Rabu, 26 Mei 2010

Komunitas Islami Vs Tokoh Islami


Euforia naiknya Anas Urbaningrum sebagai ketua partai politik terbesar Indonesia ternyata merambat kemana-mana. Bukan hanya sekedar bernuansa kebanggaan pada generasi muda yang mampu menembus dominasi angkatan tua dalam dunia (industri mungkin jadi istilah yang lebih tepat) politik. Tetapi menjadi kebanggaan para punggawa organisasi-organisasi yang pernah digeluti Anas.

Seorang kolega mengatakan, jika suatu saat nanti betul Anas tampil menjadi Presiden Indonesia dari Partai Demokrat, meski kebanggaan terpilih sebagai ketua PD sudah merupakan satu kebanggaan yang spesial, tentu akan pula membuat mereka yang ada di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI; organisasi yang diketuai Anas ketika menjadi mahasiswa). Betapa bangganya HMI mampu menelurkan kader yang mampu menjadi presiden, menjadi pemimpin-pemimpin besar.

Bagaimana dengan organisasi yang saya banggakan Fossei (Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam)? Meskipun saya tidak pernah masuk dalam Fossei atau menjabat sebagai apapun didalamnya saya memiliki ikatan ideologis dan misi dengan Fossei, itu mengapa saya sangat membanggakannya. Ketika kolega menyebutkan kebanggaan itu, tidak kalah bangga saya menyahut, kalau Fossei bukan hanya ingin menelurkan seorang "Anas", tetapi tetapi ia ingin mewujudkan jamaah "Anas".

Obsesi menciptakan komunitas Islami lebih dikedepankan oleh Fossei daripada sekedar menciptakan tokoh-tokoh Islami. Terlebih lagi karena Fossei merupakan representasi dari cikal-bakal masyarakat ekonomi yang konsisten menyandarkan diri pada prinsip-prinsip Islam. Semoga.

1 komentar:

fh4ri_dh4 mengatakan...

ok lah,,,,,,,,