kita mahfum sama-sama, perjuangan akhir zaman dan kegemilangannya tidak akan pernah ada jika tidak ada perjuangan sebelumnya. Sehingga perjuangan Islam sebenarnya telah dilakukan sepanjang masa, ada yang menuai hasil ada yang mendapat kerikil. Perjalanan panjang itu kini boleh jadi perlahan mendekati kemenangan.
Lihat negeri Arab saat ini dan beberapa waktu kedepan. Negeri yang menjadi episentrum Islam yang lama di kangkangi tiran-tiran kecil, kini bergolak panas, bergerak keluar dari kejenuhan akan penindasan semua aspek kehidupan. Tunisia memulainya, tirani 3 dekade Ben Ali lari tunggang langgang bersama kroni dan harta curiannya. Mesir, Yordan dan Yaman, tengah berproses menuju takdir yang sama. Dan ini menjadi sinyal jelas bagi tirani-tirani yang sudah bau tanah di beberapa negara arab sekitar mereka.
Kemarahan rakyat Mesir sudah tak bisa reda lagi dengan iming-iming perubahan kabinet, pengangkatan wakil presiden, atau sekedar janji pemilihan umum ulang. Kemarahan dan emosi yang tersumbat 30 tahun itu cuma dapat dipadamkan oleh mundurnya fir’aun yang selama ini menindas mereka. Mubarak harus turun dan mempertanggungjawabkan semua tingkah-lakunya. Tidak ada negosiasi untuk tujuan itu. Nasionalisme Mesir kini sudah berubah bentuk menjadi amarah pada pemimpin tiran Mubarak. Oleh sebab itu, Mubarak tidak memiliki pilihan kecuali mundur atau dimundurkan.
Yordan dan Yamanpun memulai kristalisasi amarah itu, yang membuat tirani tua negeri itu mulai pasang kuda-kuda, antara sikap keras, kompromi atau lari. Potensi kemarahan juga mengintip di Libya, Aljazair, hingga Saudi Arabia. Lihatlah kesabaran ummat sudah sampai pada titik puncak penatnya. Saatnya mereka merasakan kesejukan kehidupan dengan Islam, karena memang tak ada konsep kehidupan yang menjamin keadilan menuju kesejahteraan yang sangat komprehensif kecuali Islam. Dan proses menuju kesana sudah dibuka oleh Tuhan.
Saudara-saudaraku, percayalah apa yang telah terjadi di Tunisia dan yang juga tengah berlangsung di Mesir, Yordania dan Yaman bukanlah peristiwa yang muncul begitu saja. Ia boleh jadi merupakan buah upaya dakwah yang tidak henti menghidupkan kesadaran ummat akan hak-hak juga kewajiban mereka. Nah, saat inilah buah itu dipanen, ummat kini sadar. Tuhan menciptakan kondisi sedemikian rupa, melalui kemiskinan, pengangguran, dan kesempitan lainnya akibat penindasan tiran, yang kemudian menjadi pemicu kesadaran ummat itu muncul kepermukaan.
Pergolakan ini hakikatnya merupakan proses penyingkiran satu generasi busuk digantikan oleh generasi yang lebih bersih dan lebih baik, maka semua pejuang kebaikan di negeri-negeri itu harus memastikan bahwa generasi pengganti haruslah betul-betul generasi bersih dan baik. Generasi shaleh yang memang telah dinanti-nanti. Tunisi, Mesir, Yordania dan Yaman, sepatutnya mendapatkan pelayanan dari putra-putra terbaik mereka, generasi yang tak cukup memiliki keberanian dan keahlian, tetapi haruslah sekaligus memiliki kesalehan, jika tidak maka ujung sejarah negeri mereka pastilah takdir kehancuran yang sama seperti yang terjadi saat ini.
Perjuangan menuju negeri yang lebih baik bagi negara-negara Arab bukanlah hanya untuk kepentingan bangsa Arab, tetapi lebih luas dari itu. Ini untuk kepentingan ummat Islam sedunia. Kebangkitan mereka sangat mungkin menjadi awal dari pergerakan Islam dunia dalam mengangkat kehormatan dan harga dirinya. Perjuangan membebaskan diri dari tiran akan menjadi inspirasi semua bangsa muslim di seluruh dunia. Apalagi pembebasan Mesir dan Yordania menjadi pembebasan yang krusial, karena hakikatnya pembebasan negeri itu sama dengan pembebasan gerbang perjuangan untuk pembebasan Masjidil Aqsa dan Palestina.
Oleh sebab itu, sekali lagi cermati perubahan-perubahan disana. Karena boleh jadi sebentar lagi perjuangan terbuka ummat Islam dalam mengusung panji-panji kebaikan di atas muka bumi segera dimulai. Dan perjuangan itu tentu akan memanggil putra-putra terbaik Islam akhir zaman. Dan untuk menjadi putra terbaik Islam, dibutuhkan bukti. Komitmen dan ketekunan menjadi syarat dari wujudnya bukti itu. Oleh karena itu, mari sambut peristiwa ini dengan semangat dakwah yang lebih besar. Benahi lagi niat dan langkah, bersatulah dengan simpul-simpul kebaikan ummat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar