Senin, 07 Januari 2013

Karir Dakwah adalah Karir Hidup yang Sejati

Salah satu parameter sukses hidup adalah kesuksesan karir kerja (nafkah). Menjadi pengusaha yang sukses, CEO di perusahaan ternama, guru besar untuk satu disiplin ilmu, pejabat tinggi di lembaga pemerintah atau parameter lainnya yang memposisikan pemangkunya sebagai manusia dengan status sosial tertinggi, sebagai seseorang yang sukses.

Demi itu gelar sukses itu, demi posisi-posisi yang mulia tadi, maka muncul dan berkembanglah konsep-konsep menuju hidup sukses. Dari konsep yang masuk akal sampai konsep diluar akal sehat, dari memunculkan motivasi, merumuskan strategi sampai dengan implementasi, dari upaya keras peras keringat sampai dengan siasat bersama dukun menggunakan jampi-jampi, semuanya ditujukan untuk meraih sukses. Tentu saja sukses dengan definisi seperti diatas.

Nah, ditulisan ini saya bukan mau menawarkan konsep baru atau ingin memberitahu siasat yang jitu. Seperti biasa saya hanya ingin mengajak merenung sejenak, melamunkan; apakah sudah benar konsep kita tentang karir hidup. Saat kita sudah mengakui bahwa orientasi hidup ini telah beyond dari sekedar dunia (ada akhirat yang juga kita tuju), maka sepatutnya karir hidup juga mengacu pada orientasi ini.

Oleh karena itu parameter sukses juga seharusnya mengakomodasi definisi kedua orientasi, yaitu dunia dan akhirat. Sukses tidak akan valid jika hanya mengakomodasi dunia tetapi mengabaikan akhirat. Parameter sukses harus melingkupi apa-apa yang disebut sukses di kedua orientasi itu, khususnya akhirat.

Saya sangat yakin jika saya ingatkan tentang parameter sukses di akhirat, anda akan sangat fasih menyebutkan apa saja parameternya, dari kerja-kerja ibadah hingga amal-amal muamalah. Tetapi yang jarang diinsyafi adalah kesadaran pada karir hidup tadi. Jika memang kita mengakui parameter sukses tadi bukan hanya kesuksesan dunia tetapi juga akhirat, maka karir hidup yang sejati seharusnya adalah karir yang berorientasi akhirat, karir yang tidak mengenal pensiun dan tidak memiliki batasan waktu untuk disebut sukses.

Inilah yang kemudian membuat saya yakin bahwa karir hidup yang utama bagi mereka yang berorientasi pada dunia dan akhirat adalah karir dakwah (amal shaleh), bukan karir nafkah. Tetapi percayalah untuk fokus pada karir ini kita memiliki berbagai rintangan. Sifat-sifat fitrah seperti keserakahan, cinta dunia, lupa dan kebodohan menjadi tantangan yang sangat besar. Namun begitu, jika kita mampu mengendalikan sifat-sifat itu, tentu akan menambah kemuliaan dan mendukung kesuksesan karir hidup yang sejati. Fokus.

Tidak ada komentar: