Minggu, 01 November 2009

Kemuliaan yang Remeh?


Tertangkap basah ketika kita sedang berbuat dosa, mungkin respon kita semua sama, malu atau boleh jadi marah. Biasalah semua orang tidak ingin diketahui bahwa ia salah. Tetapi bagaimana jika yang terjadi adalah kita tertangkap basah ketika sedang berbuat amal shaleh? Apa respon kita? Saya yakin responnya yang pasti bukanlah marah. Tapi apa? Senyum, bangga, bersyukur, ini yang paling mungkin.

Tetapi seperti apa idealnya kita merespon? Bukankah kita dianjurkan untuk melakukan amal shaleh dengan keikhlasan yang penuh, sehingga melakukan amal dengan tangan kanan hendaknya tidak diketahui tangan kiri, banyak dianjurkan. Khawatir riya’ katanya. Dengan demikian, jika kita lakukan itu, dapat saja terjadi penangkapan basah oleh orang lain ketika kita lakukan amal baik itu dengan sembunyi-sembunyi.

Ulasan saya ini, boleh jadi iseng saja. Tetapi untuk alasan kebersihan hati, jawaban mengenai respon yang ideal menjadi sangat krusial untuk kita ketahui. Meskipun saat ini hampir-hampir tak ada lagi yang mau sembunyi-sembunyi berbuat amal. Bahkan sekarang ada yang sudah membuat “modus operandi” dimana ia ingin terkesan beramal sembunyi-sembunyi tetapi ia rekayasa agar perbuatannya itu tertangkap basah oleh orang lain. Mereka ingin reputasinya tinggi sebagai orang baik, atau mereka ingin tak diketahui suka berbuat buruk.

Saya sendiri masih asing dengan pertanyaan ini. Apalagi ingin membahas respon idealnya seperti apa. Karena jangankan amal yang sembunyi-sembunyi, yang terang-terangan aja masih suka bertempur antara akal dan hati. Pissss...

Tidak ada komentar: