Prihatin rasanya melihat saudara-saudaraku sesama punggawa dakwah terakhir ini. Semakin tak tersisa prasangka baik dalam hati dan lisan mereka. Sampai-sampai mudah baginya untuk mengeluarkan kata-kata tuduhan hina bagi sesama saudaranya, yang ia tahu aktif dalam perjuangan Islam seperti diri mereka. Sebaliknya semakin mudah baginya untuk mengagumi mereka yang jelas kafir dan belum ada kebaikannya bagi dakwah. Di pandangannya seakan-akan kaum kafir itu kaum yang hanif dan bersahaja, sementara para aktifis Islam itu kaum yang penuh ambisi dengan niat-niat tersembunyi.
Ada sekelompok manusia yang berusaha memberikan amal shaleh terbaik, tetapi dituduhnya menyembunyikan ambisi mendapatkan jabatan dan kuasa. Padahal mereka sama-sama mengaji, sama-sama melantunkan bait syahadat yang tak berbeda, sama-sama memahami kewajiban dan rukun-rukun dakwah di dalam Islam.
Habis sudah prasangka baik di langit Indonesia, kini yang tersisa adalah curiga, curiga dan curiga. Punah sudah senyum tulus yang memperindah pergaulan kita di pentas negeri tercinta. Sehingga orientasi tidak lagi jernih dalam memandang masalah dengan semua serba-serbinya. Semua argumentasi telah memiliki arahnya yang pasti, yaitu arah yang memang telah didominasi oleh prasangka-prasangka.
Sebab apa semua ini bisa terjadi? Mungkin ada kejenuhan dan keletihan dalam kerja-kerja dakwah yang panjang ini, mungkin ada kekeliruan dalam memahami hidup dan kehidupan, atau mungkin kita semakin jauh dari Islam yang kita perjuangkan ini.
Kepada mereka yang telah jenuh dan letih, pada mereka yang kehilangan orientasi, pada mereka yang selalu berprasangka, ingin kukatakan kalimat ini; perjuangan dakwah bukanlah ditujukan untuk dunia, atau sekedar jabatan dan harta yang bersifat sementara. Ambisi puncak semua itu adalah syurga, dimana wajah kita akan menatap pesona wajah Allah Dzat yang maha perkasa. Jikapun kerja dakwah ini menghantarkan seseorang pada jabatan dan harta, tak lebih itu semua hanya konsekwensi dan amanah. Kerja dakwah bukanlah kerja untuk fulan atau fulanah, kerja dakwah juga bukan sekedar penunaian beban-beban dan kewajiban. Kerja dakwah adalah kehormatan dan kemuliaan, kerja yang membuat kita dihormati oleh seluruh makhluk alam raya, kerja yang membuat kita dimuliakan atas malaikat dan syetan. Kerja ini hanya untuk Tuhan!
Ingat prinsip ini! Tujuan kerja dakwah adalah mewujudkan peradaban mulia lagi bersih, tidak mungkin ia tegak dengan cara-cara hina dan kotor. Tapi pahami bahwa kita adalah jamaah manusia, kelemahan dan kealpaan sudah menjadi fitrah dan kelaziman kita, tetapi bukan berarti kita tidak mampu mewujudkan peradaban bersih itu. Kita sangat mampu. Tetapi kini yang sangat penting adalah tanggalkan semua prasangka, bersatu barislah dengan mereka yang saat ini tengah berjuang, baik berjuang menundukkan kelemahan diri sendiri maupun berjuang merangkai rantai peradaban Islam sepenggal demi sepenggal. Dan setelah ini, tersenyumlah, karena Islam tak lagi menemukan curiga dalam perjuangannya. Allahu Akbar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar