Rabu, 25 Agustus 2010
Things to Ponder
“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang yang berinfak, baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri*, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran: 134-135)
*) yang dimaksud perbuatan keji (fahisyah) ialah dosa besar yang akibatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina dan riba. Menzalimi diri sendiri ialah melakukan dosa yang akibatnya hanya menimpa diri sendiri baik besar atau kecil.
Apa yang ada di benak anda jika Tuhan anda khabarkan kalimat-kalimat di atas itu khusus untuk anda, ketika anda khusyuk pada satu malam yang sunyi bermunajat memohon ampunan Tuhan atas dosa-dosa anda yang semakin hari semakin menumpuk? Mungkin mata yang berkaca-kaca atau airmata yang menetes dari sudut-sudut mata sudah cukup menggambarkan apa yang ada dibenak. Atau anda mungkin tersungkur dia atas sajadah, tidak siap menerima jawaban ini, karena harapan anda Tuhan memberikan ganjaran yang setimpal secepatnya agar menjadi tumbal bagi dosa-dosa yang sudah menggunung, bukan malah memusnahkannya hanya karena ratapan mohon ampun.
Saya hanya ingin pertegas kembali pada anda dan khususnya bagi diri saya sendiri, bahwa ramadhan bertujuan mampu mentransformasi manusia biasa menjadi manusia bertakwa, inilah definisi manusia bertakwa itu:
1. Manusia yang kemudian memiliki kebiasaan berinfak baik dalam keadaan lapang maupun sempit.
2. Manusia yang selalu mampu menahan amarah.
3. Manusia yang mampu memaafkan kesalahan orang lain.
4. Manusia yang apabila berbuat dosa besar atau kecil segera mengingat Allah lalu memohon ampun atas dosa-dosanya dan tidak mengulanginya.
Inilah mungkin nasehat yang telah sampai pada kita untuk kesekian kalinya, yang menunjukkan betapa sayangnya Tuhan pada kita, sampai-sampai Beliau tak bosan-bosan menyampaikan nasehat ini. Kita mungkin sudah berkali-kali mengkhianati Tuhan dengan selalu mengingkari janji-janji taat dari lisan kita, tetapi ternyata Tuhan tidak bosan-bosannya mengingatkan, bahwa ampunan-Nya masih seluas alam semesta, bahwa syurga masih layak untuk kita. Mari kembali kita coba...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar