Rabu, 10 Februari 2010

Indonesiaku pagi ini...


Kasus anak terlantar, pelacuran anak remaja, mutilasi anak jalanan, penggelapan dana bantuan bencana dan masalah sosial lainnya menjadi pemandangan yang lazim dan semakin akrab di telinga kita. Sampai-sampai berita-berita seperti ini telah membuat kapalan hati dan nurani sebagaian orang, yang akhirnya berita ini tidak menimbulkan keprihatinan yang berujung pada perbaikan, tetapi sekedar dianggap berita biasa yang telah lumrah dan biasa ada di layar-layar kaca.

Saya tidak ingin membahas ini masalah apa, tetapi lebih ingin menyampaikan bahwa ini adalah tamparan bagi pemimpin-pemimpin negeri ini dari tingkat terendah di komunitas-komunitas warga, seperti Lurah sampai dengan presiden orang nomor satu negara ini. Kredibilitas mereka di dunia ini turun ke tingkat yang paling bawah berdasarkan parameter dan tingkatan manusia terbaik didepan Tuhan. Amanah yang tersandang di dada mereka yang kemudian melayakkan mereka untuk menjadi pemimpin, terkhianati dengan sangat tercela. Amanah menjaga dan memelihara manusia lain agar kepentingan mereka terjaga pada dasarnya adalah kesempatan untuk mendapatkan gelar “manusia yang dirindui oleh syurga”, tapi ternyata jabatan pemimpin sangat mungkin menjadikan pemiliknya sebagai manusia yang paling hina.

Ini juga tamparan bagi para pemanggul amanah dakwah, para mujahid dakwah pewaris para Nabi. Kerja mereka mengajak manusia untuk berbuat baik menjadi diragukan, karena kehidupan manusia yang tergambar didepan muka kita semua adalah kehidupan yang kacau-balau, baik dari sisi moral atau aturan-aturan hukum kehidupan. Yang kaya semakin asyik dengan kerakusan dan kezalimannya, bahkan sampai-sampai kebanyakan mereka tak sadar melakukan itu semua. Yang miskin malah memanfaatkan kemiskinannya untuk menipu dan memperdaya dan sudah tidak peduli dengan kewajibannya untuk menghamba pada Tuhan mereka.

Apa yang kita dapat lakukan? Mari lakukan sesuatu...

Tidak ada komentar: