Senin, 20 Juli 2009

Keistimewaan dan Kebanggaan

Keistimewaan pertama yang kita dapatkan dari Allah, adalah keistimewaan dipilihnya kita terlahir ke dunia dari kurang lebih 4 miliar calon manusia. Keistimewaan kedua, Allah takdirkan kita lahir di pentas dunia sebagai manusia! Bukan batu atau gunung, bukan hewan atau tumbuhan, bahkan bukan pula malaikat atau syetan. Sampai disini, sepatutnya semua manusia menginsyafi keistimewaan dirinya ini. Semua manusia diberikan anugerah terbesar dari Allah, yaitu untuk menjadi makhluk Allah yang paling mulia di muka bumi, yang memimpin alam semesta, sehingga malaikat dan syetan pun diperintahkan untuk sujud pada manusia.

Sampai disitu saja keistimewaan kita? Tidak! Diantara kita ada yang diberikan kasih sayang Allah dengan ditunjukkan pada kebenaran dan jalan keselamatan Islam. Ya keistimewaan itu adalah menjadi muslimnya kita. Keistimewaan ini didapatkan baik melalui usaha yang sadar maupun atas petunjuk Allah yang Maha Adil, Maha Pengasih, Pemurah dan Menyayang.

Selanjutnya, keistimewaan memasuki fase “mandiri”, dimana setelah level keistimewaan sebagai muslim, dibutuhkan usaha pribadi untuk masuk pada level keistimewaan yang lebih tinggi, yaitu keistimewaan menjadi seorang muslim yang beriman. Keistimewaan ini mensyaratkan keilmuan yang baik, keteguhan dan konsistensi pada jalan yang benar. Dengan begitu ia menjadi manusia istimewa karena usaha-usaha ibadahnya yang selalu terjaga dan terpelihara.

Setelah itu keistimewaan puncak yang dapat dimiliki oleh manusia adalah keistimewaan menjadi penyampai risalah Tuhan, menjadi pemimpin alam semesta (khalifah), menjadi penyeru kepada sesama manusia, menyerukan perbuatan baik dan menghindari keburukan. Manusia istimewa yang menjadi pelopor dan penggerak kebaikan, menjadi manusia yang aktif berjuang sekaligus berkorban. Untuk itu manusia ini membutuhkan semua potensi kemanusiaannya secara maksimal. Manusia istimewa ini membutuhkan kesabaran puncak, keikhlasan puncak, ketabahan puncak dan tentu kerja-kerja puncak.

Dengan keistimewaan-keistimewaan ini, sudah sepantasnya kita berusaha menjadi manusia paling teristimewa yang bangga dengan kondisi itu, dan kemudian memberikan yang terbaik bagi Allah, alam semesta dan diri sendiri, sesuai dengan kadar keistimewaan kita masing-masing.

Cermatilah, keistimewaan yang semakin tinggi, semakin memerlukan usaha aktif manusia, membutuhkan inisiatif, motivasi, kesungguhan dan kemampuan. Manusia yang memberikan inisiatif yang lebih dominan, motivasi yang lebih besar, kesungguhan yang lebih kuat dan kemampuan yang lebih baik, serta kerja yang lebih banyak (bukan manusia yang memberikan hasil kerja yang lebih banyak, karena ukurannya proses bukan hasil), akan menjadi manusia yang paling istimewa dihadapan Allah SWT.

Tidak ada komentar: