Senin, 16 Januari 2012

Seri Global Crisis: Mengapa Jerman berbeda..

tergoda saya untuk sedikit bercerita tentang ekonomi Jerman yang relatif berbeda dengan negara-negara kawasan Eropa yang tengah "sakit". Jerman menjadi negara Ekonomi terbesar di Eropa, dan ditengah badai krisis fiskal di kawasan itu, Jerman mampu bertahan sehat serta memiliki outlook yang stabil.

tapi saya tidak ingin bercerita tentang Jerman menggunakan bahasa ekonomi, tetapi bahasa sepak bola. kenapa? karena saya teringat beberapa bulan yang lalu ketika menonton TV hiburan di satu maskapai penerbangan. acara yang saya tontong mengulas dunia sepakbola Eropa, membahas komparasi kondisi liga di Eropa khususnya Inggris, Italia, Spanyol dan Jerman.

seorang praktisi bola di jerman memaparkan dengan singkat perbedaan-perbedaan itu. dan paparannya begitu pas sehingga cukup bagi saya untuk mendapatkan gambaran mengapa ekonomi Jerman berbeda dengan kebanyakan negara Eropa.

pakar itu mengatakan liga di Inggris begitu mewah dengan dengan jumlah transfer pemain dan gajinya yang menjulang tinggi. itu terlihat hampir disemua klub. tetapi kebijakan itu tidak mempertimbangkan kemampuan bayar dan kemampuan liga dalam meningkatkan penghasilan, sementara melimpahnya pemain asing membuat Inggris hanya harum namanya di level klub (liga) tetapi tidak di level tim nasionalnya.

sedangkan Italia gebyar liga beberapa tahun terakhir ini ingin mengikuti jejak inggris, jumlah transfer yang tinggi dan bertaburnya bintang pesepak bola asing. tetapi lihat jumlah penonton yang menyaksikan pertandingan di stadion, minim sekali, sehingga tidak heran jika akan ada masa klub dan liga akan menghadapi kesulitan keuangan, terlebih jika gaya manajemen yang dilakukan adalah berhutang ke bank untuk menutupi biaya pemain.

kondisi yang tidak berbeda juga terlihat di spanyol, baik jumlah transfer dan gaji pemain, tetapi yang relatif menonjol dari liga spanyol adalah gegap gempita mewahnya liga hanya terkonsentrasi pada segelintir klub, yaitu Barcelona dan Madrid. tidak heran kampiun liga hanya bergantian diantara mereka.

sementara liga sepak bola Jerman sedikit berbeda hampir disemua aspek. manajemen liga dilakukan betul-betul bersandar pada kemampuan liga, baik pemasukan dari penonton, marchendise atau keterlibatan penonton (fans club) dalam memiliki saham sebuah klup sepak bola. sehingga nilai transfer tidak terlalu tinggi, gaji pun begitu. tingkat kehadiran penonton diketahui paling tinggi diantara liga-liga yang ada di Eropa. atmosfer persaingan akhirnya relatif merata, kampiun liga tidak melulu bayer munchen sebagai klup paling kesohor di Jerman, terakhir Leverkusen dan Werder Bremen mampu mendominasi papan atas liga Jerman, dan kini ada Borussia Dortmund dan Schalke04. sementara Tim Nasionalnya mampu menjaga konsistensi untuk selalu berada di lever tertinggi persaingan kompetisi baik di level Eropa maupun dunia.

tergambar kan mengapa ekonomi Jerman juga berbeda? its a matter of attitude and system.

Tidak ada komentar: