Pilar utama ekonomi yang disebutkan Tuhan dalam firman-Nya, yaitu jual-beli, mengindikasikan kesederhanaan bentuk sistem ekonomi dalam Islam. Jual-beli menjadi pedoman atau referensi pengembangan ekonomi dengan semua aktifitasnya. Jual-beli bahkan harus menjadi acuan atau ukuran dalam menilai konsistensi ekonomi dalam menjalankan prinsip-prinsip Islam.
Jual-beli menjadikan warna ekonomi begitu sederhana. Bahwa ekonomi harus bermuara pada aktifitas jual-beli, termasuk aktifitas pendukung ekonomi di sektor keuangan; investasi, menjadikan ekonomi tidak rumit dan kompleks. Bagi anda yang tidak suka berpikir rumit, mengenali transaksi ekonomi Islam mudah saja, lihat akhir transaksi, apakah ada jual-beli di ujung aktifitasnya.
Kompleksitas terjadi di perekonomian modern, karena ekonomi tidak concern terhadap underlying transaksi ekonomi. Ekonomi modern hanya memperhatikan prosesi-prosesi dan outlet-oulet "how make money more money". Akhirnya menggunakan konsep bunga dan spekulasi inovasi terjadi membabi-buta dengan "penerimaan pasar" (free market mechanism) sebagai wasitnya.
Dan kesederhanaan sistem ekonomi ini, ternyata pas sekali bagi manusia. karena manusia (Islam) yang diinginkan Tuhan adalah manusia yang sederhana pula, manusia yang 'ngga' muluk-muluk, manusia yang menjadikan ekonomi sebatas alat bantu dalam menunaikan tugasnya sebagai hamba Tuhan; beribadah semaksimal mungkin, semampunya, menggunakan semua yang dimiliki termasuk hartanya (kemampuan ekonominya).
Manusia sederhana itu menyadari sepenuh hati, bahwa kerja nafkahnya tidak hanya bergantung pada kemampuannya, tetapi ada kehendak Tuhan yang di sandari. begitulah, manusia sederhana yang menggunakan sistem ekonomi yang sederhana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar