Jumat, 04 Februari 2011

silent...


Mari diam sejenak. Pejamkan mata. Mulailah tenggelam dalam jiwa, memasang telinga pada hati dan berkelanalah dalam ruang sanubari. Dengarkan semua suara, cermati getaran dan warna-warna rasa. Ada apa disana?

Ada badaikah? Atau hening tiada suara? Atau mungkin angin lembut menerpa jiwa dengan segenap kesejukannya?

Prosesi ini sering saya lakoni. Atau mungkin tepatnya terpaksa saya lakoni. Tapi tidak penting apakah saya lakoni atau tidak, karena bukan itu maksud saya bicara tentang ini dalam tulisan ini. Yang ingin saya ungkapkan adalah, jika badai yang dirasakan, biasanya itu hakikatnya adalah pergumulan nurani dan nafsu, atau dosa tengah memporak-porandakan logika, mematikan semangat dan menghentikan langkah.

Jika hening tiada suara hakikatnya, diri tengah asyik dengan dengan diam karena bingung tidak memperoleh jawaban. Atau diri tengah tersesat entah dalam rimba apa. Dan jika ada angin sejuk yang menyegarkan, maka yakinlah nurani tengah dipuaskan oleh santapannya, yaitu kebenaran dan kebaikan.

Terserah anda ingin memaknai apa tulisan ini. Saya hanya ingin menulis sesuatu yang saya tidak tahu ujung dan pangkalnya.

Tidak ada komentar: