Senin, 03 Mei 2010

Seberapa Mudharat Dirimu


Seorang ustadz dalam satu majelis pernah mengajukan satu pertanyaan yang membuat saya sedikit tersindir. Beliau bertanya, “Pernahkah anda, yang diberikan amanah untuk memimpin ummat ini, bertanya pada diri sendiri, berapa banyak ummat yang menderita, jatuh miskin atau sekedar sakit hati akibat kebijakan-kebijakan yang anda buat sebagai pemimpin.” Jreng! Selama ini saya selalu fokus pada upaya mendorong kemanfaatan diri, ternyata Ustadz ini mengingatkan sesuatu yang lain.

Betul, meningkatkan kemanfaatan diri bagi siapapun menjadi hal terpenting bagi setiap pribadi, tetapi jika kita tidak peduli dengan risiko bahwa kita dapat menjadi mudharat bagi semua orang tentu usaha menyebarkan dan mengembangkan kemanfaatan diri akan menjadi sia-sia. Kemudharatan ini sudah pernah menjadi warning dari Nabi, Beliau mengingatkan bahwa orang yang merugi diakhirat itu adalah orang yang tumpukan pahalanya surut karena dosa yang bertumpuk dari tempat yang tidak ia sangka-sangka.

Para dosen dan guru, berhati-hatilah, tahukah anda berapa banyak murid yang teraniaya karena nilai yang anda berikan tidak cukup adil, berapa banyak mereka harus menghabiskan waktunya secara percuma menunggu anda untuk berkonsultasi sementara anda asyik dengan hobby anda entah dimana. Para pejabat pemangku kebijakan moneter dan fiskal, tahukah anda berapa banyak rakyat yang jatuh miskin dan semakin miskin dari setiap satu unit suku bunga atau pajak yang anda turun-naikkan. Para pedagang dan pengusaha, sadarkah anda seberapa banyak rakyat terhalang hajat baiknya karena harga tinggi yang anda tetapkan demi pundi-pundi kekayaan yang anda idamkan.

Duhai diri, berapa mudharatkah dirimu bagi dunia dan kehidupan ini. Semakin mudharat semakin hinalah ia nanti di akhirat. Di saat ketika semua manusia berharap-harap kemuliaan diperhitungkan meski hanya senilai debu, diri yang merugi harus menatap kosong karena gunung-gunung kebaikannya menguap akibat kemudharatan dirinya.

Tidak ada komentar: