Setelah ini mau kemana lagi jalan perjuangan ini menuju? Cukupkah energy-ku menggerakkan perjuangan ini, mencapai harapan-harapannya, mewujudkan peristiwa dan takdir-takdir kejayaannya? Bukankah pejuang juga manusia yang seringkali berhenti bergerak karena kemalasan dan keletihan, karena ujian dan godaan, atau karena kecemasan dan kebingungan.
Kemalasan dan keletihan; energy boleh saja besar atau semangat boleh saja tinggi tetapi kemalasan seringkali mematikan kemauan dan keletihan membuat tambahan energy menjadi tidak bermanfaat. Sementara, ujian dan godaan tak jarang melupakan visi mengaburkan arah perjuangan. Sedangkan, kecemasan dan kebingungan menghilangkan keberanian, dan membuat gelap pandangan mata juga hati.
Oleh karenanya, modal besar lain yang sepatutnya dimiliki oleh seorang pejuang adalah kesabaran. Kesabaran itu kekuatan terdahsyat di alam semesta yang dianugerahkan oleh Allah SWT. Kesabaran merupakan penyempurna kekuatan ilmu dan kekuatan iman (keyakinan). Sabar menjadi syarat pengunci dari criteria sukses untuk setiap usaha.
Mungkin kini sudah saatnya perjuangan Islam dipenuhi dan diisi oleh pejuang-pejuang yang sabar, bukan hanya pejuang-pejuang yang bersemangat tinggi dan berkompetensi tinggi. Perjuangan ekonomi Islam pun tidak luput dari kebutuhan itu. Terlebih lagi, karena pembangunan ekonomi Islam bukan hanya pembangunan fisik ekonomi tetapi juga pembangunan manusianya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar