Satu nasehat dari beberapa nasehat yang telah ditulis di sini, dan ini yang kesekian kalinya dikhususkan untuk saya pribadi
1. hiduplah semau apa kau hidup, tapi akhirnya akan mati
2. cintailah siapa saja yang ingin kau cintai, tapi akhirnya akan berpisah
3. berbuatlah semaumu tapi jangan berputus asa karena semua akan ada balasannya
Nasehat, seringkali tidak terasa beratnya, tidak dalam maknanya, tidak sampai maksudnya. Tetapi ia menjadi begitu krusial, karena nasehat menjadi salah satu tanda bahwa kebenaran masih disadari, masih ada, masih menjadi ukuran dan pedoman.
Tapi bukankah tidak ada satupun manusia di atas muka bumi ini yang terjamin kedudukannya selalu mulia dan bersih, mengapa harus ada manusia yang begitu percaya diri untuk tampil dan memberikan nasehat tentang kebenaran dan kearifan?
Ya, mungkin itu mengapa Tuhan menggunakan istilah "saling menasehati" dalam satu anjuran-Nya? "Saling" mengisyaratkan saling bergantian dalam menasehati, karena mungkin seseorang satu waktu sedang turun keimanannya dan pada waktu lain tengah naik keimanannya, sedangkan ada orang lain yang siklus imannya kebalikan dari orang itu. "Saling" juga secara implisit bermakna kebenaran prilaku individu harus dijaga dengan interaksi bersama-sama (berjama'ah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar