Selasa, 03 November 2009

Kesadaran


Ada saat dimana kesadaran menguasai jiwa, sehingga semua konsentrasi dan kemakluman, seseorang betul-betul mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Pada saat itulah musuh sejati manusia adalah syetan-syetan yang berada di luar dirinya, baik berupa jin maupun manusia. Ketika ia kalah dengan syetan itu, maka buruklah hasil pikiran, ucapan dan perbuatan orang tersebut. Tetapi dengan kondisi ini, seseorang lebih memiliki potensi memenangkan “pertempuran” dengan syetan, karena ia sudah memiliki kesadaran. Itu mengapa manusia-manusia sadar ini hidupnya lebih banyak memiliki kebaikan dibandingkan keburukan.

Tetapi ironisnya adalah kebanyakan manusia sulit mendapatkan kesadaran itu, atau fatalnya, tidak memiliki kesadaran ketika ia dibutuhkan. Pada kondisi yang ekstrem Ini yang mungkin disebut oleh Tuhan hati yang ditutup oleh-Nya, hati yang membatu, atau hati yang mati. Nah kita lihat dengan sangat jelas peristiwa-peristiwa yang mempertontonkan matinya hati dari banyak orang setiap harinya. Salah satunya adalah drama kriminalisasi KPK ini.

Betul matinya hati, sama saja memadamkan kesadaran, dan mengacaukan kehidupan. Ekonomi yang ingin ditegakkan di bawah panji-panji Islam adalah ekonomi yang bermodalkan kesadaran, ekonomi yang dijalalankan oleh hati-hati yang hidup. Dan ekonomi itu membersihakan hati yang kotor atau bahkan ekonomi yang menghidupkan hati yang mati.

Ya Muqallibal qulub tsabbit qulubana aladdinika...

Tidak ada komentar: