Apa hubungan syahadat dengan Ekonomi Islam? Sepintas rasanya terlalu jauh, atau bahkan terkesan mengada-ada. Ah ngga juga. Bukankah Ekonomi Islam telah melabelkan ekonomi dengan nilai Islam, dimana syahadat merupakan pintu gerbang dari Islam.
Syahadat itu sejatinya adalah janji, ikrar atau sumpah. Ia merupakan persaksian pada keberadaan, keesaan dan kekuasaan Tuhan. Sehingga syahadat berfungsi sebagai milestone penyerahan diri/jiwa manusia kepada kehendak Tuhan. Dengan begitu, persaksian tersebut (syahadat) memposisikan manusia pada orbit yang dinilai oleh Tuhan, manusia masuk pada pusaran kasih sayang Tuhan.
Karena tanpa syahadat manusia bukan siapa-siapa, manusia menjadi makhluk tanpa nilai. Bersandar pada syahadat, setiap tindakan manusia akan mendapat nilai dari Tuhan, baik yang buruk maupun yang baik. Namun dengan syahadat manusia berpotensi untuk mendapatkan pengampunan dan kasih sayang Tuhan jikapun ternyata keburukan masih menghiasi hidupnya. Sementara tanpa syahadat, manusia berada dalam lingkaran pengingkaran Tuhan, perbuatan baik atau buruk yang dilakukannya tidak akan mendapatkan kredit poin apa-apa, karena memang posisi dan statusnya tidak layak dinilai. Statusnya yang tidak bersyahadat merupakan kegelapan yang menelan semua aktifitasnya.
Bagi seorang muslim ekonomi Islam sebenarnya menjadi bagian dari pembuktian syahadat. Dengan ekonomi Islam manusia membuktikan ketundukannya pada Tuhan melalui aktifitas ekonomi. Dalam ekonomi Islam ketundukan manusia pada kehendak dan anjuran Tuhan terlihat dan terlaksana. Kepatuhan untuk tidak menyentuh riba, membayarkan zakat, berinfak, sedekah atau wakaf, tidak makan barang yang diharamkan, tidak berbisnis dengan cara yang curang, menjadi simbol-simbol pengejawantahan syahadat.
Memahami hubungan ini (hubungan ekonomi Islam dan syahadat), sepatutnya memunculkan semangat militansi yang lebih tinggi dan loyalitas yang lebih dalam terhadap perjuangan ekonomi Islam. Jadi, kepada para pemerhati ekonomi Syariah dan pejuang-pejuangnya, saya ingin mengajak untuk mendapatkan semangat militansi itu. Perjuangan ekonomi Islam ini adalah salah-satu rangkaian perjuangan selanjutnya dari perjuangan pertama yang kita lakukan di Islam ini, yaitu bersyahadat.
Syahadat itu sejatinya adalah janji, ikrar atau sumpah. Ia merupakan persaksian pada keberadaan, keesaan dan kekuasaan Tuhan. Sehingga syahadat berfungsi sebagai milestone penyerahan diri/jiwa manusia kepada kehendak Tuhan. Dengan begitu, persaksian tersebut (syahadat) memposisikan manusia pada orbit yang dinilai oleh Tuhan, manusia masuk pada pusaran kasih sayang Tuhan.
Karena tanpa syahadat manusia bukan siapa-siapa, manusia menjadi makhluk tanpa nilai. Bersandar pada syahadat, setiap tindakan manusia akan mendapat nilai dari Tuhan, baik yang buruk maupun yang baik. Namun dengan syahadat manusia berpotensi untuk mendapatkan pengampunan dan kasih sayang Tuhan jikapun ternyata keburukan masih menghiasi hidupnya. Sementara tanpa syahadat, manusia berada dalam lingkaran pengingkaran Tuhan, perbuatan baik atau buruk yang dilakukannya tidak akan mendapatkan kredit poin apa-apa, karena memang posisi dan statusnya tidak layak dinilai. Statusnya yang tidak bersyahadat merupakan kegelapan yang menelan semua aktifitasnya.
Bagi seorang muslim ekonomi Islam sebenarnya menjadi bagian dari pembuktian syahadat. Dengan ekonomi Islam manusia membuktikan ketundukannya pada Tuhan melalui aktifitas ekonomi. Dalam ekonomi Islam ketundukan manusia pada kehendak dan anjuran Tuhan terlihat dan terlaksana. Kepatuhan untuk tidak menyentuh riba, membayarkan zakat, berinfak, sedekah atau wakaf, tidak makan barang yang diharamkan, tidak berbisnis dengan cara yang curang, menjadi simbol-simbol pengejawantahan syahadat.
Memahami hubungan ini (hubungan ekonomi Islam dan syahadat), sepatutnya memunculkan semangat militansi yang lebih tinggi dan loyalitas yang lebih dalam terhadap perjuangan ekonomi Islam. Jadi, kepada para pemerhati ekonomi Syariah dan pejuang-pejuangnya, saya ingin mengajak untuk mendapatkan semangat militansi itu. Perjuangan ekonomi Islam ini adalah salah-satu rangkaian perjuangan selanjutnya dari perjuangan pertama yang kita lakukan di Islam ini, yaitu bersyahadat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar