
Melihat wartawan yang berjibaku mengejar berita dari lorong-lorong sempit perumahan kumuh, flat-flat mewah di apartemen politisi yang megah sampai front-front terdepan dari perang, konflik sosial-etnis, dan kerusuhan, membuat saya iri dengan pekerjaan mereka.
Secara filosofis, konsistensi wartawan terletak pada berita dan penyebarannya. Kepentingan mereka hanya pada diseminasi informasi. Tetapi lebih dalam dari itu semua, wartawan merupakan corong dari semua kebenaran dan kebaikan. Mereka dapat menyajikannya berupa berita, hikayat, cerita atau sekedar informasi singkat, namun esensi yang ingin disampaikan adalah pelajaran, prinsip kebenaran dan kebaikan, serta hikmah dibalik informasi-informasi itu.
Kerja wartawan memberikan kesempatan untuk mendapatkan banyak pelajaran dan hikmah. Mereka bagaikan pengembara pencari kebenaran hidup. Dari berita yang diliput mereka akan temukan hakikat-hakikat hidup. Merekalah yang pertama sekali mengetahui apa yang saat ini sedang terjadi dari banyak peristiwa. Bergantung pada mereka pula pelajaran yang dapat diambil oleh masyarakat yang menkonsumsi sajian berita mereka.
Mungkin hal ini yang membuat saya terus bergairah untuk “bercerita” di blog ini. Blog ini menjadi alat saya untuk menumpahkan rasa juga kata, menyampaikan informasi sekaligus hikmah dari sudut pandang saya. Siapa tahu mencerahkan siapa saja yang baca. Atau setidaknya manusia lain mengetahui ada sudut pandang seperti yang saya punya, dan kemudian maklum dengan pandangan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar