Minggu, 11 September 2011
London: kota pusat peradaban
Tuhan izinkan saya mengunjungi kota London untuk beberapa hari kedepan ini, dalam rangka mengikuti training di Cambridge University. Pertama kali melihat kota London, kesan pertama yang ada adalah "kota lama yang begitu tertata". Meski kota tua, tetapi London menjadi salah satu kota pusat peradaban modern manusia saat ini.
London juga menjadi kota utama kebangkitan ilmu pengetahuan dan industri di abad modern ini. Ia menjadi jantung dari negara yang pernah mendominasi dunia. Maka tidak heran pengaruhnya bagi penduduk dunia begitu signifikan hingga kini, pada semua aspek kehidupan, baik agama, politik, ekonomi, sosial apalagi budaya.
Saya sendiri mengenal kota London dan negaranya, melalui banyak media dan literatur. Lewat perkembangan ilmu pengetahuan, saya mengenal negara ini dan kota London dari tokoh-tokoh seperti Isaac Newton, Darwin, Adam Smith, James Watt, Keynes dan banyak lagi. Di bidang seni budaya dikenal Shakespeare dengan berbagai karyanya, atau melalui karya-karya seperti dari film oliver twist, around the world in 80 days, sampai james bond dan masih banyak lagi.
Dari sisi sejarah peradaban manusia modern, maka tidak mungkin menuturkan sejarah manusia tanpa menyebut negara ini dan kota London, terlepas dari sisi negatif dan positifnya. tetapi itu semua cukup membuat saya excited diizinkan mengunjungi negara ini dan kota London.
Hari pertama kemarin, saya berkesempatan langsung mengunjungi teman-teman Indonesia yang sedang halal-bihalal di kota Birmingham dan berjumpa dengan teman kantor yang tengah menyelesaikan study-nya di Warwick University dekat kota Coventry. Juga mendapatkan banyak informasi tentang kehidupan disini dari supir yang mengantarkan kami, dimana beliau sudah lebih dari 27 tahun menetap di London.
Beberapa kesan yang dapat saya rasakan; kota-kota di Inggris memang merupakan kota-kota yang sangat tua, kota-kota yang memeiliki segudang pengalaman sehingga kehidupan warganya ada pada level kemapanan yang cukup baik, bukan hanya kemapanan kota secara ekonomi, tetapi juga tata kelola, interaksi penduduknya, budaya, hukum dan politiknya. Sehingga dengan alasan kemapanan ini, tidak wajar jika kemapanannya dibandingkan dengan kota-kota di Indonesia. Tetapi betul untuk memangkas usia dan pengalaman, kita dapat mencontoh dari kota-kota di sini.
Secara general populasi penduduk inggris tidak begitu tinggi atau bahkan terkesan stagnan. Terlihat jelas bagaimana rumah-rumah tinggal di sini merupakan rumah-rumah lama, perkembangan bisnis rumah baru tidak terlihat. mungkin ini baru kesan-kesan pertama, mungkin pemandangan selanjutnya akan memberikan kesimpulan-kesimpulan yang lebih dalam dan menyeluruh.
Saya jadi membayangkan seperti apa kota-kota utama Islam ketika masa keemasannya, seperti Bagdad, Damaskus, Granada, Istanbul dan lain sebagainya. Kota-kota itu dahulu menjadi kota-kota idaman untuk dikunjungi, karena menjadi kota pusat peradaban dunia, seperti kita memandang London saat ini, atau kota-kota dunia lainnya seperti New York, Tokyo, Berlin dan lain-lain.
Setiap kota utama pada setiap zamannya merefleksikan corak dan warna peradabannya. Jika peradaban Islam kembali mengemuka dan mendominasi dunia, kota manakah yang akan menjadi kota-kota utama peradabannya? Mungkinkah salah satunya ada di Indonesia? Sebagai negara berpopulasi muslim terbesar, selayaknyalah kota utama Islam dari peradaban Islam ada di Indonesia. Kota mana yang memungkinkan untuk mimpi itu? Jakarta, Makassar, Surabaya, Medan, Banda Aceh atau Balikpapan?
Dalam sejarah Islam, kota akan mengutama ketika penduduknya dekat dengan Islam, baik secara akidah, akhlak maupun syariah. Lihat saja, sejarah Madinah, Bagdad atau Damaskus. Keharuman kota-kota Islam, bersumber dari keharuman penduduknya. wallahu a'lam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar