Selasa, 22 November 2011

Amal yang Shaleh itu..


Suatu kali saya terjebak macet di satu jalan. Setelah beberapa lama saya sadari didepan ada mobil dari arah lain yang ingin berbelok memotong antrian macet mobil pada jalur jalan yang saya ambil. Saya perhatikan beberapa mobil didepan saya tidak memberikan kesempatan mobil itu memotong, hingga giliran satu mobil di depan saya. Saya kemudian menerka-nerka apakah mobil yang persis didepan saya ini akan memberikan jalan untuk mobil yang ingin memotong itu. Entah kenapa, muncul harapan dalam hati; mudah-mudahan saya yang diberikan kesempatan oleh Allah untuk melakukan amal shaleh itu. Alhamdulillah saat itu saya diberikan kesempatan itu.

Setelah peristiwa itu, setiap kali saya menghadapi situasi serupa, seringkali harapan itu muncul di hati dan fikiran saya. Hasilnya, kadang saya diberi kesempatan kadang tidak. Tetapi hikmahnya saya belajar banyak dari peristiwa itu. Setidaknya pelajaran itu; pertama, amal shaleh dapat dilakukan bukan hanya karena kemauan tetapi juga karena perkenanan Tuhan. Kedua, semangat melakukan amal shaleh tidak melulu dan tidak selalu diukur dari menikmati hasilnya, boleh jadi semangatnya berasal dari keinginan untuk memberi (bukan untuk menikmati).

Belajar dari pelajaran itu semua, ketika kita berhadapan dengan kondisi dimana para senior, atasan, tetangga, saudara kita begitu menggemaskan karena tidak mampu merubah keadaan atau tidak mau melakukan perbaikan, mungkin tidak tepat kalau kita kecewa. Mungkin yang lebih tepat kita lakukan adalah tersenyum dan kemudian berdoa mengirim harapan kepada Tuhan: ya Tuhan perkenankan saya yang melakukan perubahan itu, berikan kesempatan saya melakukan kebaikan itu.

Selanjutnya, buat anda yang membaca tulisan ini, khususnya anda yang ada di jalan perjuangan menegakkan idealisme kebaikan, pejuang amal shaleh, mungkin sudah lama jalan ini anda tempuh tetapi sepertinya ujung jalan tidak pernah tampak, sudah banyak yang diusahakan tetapi hasil tidak pernah dapat digenggam apalagi dinikmati, sudah banyak pengorbanan yang diberikan tetapi tidak satupun kemenangan bisa dirasakan. Jenuh, bosan, letih, kesan itu yang mungkin dominan ada menjadi atmosfer kehidupan perjuangan anda. Dan boleh jadi kesabaran anda mulai terusik, apalagi ketika memikirkan beratnya perjuangan karena tiada hasil yang dapat menghibur itu semakin bertambah berat karena ternyata pada saat yang sama ujian, cobaan dan godaan semakin naik intensitasnya.

Mungkin yang harus dilakukan bukan berhenti dan mencari-cari apa atau siapa yang dapat disalahkan, tetapi sekedar merubah pola berfikir dan merubah logika-logika yang selama ini kita pegang. Artinya, kelesuan, kejenuhan dan keletihan berjuang mungkin sedikit dapat ditolong dengan merubah konsep perjuangan yang kita anut. Hapus faktor “hasil” dari ukuran-ukuran hidup yang mempengaruhi semangat berjuang. Kita tidak peduli dengan hasil. Hasil itu hak Tuhan, kita tidak memiliki wewenang sedikitpun. Tetapi kalaupun itu sudah dilakukan, kejenuhan dan kelesuan masih saja memenuhi jiwa, mari berdoa, siapa tahu Tuhan kasihan pada kita, dan kita dihibur dengan takdir-takdir yang memelihara kita di jalan perjuangan ini. Mari berdoa, sebelum bisikan syetan menguatkan nafsu kita untuk tenggelam dalam diam atau bahkan bermaksiat di atas bumi-Nya.

Tidak ada komentar: