Selasa, 01 Februari 2011

Israel Siap-Siaplah


Nagara manakah yang deg-degan melihat perkembangan memanasnya suhu sosio-politik negara kawasan Arab? Tentu saja Israel. Meski Netanyahu melarang pembantunya di kabinet memberikan komentar atas apa yang terjadi di Mesir atau negara tetangga Arab lainnya, pada akhirnya mereka tidak mampu menyembunyikan kekhawatiran. Ingat sekutu Arab yang paling kuat saat ini harus diakui adalah Mesir. Keberadaan regime Mubarak di Mesir selama ini sedikit banyak mampu menekan pergerakan pembebasan Hamas di Gaza yang mengganggu stabilitas selatan Israel.

Keruntuhan Mesir tentu akan melemahkan pintu Israel di selatan. Alih-alih ingin mengisolasi gerakan perlawanan Hamas di Gaza, Israel malah harus mendapatkan gelombang perlawanan yang semakin kuat akibat dukungan regime baru Mesir terhadap gerakan perlawanan di Palestina. Apalagi terbuka kemungkinan faksi Ikhwanul Muslimin menguasai Mesir pasca kekacauan politik saat ini. Ingat ikatan ideologis Ikhwanul Muslimin dan Hamas begitu erat.

Belum selesai kekhawatiran itu reda, kekhawatiran muncul pula di perbatasan barat Israel. Yordania juga ikut bergolak. Ingat, Yordania merupakan penghubung Tepi Barat Palestina dengandunia luar. Israel tentu sangat-sangat tahu apa konsekwensi realistis dari pergolakan politik negara Arab di sekelilingnya. Regime Suria pun kini harus berhati-hati, boleh jadi kasak-kusuk rakyatnya juga akan semakin mengemuka dan menuntut hal yang sama seperti yang sudah dilakukan negara-negara tiran tetangganya. Sementara itu, hiruk pikuk politik Lebanon boleh jadi memancing faksi Hezbollah untuk turut campur dalam politik formal Lebanon.

Jika semua itu betul terjadi, maka sempurna kekhawatiran Israel. Karena hampir semua negara Arab yang mengelilinginya besar kemungkinan akan berubah orientasi politiknya. Orientasi politik yang sepatutnya mengikuti kehendak zaman. Apa kehendak akhir zaman ini? Munculnya generasi terbaik Arab dan Islam dalam mengusung kehormatan dan harga diri mereka.

Ayo setiap diri; anda, saya, kita semua, ukurlah kapasitas diri, posisi dakwah, kontribusi perjuangan. Sebentar lagi generasi itu muncul secara terbuka. Kita ada dimana? Didalam barisan generasi itu? Diluar? Atau kita tidak ada sama sekali. Pilihannya jelas, maknanya juga sangat mudah dicerna. Jika kita ada didalam barisan generasi terbaik Islam berarti kita betul-betul merupakan kekuatan yang dibutuhkan, tetapi jika kita ada diluar barisan mereka, maka terimalah bahwa kita ini beban bagi perjuangan mereka.

Tidak ada komentar: