dalam perspektif ekonomi Islam pencurian hak orang miskin memang dapat dikatakan terjadi karena keserakahan orang-orang kaya. pencurian karena orang kaya tidak punya hati untuk sedekah, infak apalagi wakaf, atau pencurian karena orang kaya termanjakan oleh gaya hidup mereka, oleh hobby, fashion, dan semua label-label kemegahan yang ingin mereka kunyah semua.
tetapi pada sisi lain pencurian hak orang miskin dapat terjadi karena memang sistem ekonomi yang mencuri hak mereka. sistem yang melegalkan keserakahan orang-orang kaya adalah sistem maling. sistem yang menjadikan bunga sebagai punggawa sistem adalah sistem yang melestarikan perampokan dalam ekonomi. karena pada hakikatnya bunga adalah hasil rampokan yang dilegalkan oleh sistem itu.
terlebih lagi ketika pajak orang kaya atau dalam islam dikenal sebagai zakat tidak berlaku dalam masyarakat, maka orang-orang miskin hanya jadi budak sistem dan keserakahan orang-orang kaya. hubungan kaya dan miskin menjadi sangat kasar, sangat tidak manusiawi, hubungan layaknya juragan dan budak.
apalagi dalam zaman modern seperti saat ini, ternyata kemiskinan dan mengemis ternyata telah menjadi salah satu sektor dalam industri. kemiskinan menjadi komoditi, kemasannya dibuat semenarik mungkin. produknya mulai sangat bervariasi, dari mengemis, ngamen hingga berkedok sumbangan. sehingga kemiskinan memiliki pasarnya sendiri, memiliki musimnya sendiri, demand - supply SDM-nya pun sudah dapat dimodelkan. bahkan harga kemiskinan saat ini terus mengalami inflasi. pernah saya lihat seorang anak membuang uang logam yang diberikan pengemudi kendaraan, mungkin ia berhitung kalau uang itu tidak layak dengan effort yang sudah dia keluarkan. wuihhh... edan negeri ini.
tidak kalah edannya prilaku orang kaya, meskipun kalau yang satu ini tidak perlu lagi dijabarkan dalam tulisan ini, karena boleh jadi kita semua terdakwanya. jangan lihat prilaku orang-orang VIP itu dalam menghabiskan malamnya di kamar-kamar sempit di hotel-hotel padahal rumahnya seluas lapangan upacara, untuk sekedar ingin geleng-geleng kepala melihat tingkah laku mereka. tapi mungkin kita bisa mulai dengan diri kita, yang lebih banyak menghabiskan uang untuk asesoris motor lebih besar dari harga motor itu sendiri, atau berganti-ganti merek dan kecanggihan handphone hanya karena alasan BOSAN!
cape gue! tiap hari harus nahan-nahan ga beli apa-apa karena mikirin semua ini. idealisme atau sekedar ingin riya dimata manusia lain, bahwa gue ga serakah loh, gue care sama saudara-saudara yang miskin loh, gue empati dengan mereka lewat gaya hidup gue yang ga fashionable...
hahaha... meminjam hasil renunganku yang ku posting di web yang berbeda... sabar itu cuma kesediaan menunggu hikmah. yupe akhirnya tulisan ini bukan artikel, tapi sebatas curhat. what do you think?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar