Kamis, 24 Februari 2011
beku..
beku, suasananya syahdu. tetapi ada semburat indah di situ. renungkan kembali. tafakurkan lagi; aliran airnya, dingin udaranya, biru langitnya, kering rantingnya atau dirimu yang terpaku, bingung mencari hikmah atau menahan beku..
Selasa, 22 Februari 2011
Minggu, 20 Februari 2011
..drama akhir zaman..
tunisia takhluk, mesir tumbang, yordan menyerah, yaman berdarah, aljazair membara, iran bergejolak, libya meradang, giliran siapa lagi?? maroko, syria, oman dan saudi arabia, boleh jadi sekedar menunggu waktu untuk masuk dalam gelombang perubahan. jika ini semua bermuara pada pembebasan al aqsa palestina, maka tentu perubahan di syria dan arab saudi menjadi persyaratannya.
lucu jika pembebasan tanah suci warisan para Nabi di palestina tidak didahului pembebasan dua tanah suci termulia Makkah dan Madinah dari tiran-tiran kotor yang jauh dari semangat pengusungan panji-panji Islam. tiran-tiran yang tak tahu malu meminta bantuan musuh-musuh Islam harus betul-betul keluar dari pusat-pusat negeri Islam. manusia-manusia shaleh harus tampil menguasai negeri yang akan menjadi simbol kejayaan Islam diakhir zaman.
begitu indahnya takdir Allah merangkai kemenangan demi kemenangan, lihat turkey yang telah hijau dihembus angin sejuk politik Islam moderat parta keadilan dan pembangunan, lihat sudan yang telah membuang beban sudan selatan sebagai parasit dari munculnya sudan dengan wajah Islam yang lebih sejuk, lihat somalia yang dimana Islam sudah menjadi syarat utama berdirinya somalia baru, siapapun penguasanya.
sementara itu lihat eropa yang setiap waktu harus was-was menjaga kondisi kalau-kalau peradaban ekonomi megah yang mereka usung bisa lenyap dalam sekejap, akibat kekacauan sistem keuangan mereka. amerika pun tak beda nasibnya, ekonomi mereka di rong-rong angka pengangguran yang mencapai tingkat kritis, penutupan bank bermasalah hampir setiap waktu, tekanan anggaran yang membuat mereka kalah perang di irak dan afghanistan dari pasukan yang mereka ciptakan sendiri, yaitu serakah.
sedangkan negara-negara Islam penyangga, seperti irak, pakistan, checnya dan kashmir tengah bergolak menjadi lumbung pejuang yang nanti dibutuhkan pada waktunya. dan pada saat yang sama, sistem ekonomi, ketauladanan politik, tatanan sosial, supremasi hukum tengah dibangun di negara-negara muslim yang lain. mungkin oleh indonesia, mungkin juga oleh malaysia...
bayangkan jika ini semua terkristal dan perjuangan bertemu di tanah palestina, oleh semua negara muslim melalui masing-masing perannya; seperti tekanan militer, tekanan ekonomi, tekanan diplomasi dan tekanan sentimen media komunikasi. sudah dapat diprediksi Islam hanyalah tinggal menunggu waktu untuk berkibar di puncak peradaban dunia.
lucu jika pembebasan tanah suci warisan para Nabi di palestina tidak didahului pembebasan dua tanah suci termulia Makkah dan Madinah dari tiran-tiran kotor yang jauh dari semangat pengusungan panji-panji Islam. tiran-tiran yang tak tahu malu meminta bantuan musuh-musuh Islam harus betul-betul keluar dari pusat-pusat negeri Islam. manusia-manusia shaleh harus tampil menguasai negeri yang akan menjadi simbol kejayaan Islam diakhir zaman.
begitu indahnya takdir Allah merangkai kemenangan demi kemenangan, lihat turkey yang telah hijau dihembus angin sejuk politik Islam moderat parta keadilan dan pembangunan, lihat sudan yang telah membuang beban sudan selatan sebagai parasit dari munculnya sudan dengan wajah Islam yang lebih sejuk, lihat somalia yang dimana Islam sudah menjadi syarat utama berdirinya somalia baru, siapapun penguasanya.
sementara itu lihat eropa yang setiap waktu harus was-was menjaga kondisi kalau-kalau peradaban ekonomi megah yang mereka usung bisa lenyap dalam sekejap, akibat kekacauan sistem keuangan mereka. amerika pun tak beda nasibnya, ekonomi mereka di rong-rong angka pengangguran yang mencapai tingkat kritis, penutupan bank bermasalah hampir setiap waktu, tekanan anggaran yang membuat mereka kalah perang di irak dan afghanistan dari pasukan yang mereka ciptakan sendiri, yaitu serakah.
sedangkan negara-negara Islam penyangga, seperti irak, pakistan, checnya dan kashmir tengah bergolak menjadi lumbung pejuang yang nanti dibutuhkan pada waktunya. dan pada saat yang sama, sistem ekonomi, ketauladanan politik, tatanan sosial, supremasi hukum tengah dibangun di negara-negara muslim yang lain. mungkin oleh indonesia, mungkin juga oleh malaysia...
bayangkan jika ini semua terkristal dan perjuangan bertemu di tanah palestina, oleh semua negara muslim melalui masing-masing perannya; seperti tekanan militer, tekanan ekonomi, tekanan diplomasi dan tekanan sentimen media komunikasi. sudah dapat diprediksi Islam hanyalah tinggal menunggu waktu untuk berkibar di puncak peradaban dunia.
Rabu, 16 Februari 2011
on the way to jakarta..
tengah malam saya sudah keluar dari penginapan di parsian evin hotel, daerah perbukitan kota teheran. meski tengah malam kota teheran masih sibuk, tidak terlihat seperti kota yang negaranya sedang di embargo ekonomi.
sekitar 2 jam perjalanan, kini saya ada di dubai menunggu penerbangan ke jakarta. semoga semuanya lancar dan baik.
mohon maaf karena hampir sepekan ini saya tidak aktif di blog karena akses blog yang tidak bisa di buka selama di teheran.
beberapa renungan sudah saya posting sebelum artikel ini. khusus artikel tentang Iran saya akan coba tulis sekembalinya di jakarta.
sekitar 2 jam perjalanan, kini saya ada di dubai menunggu penerbangan ke jakarta. semoga semuanya lancar dan baik.
mohon maaf karena hampir sepekan ini saya tidak aktif di blog karena akses blog yang tidak bisa di buka selama di teheran.
beberapa renungan sudah saya posting sebelum artikel ini. khusus artikel tentang Iran saya akan coba tulis sekembalinya di jakarta.
manusia..
Pernah perhatikan goresan-goresan yang telah sejarah tuliskan pada diri kita. Goresan itu ada dalam sifat dan sikapnya, cara pandang dan logika berfikirnya, kepekaan hati dan keluhuran budinya, ketajaman akal dan wawasannya serta bentuk fisik dan kemampuannya. Ya sejarah telah membuat kita seperti apa adanya kita saat ini. Tetapi siapa yang memilih jalan dan menentukan peristiwa-peristiwa sejarah? Ya kita juga, meski Tuhan menjalankan kehendaknya atas semua yang melingkupi kita. Artinya kitalah orang yang paling bertanggung-jawab terhadap goresan apa saja yang telah ditorehkan sejarah pada diri kita. Maknanya kitalah orang yang paling menentukan menjadi apa kita pada setiap episode-episode sejarah. Sampai nanti diri kita lebur menjadi sejarah.
Kita yang terus mencetak dan menyusun sejarah. Dan sejarah menjadi pelajaran yang tak mungkin diabaikan dalam membentuk diri kita. Sejarah ada karena kita ada, tetapi kita juga lahir dari sejarah. Dari zaman ke zaman, sejarah berjalan mencatat semua kejadian dan memberikan pelajaran. Sehingga seiring dengan waktu langit zaman kini penuh dengan goresan-goresan hikmah.
Inilah hakikat-hakikat yang mudah dipahami tetapi sulit untuk diikuti. Kita tahu banyak hikmah tetapi dengan sadar tak mau menempuhnya.
Ini cerita tentang manusia yang unik, satu kali ia begitu cerdas dan mulia, tapi sedetik kemudian ia bisa begitu bodoh dan hina.
Kita yang terus mencetak dan menyusun sejarah. Dan sejarah menjadi pelajaran yang tak mungkin diabaikan dalam membentuk diri kita. Sejarah ada karena kita ada, tetapi kita juga lahir dari sejarah. Dari zaman ke zaman, sejarah berjalan mencatat semua kejadian dan memberikan pelajaran. Sehingga seiring dengan waktu langit zaman kini penuh dengan goresan-goresan hikmah.
Inilah hakikat-hakikat yang mudah dipahami tetapi sulit untuk diikuti. Kita tahu banyak hikmah tetapi dengan sadar tak mau menempuhnya.
Ini cerita tentang manusia yang unik, satu kali ia begitu cerdas dan mulia, tapi sedetik kemudian ia bisa begitu bodoh dan hina.
Bola salju perubahan
Bahrain! Bahrain kini memanas. Jalan-jalannya dipenuhi pemuda dengan semangat dan maksud yang sama dengan saudara mereka di Tunisia, Mesir, Yaman, Yordania dan Aljazair. Timur Tengah kini betul-betul menjadi pusat perhatian dunia. Kawasan ini memang sejak dahulu menjadi pusat peradaban dunia, dan kini mereka berontak dari keterpurukannya, sudah jenuh menjadi inferior dan nasibnya selalu menjadi boneka peradaban lain.
Hey, saya jadi ingat, sebelum saya tulis artikel ini, saya mendapat arahan agar tidak meninggalkan hotel tempat saya menjalani kursus pasar modal syariah sekaligus tempat saya menginap, karena ada kerusuhan diluar hotel. Kemudian saya cari informasi apa yang sebenarnya terjadi melalui berita di TV, saya baru tahu, melalui channel di CNN dan BBC, ada ribuan masa anti pemerintah Iran yang sedang melakukan unjuk rasa di jalan-jalan kota Teheran.
Sebentar tadi Menteri Luar Negeri US Hillary Clinton, memberikan komentar apa yang terjadi di Teheran, meski saya tahu komentar US terhadap Iran selalu banyak bumbunya, mendramatisir. Berbeda dengan komentar mereka terhadap Mesir. Wajar, mereka memang memiliki kepentingan kuat menggulingkan rejim di Iran karena selama ini tidak pernah mendukung kebijakan (kemauan) US. Clinton menyebut rejim Iran hipokrit (munafik) terhadap apa yang sedang terjadi. Rejim Iran di satu sisi mendukung kebebasan yang tengah terjadi di Mesir tetapi tidak melakukan hal yang sama terhadap rakyatnya.
Tersenyum saya melihat kelakuan US lewat menteri luar negerinya ini, bukankah US juga menunjukkan prilaku yang sama, bukankah US sudah membiarkan tiran-tiran negeri arab menindas rakyat mereka berdekade-dekade, sepanjang tiran itu melayani kemauan US dalam kebijakan luar negerinya di kawasan Timur Tengah. Mereka bahkan memberikan bantuan dana triliunan US dolar bagi para tiran itu untuk terus menindas rakyatnya selama tiran-tiran itu menjaga hegemoni politik dan ekonomi US serta memelihara superioritas yang selama ini menjadi symbol hegemoni mereka, yaitu israel.
Sesama hipokrit silakan saling mendahului, silakan saling tuduh, silakan bongkar aib masing-masing, karena memang kalian sebentar lagi akan musnah. Kalian akan habis ditelan gelombang kebaikan. Kalian akan menjadi sejarah, sejarah buruk yang pantas untuk dihina dan diabaikan. Sejarah yang tidak akan diikuti oleh generasi setelah ini.
Ayo lihat peta dunia, eropa dan amerika sebagai peradaban yang kini tengah memimpin dunia tengah sakit, mereka menderita kanker kronis dalam system ekonomi mereka. Ini belum termasuk komplikasi pada system social mereka yang semakin kehilangan nilai-nilai moral yang setelah ini boleh jadi semakin memperburuk kondisi mereka. Peradaban barat akan musnah, dan perlahan-lahan kini sedang berlangsung. Diluar barat peta dunia tidak memiliki konsentrasi peradaban lain kecuali Islam. Afrika masih bergelut dengan masalah dalam negerinya masing-masing. Asia berkompetisi mengisi kekosongan mesin pertumbuhan akibat melemahnya perekonomian barat. Tetapi jika blok-blok berdasarkan kawasan geografis itu kita abaikan, maka akan Nampak jelas embrio peradaban baru tengah tumbuh, yaitu Islam.
Lihat Indonesia, sebagai Negara berpopulasi muslim terbesar didunia, ia telah menjadi salah satu Negara demokrasi terbesar, dengan stabilitas pertumbuhan ekonomi dan potensi sumber daya yang amat sangat kaya, ia bakal menjadi sumber bahan bakar kebangkitan peradaban Islam dan menjadi motor penggerak negeri muslim disekitarnya. Alihkan pandangan ke Turkey, demokrasi yang diupayakan terus menerus oleh bangsa turkey, kini berbuah pada tampilnya generasi muda Islam memimpin negeri itu, dan dengan usaha yang keras, perlahan nampak kemajuan Turkey secara ekonomi, politik dan hokum. Bahkan kini dalam interaksi politik dunia Turkey memainkan peran krusial. Secara halus turkey mengalihkan focus perhatian aliansi sosio-ekonomi-politik dari Eropa ke Asia dan kawasan utara Afrika. Terkesan yang dilakukan Turkey adalah melakukan konsolidasi negeri-negeri Islam. Kita akan lihat kedepan apakah arah itu akan semakin nyata.
Setelah itu lihat negeri-negeri Islam yang kini tengah terjebak dalam konflik Afghanistan, Checnya, Irak dan Somalia serta Pakistan yang perlahan terseret di dalam kawasan konflik. Negara-negara itu sedang mencoba menemukan arah perjuangannya. Tetapi bagi saya konflik di Negara-negara itu menjadi tempat untuk memperjelas batas benar dan salah, memperjelas siapa lawan dan siapa kawan, dan menjadi laboratorium terbuka bagi pejuang-pejuang masa depan. Meski sepatutnya difikirkan bahwa ummat Islam di negeri-negeri itu juga layak secepatnya merasakan kesejahteraan. Tetapi dibalik konflik saya yakin ada pembelajaran dari Allah atas ummat disana. Setidaknya kita melihat ummat di beberapa Negara itu menjadi lebih dekat dengan agamanya. Militansi atau loyalitas yang boleh jadi susah didapatkan di negeri-negeri muslim yang tenang dan aman. Kita akan lihat dan buktikan posisi mereka dalam scenario kebangkitan Islam sebentar lagi.
Kini lihat negeri-negeri Islam yang ditindas oleh raja-raja kecil. Mereka kini mulai membebaskan dari ketidakadilan, menyingkirkan pemimpin mereka yang kejam dan tidak bermoral. Tunisia, Aljazair, Mesir, Yordania, Yaman, Bahrain dan beberapa negeri lain yang sebentar lagi menyusul. Pembebasan negeri-negeri itu menjadi tanda yang sangat jelas. Kebangkitannya akan merubah arah, orientasi negeri yang menjadi jantung Islam. Perubahan ini akan merubah wajah timur tengah yang selama ini menjadi representasi Islam di dunia. Oleh karena itu, maka perubahan wajah timur tengah akan merubah persepsi terhadap Islam. Perubahan yang sangat mungkin saat ini adalah perubahan menuju meningginya kehormatan dan harga diri Islam. Karena tuntutan hak asasi bangsa arab memliki wajah lain yaitu tuntutan atas hak dan kehormatan Islam yang menjadi jiwa bangsa Arab.
Hey, saya jadi ingat, sebelum saya tulis artikel ini, saya mendapat arahan agar tidak meninggalkan hotel tempat saya menjalani kursus pasar modal syariah sekaligus tempat saya menginap, karena ada kerusuhan diluar hotel. Kemudian saya cari informasi apa yang sebenarnya terjadi melalui berita di TV, saya baru tahu, melalui channel di CNN dan BBC, ada ribuan masa anti pemerintah Iran yang sedang melakukan unjuk rasa di jalan-jalan kota Teheran.
Sebentar tadi Menteri Luar Negeri US Hillary Clinton, memberikan komentar apa yang terjadi di Teheran, meski saya tahu komentar US terhadap Iran selalu banyak bumbunya, mendramatisir. Berbeda dengan komentar mereka terhadap Mesir. Wajar, mereka memang memiliki kepentingan kuat menggulingkan rejim di Iran karena selama ini tidak pernah mendukung kebijakan (kemauan) US. Clinton menyebut rejim Iran hipokrit (munafik) terhadap apa yang sedang terjadi. Rejim Iran di satu sisi mendukung kebebasan yang tengah terjadi di Mesir tetapi tidak melakukan hal yang sama terhadap rakyatnya.
Tersenyum saya melihat kelakuan US lewat menteri luar negerinya ini, bukankah US juga menunjukkan prilaku yang sama, bukankah US sudah membiarkan tiran-tiran negeri arab menindas rakyat mereka berdekade-dekade, sepanjang tiran itu melayani kemauan US dalam kebijakan luar negerinya di kawasan Timur Tengah. Mereka bahkan memberikan bantuan dana triliunan US dolar bagi para tiran itu untuk terus menindas rakyatnya selama tiran-tiran itu menjaga hegemoni politik dan ekonomi US serta memelihara superioritas yang selama ini menjadi symbol hegemoni mereka, yaitu israel.
Sesama hipokrit silakan saling mendahului, silakan saling tuduh, silakan bongkar aib masing-masing, karena memang kalian sebentar lagi akan musnah. Kalian akan habis ditelan gelombang kebaikan. Kalian akan menjadi sejarah, sejarah buruk yang pantas untuk dihina dan diabaikan. Sejarah yang tidak akan diikuti oleh generasi setelah ini.
Ayo lihat peta dunia, eropa dan amerika sebagai peradaban yang kini tengah memimpin dunia tengah sakit, mereka menderita kanker kronis dalam system ekonomi mereka. Ini belum termasuk komplikasi pada system social mereka yang semakin kehilangan nilai-nilai moral yang setelah ini boleh jadi semakin memperburuk kondisi mereka. Peradaban barat akan musnah, dan perlahan-lahan kini sedang berlangsung. Diluar barat peta dunia tidak memiliki konsentrasi peradaban lain kecuali Islam. Afrika masih bergelut dengan masalah dalam negerinya masing-masing. Asia berkompetisi mengisi kekosongan mesin pertumbuhan akibat melemahnya perekonomian barat. Tetapi jika blok-blok berdasarkan kawasan geografis itu kita abaikan, maka akan Nampak jelas embrio peradaban baru tengah tumbuh, yaitu Islam.
Lihat Indonesia, sebagai Negara berpopulasi muslim terbesar didunia, ia telah menjadi salah satu Negara demokrasi terbesar, dengan stabilitas pertumbuhan ekonomi dan potensi sumber daya yang amat sangat kaya, ia bakal menjadi sumber bahan bakar kebangkitan peradaban Islam dan menjadi motor penggerak negeri muslim disekitarnya. Alihkan pandangan ke Turkey, demokrasi yang diupayakan terus menerus oleh bangsa turkey, kini berbuah pada tampilnya generasi muda Islam memimpin negeri itu, dan dengan usaha yang keras, perlahan nampak kemajuan Turkey secara ekonomi, politik dan hokum. Bahkan kini dalam interaksi politik dunia Turkey memainkan peran krusial. Secara halus turkey mengalihkan focus perhatian aliansi sosio-ekonomi-politik dari Eropa ke Asia dan kawasan utara Afrika. Terkesan yang dilakukan Turkey adalah melakukan konsolidasi negeri-negeri Islam. Kita akan lihat kedepan apakah arah itu akan semakin nyata.
Setelah itu lihat negeri-negeri Islam yang kini tengah terjebak dalam konflik Afghanistan, Checnya, Irak dan Somalia serta Pakistan yang perlahan terseret di dalam kawasan konflik. Negara-negara itu sedang mencoba menemukan arah perjuangannya. Tetapi bagi saya konflik di Negara-negara itu menjadi tempat untuk memperjelas batas benar dan salah, memperjelas siapa lawan dan siapa kawan, dan menjadi laboratorium terbuka bagi pejuang-pejuang masa depan. Meski sepatutnya difikirkan bahwa ummat Islam di negeri-negeri itu juga layak secepatnya merasakan kesejahteraan. Tetapi dibalik konflik saya yakin ada pembelajaran dari Allah atas ummat disana. Setidaknya kita melihat ummat di beberapa Negara itu menjadi lebih dekat dengan agamanya. Militansi atau loyalitas yang boleh jadi susah didapatkan di negeri-negeri muslim yang tenang dan aman. Kita akan lihat dan buktikan posisi mereka dalam scenario kebangkitan Islam sebentar lagi.
Kini lihat negeri-negeri Islam yang ditindas oleh raja-raja kecil. Mereka kini mulai membebaskan dari ketidakadilan, menyingkirkan pemimpin mereka yang kejam dan tidak bermoral. Tunisia, Aljazair, Mesir, Yordania, Yaman, Bahrain dan beberapa negeri lain yang sebentar lagi menyusul. Pembebasan negeri-negeri itu menjadi tanda yang sangat jelas. Kebangkitannya akan merubah arah, orientasi negeri yang menjadi jantung Islam. Perubahan ini akan merubah wajah timur tengah yang selama ini menjadi representasi Islam di dunia. Oleh karena itu, maka perubahan wajah timur tengah akan merubah persepsi terhadap Islam. Perubahan yang sangat mungkin saat ini adalah perubahan menuju meningginya kehormatan dan harga diri Islam. Karena tuntutan hak asasi bangsa arab memliki wajah lain yaitu tuntutan atas hak dan kehormatan Islam yang menjadi jiwa bangsa Arab.
Aku bicara pada diriku…
Aku bicara pada diriku. Sampai kapan kesalahan harus selalu berulang? Sampai kapan hati nurani selalu dibohongi? Tidakkah gelisah selalu mengganggu? Tak dapatkah ia menghentikan semua kebusukan itu? Tak letihkah hati harus selalu muak dengan diri sendiri?
Aku juga bicara pada diriku. Mengapa kenikmatan itu selalu datang dan menantang? Kenapa ia selalu membawa sekeranjang kenyamanan? Mengapa buaian itu selalu menghampiri meski ia berulangkali dibuang oleh kesadaran? Mengapa selalu ada kesempatan terbuka lebar untuk mencuri-curi kenikmatan?
Ya Allah, hentikan aku..
Aku sangat cinta pada-Mu dan aku pun sangat takut pada siksa-Mu. Aku takut kesalahan-kesalahan itu yang menutup usiaku, aku takut habis kemanusiaanku dihadapan-Mu, aku takut yang tersisa dariku hanyalah sejarah kebusukanku.
Aku juga bicara pada diriku. Mengapa kenikmatan itu selalu datang dan menantang? Kenapa ia selalu membawa sekeranjang kenyamanan? Mengapa buaian itu selalu menghampiri meski ia berulangkali dibuang oleh kesadaran? Mengapa selalu ada kesempatan terbuka lebar untuk mencuri-curi kenikmatan?
Ya Allah, hentikan aku..
Aku sangat cinta pada-Mu dan aku pun sangat takut pada siksa-Mu. Aku takut kesalahan-kesalahan itu yang menutup usiaku, aku takut habis kemanusiaanku dihadapan-Mu, aku takut yang tersisa dariku hanyalah sejarah kebusukanku.
Berserakan hikmah di penjuru bumi…
Tuhan sudah perjalankan saya kebanyak negeri, dari bumi yang telah dihamparkan ini. Saya sudah hamper menapaki seluruh pelosok tanah air, menginjakkan kami disemua datarannya, melihat dan berinteraksi dengan manusianya, merasakan dan menikmati budayanya. Begitu juga negeri-negeri yang notabene bukan negara saya, negeri seberang yang memiliki bahasa yang berbeda, budaya yang sangat tak sama, lingkungan alam yang asing baik geografi maupun iklimnya. Tuhan berikan saya kesempatan. Atau mungkin tepatnya, Tuhan sengaja memperjalankan saya ke negeri-negeri tertentu, karena ingin mengajarkan sesuatu dimana kesimpulannya nanti menjadi hikmah yang krusial untuk saya jadikan referensi dalam pengambilan keputusan-keputusan hidup, baik untuk diri saya maupun untuk orang lain.
Terkesan sedikit narsis ya kalimat saya diatas. Seakan-akan saya ini manusia penting yang punya misi penting nan rahasia untuk merubah wajah dunia. Bahkan seolah-olah ingin menempatkan diri sendiri ada di tengah episentrum alam semesta, the center of the universe. Tetapi bukan itu maksud saya, saya hanya ingin menggambarkan betapa saya percaya bahwa scenario baik Tuhan telah ditetapkan atas semua manusia, scenario atas diri saya, pada anda dan bagi semua manusia. Sehingga, apa-apa yang terjadi pada semua manusia termasuk saya, saya yakini sebagai peristiwa by design yang memiliki kedalaman hikmah dan maksud tertentu.
Termasuk dalam hal ini, takdir yang membuat saya dapat mengunjungi pelosok-pelosok bumi. Melihat banyak hal, mencermatinya dari berbagai sudut pandang, dan kemudian berusaha memahami berbagai hikmah untuk mendapatkan kearifan. Mungkin anda disana juga memiliki pengalaman yang jauh lebih banyak, mengunjungi berbagai tempat dengan skala yang lebih luas. Apa yang kita dapatkan dari perjalanan itu? Apakah sekedar meninggalkan jejak saja atau menambah lembar-lembar foto kenangan yang kemudian waktu-waktu setelahnya hanya cukup untuk dikenang dan dipandang?
Mencermati manusia dan merenungkan tingkah laku mereka pada berbagai peristiwa berdasarkan kondisi lingkungan dan emosi yang mereka punya, menjadi renungan yang menarik untu selalu dilakukan. Terlebih lagi jika mampu berempati dengan imajinasi seandainya kita menjadi mereka, apa yang akan kita lakukan dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi pada mereka. Setiap manusia memiliki latar belakang, kondisi lingkungan, pengetahuan dan kemampuannya sendiri-sendiri. Kadar pada kuantitas serta kualitas dari itu semua setiap manusia juga berbeda. Sehingga sepatutnya hal itu membuat kita lebih arif menyikapi tingkah laku manusia lain, membuat wilayah pemakluman yang ada di hati kita semakin luas.
Meski pada hal-hal tertentu, seperti ketentuan agama pada ibadah-ibadah agungnya tidak dapat menggunakan akomodasi dan toleransi yang sama. Ketentuan agama adalah garis baku dari langit, pengabaiannya bukan sekedar berimplikasi horizontal sesame manusia tetapi juga berimplikasi vertical. Oleh sebab itu, pemaklumannya tidak hanya bersandar pada kearifan manusia, ia harus berpedoman pada garis-garis hokum yang telah ditetapkan. Dan itu wilayah prerogative Tuhan yang sifatnya mutlak. Yang saya diskusikan di atas terbatas pada interaksi horizontal, interaksi sesama manusia. Yang saya bicarakan adalah usaha untuk mengasah akhlak, meningkatkan kualitasnya, dan dengannya waktu-waktu yang kita punya, tenaga serta pengetahuan juga keahlian yang kita miliki semaksimal mungkin memberikan manfaat bukan hanya bagi mereka yang membutuhkan tetapi bagi kita sendiri.
Lihatlah di sudut-sudut kota di pelosok negeri ini, atau bahkan di sudut-sudut bumi yang lain, masih banyak manusia yang terduduk lesu dengan tatapan kosong, tidak memiliki apa-apa ditangannya dan tak tersisa nilai-nilai di dalam hatinya. Jangan tanya sebab apalagi menghardiknya jika mereka tak mengenal Tuhan. Ini mungkin hikmah sebagian manusia dilebihkan kemampuannya atas sebagian yang lain. Kita diminta untuk berinteraksi dan berkontribusi. Keshalehan dan kecerdasan tidak akan berarti apa-apa jika ia tidak berubah menjadi perbuatan, menjadi manfaat bagi diri juga ummat.
Ya, sekali lagi, mengunjungi berbagai tempat memberikan cerita dan renungan yang berbeda, tetapi semua tempat selalu memberikan pelajaran yang berharga, khususnya pelajaran tentang manusia, pelajaran yang dapat membuat diri kita menjadi manusia yang lebih baik. Menjadi manusia yang bekerja lebih keras, berfikir lebih dalam, berkontribusi lebih banyak, memberikan kemanfaatan lebih luas. Dan kemudian mengajak sebanyak mungkin manusia lain untuk bergabung melakukan kebaikan-kebaikan bersama. Sehingga kebaikan nantinya bukan lagi gerakan sporadic dari pribadi-pribadi yang terpisah, tetapi menjadi gelombang kebaikan yang “membasahi” setiap jengkal bumi dan hati.
Saat menulis renungan ini, sesekali saya memandangi pegunungan bersalju kota Teheran dari jendela kamar, dan sedikit lama diam mengenang apa yang telah saya lalui sebelum ini. Saya teringat perjalanan sebelumnya yang pernah saya lakukan. Mengingat pantai Jeddah dengan air mancur raksasanya, kemegahan gedung-gedung pencakar langit dan hiruk-pikuk manusia metropolis multiras di kota Dubai, atau kesahajaan kota Abu Dhabi yang Nampak hijau dengan hutan-hutan buatannya, kekeluargaan penduduk Karachi, keramahan saudara-saudara di Bahrain, keceriaan masyarakat Maldives dengan samudera yang mengelilingi mereka, semangat penduduk Makkah dan keteduhan Masjidil Haram, senyum ramah masyarakat Madinah dan kesyahduan Raudhah Masjid Nabawi.
Tetapi ingatan saya terhenti ketika sampai pada kenangan di pedalaman sumatera barat, di kampung Parabek dekat Bukittinggi, dimana saya berkesempatan menunaikan shalat Jum’at di salah satu masjid tertua di sana (didirikan 1902). Saya ingat pesan khatib jum’at, yang bercerita tentang seseorang yang selalu tenggelam jika ia terjatuh di telaga, baik yang telaga yang cukup dalam maupun telaga yang dangkal. Masalah orang itu bukan karena ia tak bisa berenang tetapi karena setiap kali jatuh ia tak pernah mau bangkit, berusaha untuk keluar dari air. Pesan sederhana itu menyadarkan saya pada banyak hal, khususnya kesalah-kesalahan yang selalu berulang saya lakukan. Mungkin cerita ini juga tepat untuk anda.
Mari dalami sebanyak mungkin hikmah, kumpulkan berbagai macam kearifan. Dan jadikan itu semua sebagai air nasehat yang mampu membersihkan hati, menghaluskan budi pekerti, mencegah nurani menjadi batu dan mati. Mari berkumpul dan saling menjaga diri, saling berdoa, semoga Tuhan ampuni kesalahan-kekhilafan dan mudahkan jalan ini bagi kita semua, dengan kasih-sayang-Nya yang tiada batas luasnya dan besarnya lebih dari alam semesta.
Terkesan sedikit narsis ya kalimat saya diatas. Seakan-akan saya ini manusia penting yang punya misi penting nan rahasia untuk merubah wajah dunia. Bahkan seolah-olah ingin menempatkan diri sendiri ada di tengah episentrum alam semesta, the center of the universe. Tetapi bukan itu maksud saya, saya hanya ingin menggambarkan betapa saya percaya bahwa scenario baik Tuhan telah ditetapkan atas semua manusia, scenario atas diri saya, pada anda dan bagi semua manusia. Sehingga, apa-apa yang terjadi pada semua manusia termasuk saya, saya yakini sebagai peristiwa by design yang memiliki kedalaman hikmah dan maksud tertentu.
Termasuk dalam hal ini, takdir yang membuat saya dapat mengunjungi pelosok-pelosok bumi. Melihat banyak hal, mencermatinya dari berbagai sudut pandang, dan kemudian berusaha memahami berbagai hikmah untuk mendapatkan kearifan. Mungkin anda disana juga memiliki pengalaman yang jauh lebih banyak, mengunjungi berbagai tempat dengan skala yang lebih luas. Apa yang kita dapatkan dari perjalanan itu? Apakah sekedar meninggalkan jejak saja atau menambah lembar-lembar foto kenangan yang kemudian waktu-waktu setelahnya hanya cukup untuk dikenang dan dipandang?
Mencermati manusia dan merenungkan tingkah laku mereka pada berbagai peristiwa berdasarkan kondisi lingkungan dan emosi yang mereka punya, menjadi renungan yang menarik untu selalu dilakukan. Terlebih lagi jika mampu berempati dengan imajinasi seandainya kita menjadi mereka, apa yang akan kita lakukan dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi pada mereka. Setiap manusia memiliki latar belakang, kondisi lingkungan, pengetahuan dan kemampuannya sendiri-sendiri. Kadar pada kuantitas serta kualitas dari itu semua setiap manusia juga berbeda. Sehingga sepatutnya hal itu membuat kita lebih arif menyikapi tingkah laku manusia lain, membuat wilayah pemakluman yang ada di hati kita semakin luas.
Meski pada hal-hal tertentu, seperti ketentuan agama pada ibadah-ibadah agungnya tidak dapat menggunakan akomodasi dan toleransi yang sama. Ketentuan agama adalah garis baku dari langit, pengabaiannya bukan sekedar berimplikasi horizontal sesame manusia tetapi juga berimplikasi vertical. Oleh sebab itu, pemaklumannya tidak hanya bersandar pada kearifan manusia, ia harus berpedoman pada garis-garis hokum yang telah ditetapkan. Dan itu wilayah prerogative Tuhan yang sifatnya mutlak. Yang saya diskusikan di atas terbatas pada interaksi horizontal, interaksi sesama manusia. Yang saya bicarakan adalah usaha untuk mengasah akhlak, meningkatkan kualitasnya, dan dengannya waktu-waktu yang kita punya, tenaga serta pengetahuan juga keahlian yang kita miliki semaksimal mungkin memberikan manfaat bukan hanya bagi mereka yang membutuhkan tetapi bagi kita sendiri.
Lihatlah di sudut-sudut kota di pelosok negeri ini, atau bahkan di sudut-sudut bumi yang lain, masih banyak manusia yang terduduk lesu dengan tatapan kosong, tidak memiliki apa-apa ditangannya dan tak tersisa nilai-nilai di dalam hatinya. Jangan tanya sebab apalagi menghardiknya jika mereka tak mengenal Tuhan. Ini mungkin hikmah sebagian manusia dilebihkan kemampuannya atas sebagian yang lain. Kita diminta untuk berinteraksi dan berkontribusi. Keshalehan dan kecerdasan tidak akan berarti apa-apa jika ia tidak berubah menjadi perbuatan, menjadi manfaat bagi diri juga ummat.
Ya, sekali lagi, mengunjungi berbagai tempat memberikan cerita dan renungan yang berbeda, tetapi semua tempat selalu memberikan pelajaran yang berharga, khususnya pelajaran tentang manusia, pelajaran yang dapat membuat diri kita menjadi manusia yang lebih baik. Menjadi manusia yang bekerja lebih keras, berfikir lebih dalam, berkontribusi lebih banyak, memberikan kemanfaatan lebih luas. Dan kemudian mengajak sebanyak mungkin manusia lain untuk bergabung melakukan kebaikan-kebaikan bersama. Sehingga kebaikan nantinya bukan lagi gerakan sporadic dari pribadi-pribadi yang terpisah, tetapi menjadi gelombang kebaikan yang “membasahi” setiap jengkal bumi dan hati.
Saat menulis renungan ini, sesekali saya memandangi pegunungan bersalju kota Teheran dari jendela kamar, dan sedikit lama diam mengenang apa yang telah saya lalui sebelum ini. Saya teringat perjalanan sebelumnya yang pernah saya lakukan. Mengingat pantai Jeddah dengan air mancur raksasanya, kemegahan gedung-gedung pencakar langit dan hiruk-pikuk manusia metropolis multiras di kota Dubai, atau kesahajaan kota Abu Dhabi yang Nampak hijau dengan hutan-hutan buatannya, kekeluargaan penduduk Karachi, keramahan saudara-saudara di Bahrain, keceriaan masyarakat Maldives dengan samudera yang mengelilingi mereka, semangat penduduk Makkah dan keteduhan Masjidil Haram, senyum ramah masyarakat Madinah dan kesyahduan Raudhah Masjid Nabawi.
Tetapi ingatan saya terhenti ketika sampai pada kenangan di pedalaman sumatera barat, di kampung Parabek dekat Bukittinggi, dimana saya berkesempatan menunaikan shalat Jum’at di salah satu masjid tertua di sana (didirikan 1902). Saya ingat pesan khatib jum’at, yang bercerita tentang seseorang yang selalu tenggelam jika ia terjatuh di telaga, baik yang telaga yang cukup dalam maupun telaga yang dangkal. Masalah orang itu bukan karena ia tak bisa berenang tetapi karena setiap kali jatuh ia tak pernah mau bangkit, berusaha untuk keluar dari air. Pesan sederhana itu menyadarkan saya pada banyak hal, khususnya kesalah-kesalahan yang selalu berulang saya lakukan. Mungkin cerita ini juga tepat untuk anda.
Mari dalami sebanyak mungkin hikmah, kumpulkan berbagai macam kearifan. Dan jadikan itu semua sebagai air nasehat yang mampu membersihkan hati, menghaluskan budi pekerti, mencegah nurani menjadi batu dan mati. Mari berkumpul dan saling menjaga diri, saling berdoa, semoga Tuhan ampuni kesalahan-kekhilafan dan mudahkan jalan ini bagi kita semua, dengan kasih-sayang-Nya yang tiada batas luasnya dan besarnya lebih dari alam semesta.
Perubahan Mesir, perubahan Timur Tengah, Perubahan Dunia Islam
Egypt will never be the same. Ini kalimat yang keluar dari presiden amerika Obama, mengomentari mundurnya Hosni Mubarak. Tentu saja, dengan banyaknya korban yang berjatuhan, kerugian material yang sangat mahal dan yang terpenting adalah ketertindasan yang telah berlangsung lama, tentu membuat rakyat Mesir ingin dan akan memastikan bahwa nasib mereka akan berubah, secara politik, hokum dan ekonomi.
Semua mata kini tertuju pada Mesir. Perubahan yang terjadi di Mesir memiliki makna yang lebih strategis dibandingkan apa yang telah terjadi di Tunisia. Posisi Mesir secara politik, geografis, demografi dan ekonomi memberikan implikasi atau bahkan konsekwensi pada berbagai dimensi, bukan hanya bagi rakyat Mesir tetapi juga penduduk dunia. Itu mengapa, negara-negara yang berkepentingan pada peran Mesir di dunia buru-buru mengambil posisi agar perubahan yang tak mungkin tertahan lagi itu tidak merugikan mereka, terutama negara barat yang tidak ingin hegemoni mereka terganggu di kawasan timur tengah.
Simbol politik hegemoni itu adalah eksistensi israel. Pemegang wewenang eropa bahkan tak mampu menyembunyikan kekhawatirannya atas apa yang berlaku di Mesir, dengan mengeluarkan himbauan bahwa perubahan di Mesir bersama dengan pemerintahnya yang baru harus mengakui eksistensi israel. Menarik untuk terus dicermati apa yang akan menjadi sejarah Mesir dalam beberapa waktu kedepan. Perubahan sudah tidak mungkin lagi dibendung mungkin bukan hanya Mesir tetapi seluruh kawasan timur tengah. Tetapi yang lebih menarik adalah mencermati seperti apa dinamika yang akan terjadi menuju perubahan itu.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, saya kira kita akan beruntung karena akan menjadi saksi dari perubahan yang cukup dramatis dari sejarah dunia. Karena revolusi Mesir bukan hanya bermakna bagi rakyat Mesir tetapi juga bagi seluruh bangsa arab di kawasan timur tengah. Dan jika ini menular pada seluruh kawasan timur tengah, maka perubahan juga akan terjadi pada sejarah dan wajah dunia Islam. Jika perubahan itu sampai di tingkat itu, tentu kita akan menyaksikan wajah dunia yang berbeda. Wajah yang mungkin selama ini sudah kita tunggu-tunggu.
Dengan dasar pandangan tadi, saya memperkirakan Mesir akan menjadi panggung rekayasa dari seluruh kekuatan politik dunia, pada semua aspek dan jenis kepentingan. Presiden Iran Ahmadinejad bahkan sudah mendahului memanaskan panggung itu dengan pesan bahwa wajah timur tengah akan berbeda setelah revolusi di Mesir. Wajah timur tengah yang baru adalah timur tengah yang bebas dari amerika dan israel. Dinamika dunia yang begitu tinggi sebagai reaksi terhadap perubahan Mesir menjadi refleksi yang sangat jelas betapa perubahan itu menjadi concern banyak pihak. Belum sampai 24 jam perubahan Mesir telah menularkan inspirasi dan memanaskan rakyat Aljazair dan Yaman untuk mendapatkan takdir yang sama seperti yang telah diraih oleh rakyat Mesir.
Sementara itu, Ikhwanul Muslimin di Yordania mengeluarkan pernyataan bahwa apa yang terjadi pada Mubarak (termasuk juga Bin Ali di Tunisia) menjadi pelajaran penting bagi seluruh penguasa tiran di kawasan timur tengah. Karena memang perubahan betul-betul tidak akan terhentikan. Perubahan sudah menjadi takdir bagi timur tengah, mengingat status quo yang sudah begitu lama, menjenuhkan karena telah membuat budaya ketidakadilan pada semua aspek kehidupan, memuakkan karena kini generasi yang hadir telah lebih terdidik, lebih berani dan lebih bersih.
Dari sudut pandang Islam, apa yang terjadi di Mesir bukan hanya kemenangan bangsa Mesir tetapi ia menjadi mile stone yang teramat penting bagi dunia Islam. 18 hari perjuangan dan 200-300 korban tewas dalam rangka menumbangkan dictator Mubarak tidak akan sia-sia, karena boleh jadi itu semua adalah pengorbanan pembuka dari bebasnya dunia Islam yang dimulai dengan pembebasan timur tengah dari tiran-tiran musuh Islam. Karena memang scenario yang logis untuk mengangkat harga diri dan kehormatan Islam di dunia internasional bukanlah langsung berhadapan dengan musuh-musuh Islam, tetapi harus didahului oleh pembebasan negeri-negeri Islam dari tiran-tiran yang menjadi boneka musuh Islam.
Berbondong-bondongnya negara barat menawarkan diri untuk membantu masa transisi Mesir sepatutnya membuat mereka berkaca, jika mereka berada di front terdepan dari perjuangan demokrasi di dunia, mengapa baru manawarkan diri saat ini. Kemana saja selama ini? Anda Negara-negara barat terlambat 30 tahun!!! Jadi sebaiknya tidak perlu sibuk, duduk saja tenang-tenang, nikmati saja apa yang akan dilakukan oleh generasi baru dari negeri-negeri arab dalam menentukan nasibnya. Anda Negara barat sebaiknya konsentrasi saja pada perbaikan ekonomi anda yang sudah diambang kehancuran. Kini waktunya bagi bangsa arab untuk membangun dengan segenap potensi yang sudah lama terabaikan.
Oleh karena semua ini, maka saya menyeru pada diri saya pribadi dan untuk semua pemuda Islam dimana saja anda berada; waktunya telah tiba! Waktu untuk Islam telah tiba. Kebangkitan Mesir menjadi tanda yang jelas, bahwa kebangkitan Islam itu bukan sekedar obsesi kosong atau utopia. Kesadaran kita pada Islam dan kerja-kerjanya mewujudkan kejayaan Islam sangat beralasan. Tuhan akhirnya memberikan jalan. Kesabaran yang telah sekian lama dengan pengorbanan berbagai bentuknya telah sampai pada tujuannya, yaitu kasih sayang Allah dengan ridhanya memperkenankan perjuangan dan doa kita sampai pada harapan yang dinanti-nanti.
Pembebasan Mesir menjadi tanda dibebaskannya negeri-negeri muslim yang lain. Bayangkan (sekali lagi saya mengingatkan imajinasi ini), jika semua negeri muslim disekitar tiga tanah suci kembali kepangkuan generasi Islam yang bersih memperjuangkan kehormatan dan harga dirinya, Al Quds di Palestina, dan Makkah serta Madinah di Arab Saudi, maka kesuciannya akan kembali memancarkan cahaya kemuliaan bagi semua ummat Islam di pelosok bumi.
Gema seruan revolusi Tunisia dan Mesir pada hakikatnya adalah dimulainya gema revolusi Islam di setiap jengkal tanah Islam. Dari Maroko hingga Marauke, gema Islam ini akan semakin lantang terdengar, karena generasi Islam baru sedang diambang kelahirannya. Generasi yang memiliki makna baru tentang hidup, tentang tujuannya, tentang kebersamaan dan persaudaraan. Generasi yang akan menyejukkan semua generasi sebelumnya, tetapi mereka juga yang akan menggantikan ketidakberdayaan pendahulunya.
Kini pertanyaannya adalah siapakah generasi itu? Dan kita generasi muda Islam ini ada dimana? Dibarisan itukah? Atau kita juga masuk generasi tua yang harus “dipensiunkan dini” akibat ketidakmampuan kita mengimbangi derap maju genarasi baru itu? Boleh jadi kita sudah tidak berguna karena kehidupan salah dan buruk yang sudah menyelimuti kita. Oleh karena itu, sebelum semuanya terlambat, sebelum kesempatan itu hilang, mari bergabung dengan barisan kebaikan yang saat ini sudah terdengar gema derap langkahnya. Perbaiki diri! Insyaf dengan keinsyafan yang sangat! Taubat dengan ketaubatan yang nasuha!
Umat ini sudah habis energinya untuk melayani keinginan syetan. Oleh sebab itu, ia memerlukan pemandu yang menyelamatkan mereka. Dan penyelamat itu adalah generasi baru Islam yang bersih, yang muak dengan realita yang jauh berseberangan dengan nilai-nilai kemuliaan yang diajarkan kepada mereka. Dan kini waktunya telah tiba untuk tampilnya generasi itu. Inilah saatnya generasi itu tidak lagi sporadic melakukan kerja-kerja mulianya, ini saatnya mereka tampil di gang-gang perkotaan, dijalan setapak pedesaan, di jalan-jalan arteri pusat kota, di gedung-gedung pemerintahan untuk memandu ummat yang kehilangan arah dan semangat. Sungguh saya ingin tegaskan, generasi itu adalah kita!!! Dan pastikan gelar generasi terbaik akhir zaman itu tidak lepas dari genggaman kita!!!
Mari usung panji Islam dengan kerja-kerja perjuangan yang kita mampu! Dengan semua potensi yang kita punya! Dengan senyum, dengan kesantunan prilaku, kesahajaan sifat dan sikap, kejujuran lisan dan tindakan, bantu semua yang perlu bantuan, makmurkan infak dan sedekah dimana saja dan berapapun yang kita bisa, bersihkan dan pastikan nafkah bukan lagi dari sumber-sumber yang salah, didik anak dan keluarga dengan tuntunan serta arah yang benar, masuklah dalam majelis-majelis pengokohan dan peningkatan iman, berkumpullah dengan mereka yang bertekad kuat menjadi orang shaleh dan mulia. Karena sesungguhnya jika kita tidak sibuk dengan perjuangan kebaikan maka kita akan sibuk dengan riuh-rendah keburukan.
Semua mata kini tertuju pada Mesir. Perubahan yang terjadi di Mesir memiliki makna yang lebih strategis dibandingkan apa yang telah terjadi di Tunisia. Posisi Mesir secara politik, geografis, demografi dan ekonomi memberikan implikasi atau bahkan konsekwensi pada berbagai dimensi, bukan hanya bagi rakyat Mesir tetapi juga penduduk dunia. Itu mengapa, negara-negara yang berkepentingan pada peran Mesir di dunia buru-buru mengambil posisi agar perubahan yang tak mungkin tertahan lagi itu tidak merugikan mereka, terutama negara barat yang tidak ingin hegemoni mereka terganggu di kawasan timur tengah.
Simbol politik hegemoni itu adalah eksistensi israel. Pemegang wewenang eropa bahkan tak mampu menyembunyikan kekhawatirannya atas apa yang berlaku di Mesir, dengan mengeluarkan himbauan bahwa perubahan di Mesir bersama dengan pemerintahnya yang baru harus mengakui eksistensi israel. Menarik untuk terus dicermati apa yang akan menjadi sejarah Mesir dalam beberapa waktu kedepan. Perubahan sudah tidak mungkin lagi dibendung mungkin bukan hanya Mesir tetapi seluruh kawasan timur tengah. Tetapi yang lebih menarik adalah mencermati seperti apa dinamika yang akan terjadi menuju perubahan itu.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, saya kira kita akan beruntung karena akan menjadi saksi dari perubahan yang cukup dramatis dari sejarah dunia. Karena revolusi Mesir bukan hanya bermakna bagi rakyat Mesir tetapi juga bagi seluruh bangsa arab di kawasan timur tengah. Dan jika ini menular pada seluruh kawasan timur tengah, maka perubahan juga akan terjadi pada sejarah dan wajah dunia Islam. Jika perubahan itu sampai di tingkat itu, tentu kita akan menyaksikan wajah dunia yang berbeda. Wajah yang mungkin selama ini sudah kita tunggu-tunggu.
Dengan dasar pandangan tadi, saya memperkirakan Mesir akan menjadi panggung rekayasa dari seluruh kekuatan politik dunia, pada semua aspek dan jenis kepentingan. Presiden Iran Ahmadinejad bahkan sudah mendahului memanaskan panggung itu dengan pesan bahwa wajah timur tengah akan berbeda setelah revolusi di Mesir. Wajah timur tengah yang baru adalah timur tengah yang bebas dari amerika dan israel. Dinamika dunia yang begitu tinggi sebagai reaksi terhadap perubahan Mesir menjadi refleksi yang sangat jelas betapa perubahan itu menjadi concern banyak pihak. Belum sampai 24 jam perubahan Mesir telah menularkan inspirasi dan memanaskan rakyat Aljazair dan Yaman untuk mendapatkan takdir yang sama seperti yang telah diraih oleh rakyat Mesir.
Sementara itu, Ikhwanul Muslimin di Yordania mengeluarkan pernyataan bahwa apa yang terjadi pada Mubarak (termasuk juga Bin Ali di Tunisia) menjadi pelajaran penting bagi seluruh penguasa tiran di kawasan timur tengah. Karena memang perubahan betul-betul tidak akan terhentikan. Perubahan sudah menjadi takdir bagi timur tengah, mengingat status quo yang sudah begitu lama, menjenuhkan karena telah membuat budaya ketidakadilan pada semua aspek kehidupan, memuakkan karena kini generasi yang hadir telah lebih terdidik, lebih berani dan lebih bersih.
Dari sudut pandang Islam, apa yang terjadi di Mesir bukan hanya kemenangan bangsa Mesir tetapi ia menjadi mile stone yang teramat penting bagi dunia Islam. 18 hari perjuangan dan 200-300 korban tewas dalam rangka menumbangkan dictator Mubarak tidak akan sia-sia, karena boleh jadi itu semua adalah pengorbanan pembuka dari bebasnya dunia Islam yang dimulai dengan pembebasan timur tengah dari tiran-tiran musuh Islam. Karena memang scenario yang logis untuk mengangkat harga diri dan kehormatan Islam di dunia internasional bukanlah langsung berhadapan dengan musuh-musuh Islam, tetapi harus didahului oleh pembebasan negeri-negeri Islam dari tiran-tiran yang menjadi boneka musuh Islam.
Berbondong-bondongnya negara barat menawarkan diri untuk membantu masa transisi Mesir sepatutnya membuat mereka berkaca, jika mereka berada di front terdepan dari perjuangan demokrasi di dunia, mengapa baru manawarkan diri saat ini. Kemana saja selama ini? Anda Negara-negara barat terlambat 30 tahun!!! Jadi sebaiknya tidak perlu sibuk, duduk saja tenang-tenang, nikmati saja apa yang akan dilakukan oleh generasi baru dari negeri-negeri arab dalam menentukan nasibnya. Anda Negara barat sebaiknya konsentrasi saja pada perbaikan ekonomi anda yang sudah diambang kehancuran. Kini waktunya bagi bangsa arab untuk membangun dengan segenap potensi yang sudah lama terabaikan.
Oleh karena semua ini, maka saya menyeru pada diri saya pribadi dan untuk semua pemuda Islam dimana saja anda berada; waktunya telah tiba! Waktu untuk Islam telah tiba. Kebangkitan Mesir menjadi tanda yang jelas, bahwa kebangkitan Islam itu bukan sekedar obsesi kosong atau utopia. Kesadaran kita pada Islam dan kerja-kerjanya mewujudkan kejayaan Islam sangat beralasan. Tuhan akhirnya memberikan jalan. Kesabaran yang telah sekian lama dengan pengorbanan berbagai bentuknya telah sampai pada tujuannya, yaitu kasih sayang Allah dengan ridhanya memperkenankan perjuangan dan doa kita sampai pada harapan yang dinanti-nanti.
Pembebasan Mesir menjadi tanda dibebaskannya negeri-negeri muslim yang lain. Bayangkan (sekali lagi saya mengingatkan imajinasi ini), jika semua negeri muslim disekitar tiga tanah suci kembali kepangkuan generasi Islam yang bersih memperjuangkan kehormatan dan harga dirinya, Al Quds di Palestina, dan Makkah serta Madinah di Arab Saudi, maka kesuciannya akan kembali memancarkan cahaya kemuliaan bagi semua ummat Islam di pelosok bumi.
Gema seruan revolusi Tunisia dan Mesir pada hakikatnya adalah dimulainya gema revolusi Islam di setiap jengkal tanah Islam. Dari Maroko hingga Marauke, gema Islam ini akan semakin lantang terdengar, karena generasi Islam baru sedang diambang kelahirannya. Generasi yang memiliki makna baru tentang hidup, tentang tujuannya, tentang kebersamaan dan persaudaraan. Generasi yang akan menyejukkan semua generasi sebelumnya, tetapi mereka juga yang akan menggantikan ketidakberdayaan pendahulunya.
Kini pertanyaannya adalah siapakah generasi itu? Dan kita generasi muda Islam ini ada dimana? Dibarisan itukah? Atau kita juga masuk generasi tua yang harus “dipensiunkan dini” akibat ketidakmampuan kita mengimbangi derap maju genarasi baru itu? Boleh jadi kita sudah tidak berguna karena kehidupan salah dan buruk yang sudah menyelimuti kita. Oleh karena itu, sebelum semuanya terlambat, sebelum kesempatan itu hilang, mari bergabung dengan barisan kebaikan yang saat ini sudah terdengar gema derap langkahnya. Perbaiki diri! Insyaf dengan keinsyafan yang sangat! Taubat dengan ketaubatan yang nasuha!
Umat ini sudah habis energinya untuk melayani keinginan syetan. Oleh sebab itu, ia memerlukan pemandu yang menyelamatkan mereka. Dan penyelamat itu adalah generasi baru Islam yang bersih, yang muak dengan realita yang jauh berseberangan dengan nilai-nilai kemuliaan yang diajarkan kepada mereka. Dan kini waktunya telah tiba untuk tampilnya generasi itu. Inilah saatnya generasi itu tidak lagi sporadic melakukan kerja-kerja mulianya, ini saatnya mereka tampil di gang-gang perkotaan, dijalan setapak pedesaan, di jalan-jalan arteri pusat kota, di gedung-gedung pemerintahan untuk memandu ummat yang kehilangan arah dan semangat. Sungguh saya ingin tegaskan, generasi itu adalah kita!!! Dan pastikan gelar generasi terbaik akhir zaman itu tidak lepas dari genggaman kita!!!
Mari usung panji Islam dengan kerja-kerja perjuangan yang kita mampu! Dengan semua potensi yang kita punya! Dengan senyum, dengan kesantunan prilaku, kesahajaan sifat dan sikap, kejujuran lisan dan tindakan, bantu semua yang perlu bantuan, makmurkan infak dan sedekah dimana saja dan berapapun yang kita bisa, bersihkan dan pastikan nafkah bukan lagi dari sumber-sumber yang salah, didik anak dan keluarga dengan tuntunan serta arah yang benar, masuklah dalam majelis-majelis pengokohan dan peningkatan iman, berkumpullah dengan mereka yang bertekad kuat menjadi orang shaleh dan mulia. Karena sesungguhnya jika kita tidak sibuk dengan perjuangan kebaikan maka kita akan sibuk dengan riuh-rendah keburukan.
Berdebar-debar…
Saat ini saya ada di negeri Persia, menjalankan tugas yang diamanahkan pada saya. Tetapi ada yang terus memenuhi benak saya sepanjang perjalanan menuju ke tanah Persia ini. Yaitu saat-saat genting yang tengah berlangsung di tanah para Nabi, Mesir. Ketika transit di Dubai saya mendapatkan berita yang dinanti itu, yaitu mundurnya dictator salah satu ikon tiran kawasan timur tengah, yaitu Muhammad Hosni Mubarak.
Ketidaksabaran saya mendapat semua berita kemunduran dictator itu terbayar begitu saya sampai di penginapan di Tehran. Bahkan sepanjang malam TV yang saya lihat hamper semua channel memberitakan peristiwa bersejarah itu. Dalam hati saya, peristiwa ini bukan hanya besar bagi bangsa dan rakyat Mesir, tetapi sangat besar bagi semua muslim dimana saja mereka berada.
Menarik tadi saya mendengarkan komentar seorang warga Tunisia di saluran PressTV Iran, menyikapi apa yang baru saja terjadi di negerinya dan di Mesir. Ia katakana, perlahan-lahan tapi pasti semua tiran dan dictator negeri arab akan menghadapi nasib seperti Bin Ali dan Mubarak, dan setelah itu kita akan mendapatkan negeri Arab yang berbeda. Komentar itu ia sampaikan dengan senyum yang sangat dalam dan jelas maknanya.
Di TV yang sama saya melihat komentar SMS dari muslim di seluruh dunia yang menyambut suka cita keruntuhan dictator kuat timur tengah itu. Dunia islam memiliki iklim yang baru, yang boleh jadi membuat dada pemimpin-pemimpin tiran negeri arab lain berdebar-debar. Begitu juga negara-negara barat yang selama ini ingin dipersepsikan sebagai negara maju, beradab dan terhormat, kini dipermalukan dengan peristiwa revolusi negeri arab ini.
Dan kita yang telah lama menunggu sambil bekerja mewujudkan kehormatan Islam mendapatkan angin penyejuk, atau bahkan mendapatkan kobaran api semangat yang baru, karena dibalik peristiwa revolusi Arab ini, mengintip paristiwa-peristiwa yang lebih nyata untuk menunjukkan bahwa tibalah waktunya Islam menuju pada kejayaannya. Karena setelah ini, api perubahan juga sudah menyala di Aljazair, Yaman dan Yordania. Mungkin api juga akan menjalar ke jantung negeri yang lebih strategis seperti Arab Saudi dan Syria (Suriah).
Negeri arab secara perlahan sudah menjadi pusat dunia dalam ekonomi, ini sudah ditunnjukkan dengan mengeliatnya perekonomian beberapa Negara arab seperti Qatar, Kuwait, Bahrain dan Uni Emirat Arab. Tetapi menjadi pusat politik dengan kekuatannya memerlukan effort yang jauh lebih mahal dari aspek ekonomi. Dan peristiwa serta kecenderungan yang terjadi saat ini menunjukkan arah menuju pada pembentukan kekuatan politik itu. Begitu dramatis, jika peristiwa dan fenomena terakhir dunia pada aspek ekonomi dan politik dirangkaikan dalam satu scenario. Dimulai dengan krisis keuangan global yang meruntuhkan kekuatan ekonomi negera-negara barat, dimana keruntuhan sector itu sangat signifikan menggoyang kekuatan politik mereka. Pada saat yang sama kekuatan ekonomi timur tengah menjulang di episentrum semenanjung arab. Dan kini keruntuhan Negara-negara boneka barat tentu akan berlanjut pada bermulanya pembangunan kekuatan politik negeri arab yang lebih terhormat. Dan Islam sangat beralasan untuk dijadikan objek dari ujung kebangkitan aspek ekonomi dan politik ini. Sentiment kearah sana sangatlah terbuka dan lebih relevan dibandingkan dengan sentiment yang lain.
Saya tidak bisa menutupi berbunga-bunganya hati saya melihat peristiwa ini. Meskipun bunga-bunga hati itu masih diganggu oleh kegelisahan akibat dosa saya sendiri yang masih terus menggantung di hati, yang masih saya lakukan dalam tindakan dan lisan. Karena sepatutnya saya tidak berhak memiliki rasa itu jika saya sebenarnya ada dibarisan looser dalam peristiwa-peristiwa besar ini. Semoga semuanya dimudahkan Allah. Wallahu a’lam.
Ketidaksabaran saya mendapat semua berita kemunduran dictator itu terbayar begitu saya sampai di penginapan di Tehran. Bahkan sepanjang malam TV yang saya lihat hamper semua channel memberitakan peristiwa bersejarah itu. Dalam hati saya, peristiwa ini bukan hanya besar bagi bangsa dan rakyat Mesir, tetapi sangat besar bagi semua muslim dimana saja mereka berada.
Menarik tadi saya mendengarkan komentar seorang warga Tunisia di saluran PressTV Iran, menyikapi apa yang baru saja terjadi di negerinya dan di Mesir. Ia katakana, perlahan-lahan tapi pasti semua tiran dan dictator negeri arab akan menghadapi nasib seperti Bin Ali dan Mubarak, dan setelah itu kita akan mendapatkan negeri Arab yang berbeda. Komentar itu ia sampaikan dengan senyum yang sangat dalam dan jelas maknanya.
Di TV yang sama saya melihat komentar SMS dari muslim di seluruh dunia yang menyambut suka cita keruntuhan dictator kuat timur tengah itu. Dunia islam memiliki iklim yang baru, yang boleh jadi membuat dada pemimpin-pemimpin tiran negeri arab lain berdebar-debar. Begitu juga negara-negara barat yang selama ini ingin dipersepsikan sebagai negara maju, beradab dan terhormat, kini dipermalukan dengan peristiwa revolusi negeri arab ini.
Dan kita yang telah lama menunggu sambil bekerja mewujudkan kehormatan Islam mendapatkan angin penyejuk, atau bahkan mendapatkan kobaran api semangat yang baru, karena dibalik peristiwa revolusi Arab ini, mengintip paristiwa-peristiwa yang lebih nyata untuk menunjukkan bahwa tibalah waktunya Islam menuju pada kejayaannya. Karena setelah ini, api perubahan juga sudah menyala di Aljazair, Yaman dan Yordania. Mungkin api juga akan menjalar ke jantung negeri yang lebih strategis seperti Arab Saudi dan Syria (Suriah).
Negeri arab secara perlahan sudah menjadi pusat dunia dalam ekonomi, ini sudah ditunnjukkan dengan mengeliatnya perekonomian beberapa Negara arab seperti Qatar, Kuwait, Bahrain dan Uni Emirat Arab. Tetapi menjadi pusat politik dengan kekuatannya memerlukan effort yang jauh lebih mahal dari aspek ekonomi. Dan peristiwa serta kecenderungan yang terjadi saat ini menunjukkan arah menuju pada pembentukan kekuatan politik itu. Begitu dramatis, jika peristiwa dan fenomena terakhir dunia pada aspek ekonomi dan politik dirangkaikan dalam satu scenario. Dimulai dengan krisis keuangan global yang meruntuhkan kekuatan ekonomi negera-negara barat, dimana keruntuhan sector itu sangat signifikan menggoyang kekuatan politik mereka. Pada saat yang sama kekuatan ekonomi timur tengah menjulang di episentrum semenanjung arab. Dan kini keruntuhan Negara-negara boneka barat tentu akan berlanjut pada bermulanya pembangunan kekuatan politik negeri arab yang lebih terhormat. Dan Islam sangat beralasan untuk dijadikan objek dari ujung kebangkitan aspek ekonomi dan politik ini. Sentiment kearah sana sangatlah terbuka dan lebih relevan dibandingkan dengan sentiment yang lain.
Saya tidak bisa menutupi berbunga-bunganya hati saya melihat peristiwa ini. Meskipun bunga-bunga hati itu masih diganggu oleh kegelisahan akibat dosa saya sendiri yang masih terus menggantung di hati, yang masih saya lakukan dalam tindakan dan lisan. Karena sepatutnya saya tidak berhak memiliki rasa itu jika saya sebenarnya ada dibarisan looser dalam peristiwa-peristiwa besar ini. Semoga semuanya dimudahkan Allah. Wallahu a’lam.
Selasa, 08 Februari 2011
kearifan...
mari bicara tentang kearifan. bicara tentang kebaikan-kebaikan yang nampaknya susah untuk dilihat tetapi sangat beralasan untuk diutamakan. bicara bagaimana menjadikan diri lebih mampu melihat hakikat-hakikat kebaikan. bagaimana menjadi lebih arif dalam berlaku hidup dan menyikapi kehidupan.
merenunglah lebih dalam, dan kemudian sesekali tampilkan kebaikan-kebaikan yang manusia lain jarang mengambilnya. ada seorang sederhana yang meski tahu pahala besar menanti bagi mereka yang shalat di shaf pertama dalam jamaah di masjid, tetapi dengan sengaja ia ambil shaf-shaf belakang, karena ia ingin sahabat-sahabat lainnya yang mendapat kemuliaan pahala yang besar itu.
ada seorang yang memahami betul ganjaran mandapatkan istana syurga jika memberikan salam terlebih dahulu, tetapi ia dengan sengaja membiarkan sahabatnya untuk mengucapkan kalimat mulia itu. ada banyak keutamaan-keutamaan lain yang dilakukan dengan cara yang berbeda, tetapi mungkin tak kalah keutamaannya.
banyak sekali orang-orang bersahaja yang boleh jadi tidak ada di front terdepan dalam amal-amal kebaikan, mereka hanya ada di sudut ruangan, mereka mengamati saja, tetapi merekalah yang menyediakan segala sesuatunya agar orang lain dapat beramal kebaikan itu dengan sempurna.
kearifan-kearifan tersembunyi, kesahajaan yang mungkin layak mulai kita lakukan. menjadi orang yang bermanfaat bagi manusia lain, tetapi kemanfaatannya baru akan dikenali oleh sejarah ketika kita tidak ada. atau bahkan kemanfaatan itu memang tidak pernah dikenali oleh sejarah pada zaman apapun, tetapi ia telah membuat langit guncang karena kemuliaan-kemuliaannya.
ya, menjadi manusia yang lebih dikenal langit, daripada manusia yang dikenal oleh bumi. manusia yang harum namanya di hati banyak manusia lain, bukan manusia yang harum dalam peristiwa-peristiwa sejarah.
merenunglah lebih dalam, dan kemudian sesekali tampilkan kebaikan-kebaikan yang manusia lain jarang mengambilnya. ada seorang sederhana yang meski tahu pahala besar menanti bagi mereka yang shalat di shaf pertama dalam jamaah di masjid, tetapi dengan sengaja ia ambil shaf-shaf belakang, karena ia ingin sahabat-sahabat lainnya yang mendapat kemuliaan pahala yang besar itu.
ada seorang yang memahami betul ganjaran mandapatkan istana syurga jika memberikan salam terlebih dahulu, tetapi ia dengan sengaja membiarkan sahabatnya untuk mengucapkan kalimat mulia itu. ada banyak keutamaan-keutamaan lain yang dilakukan dengan cara yang berbeda, tetapi mungkin tak kalah keutamaannya.
banyak sekali orang-orang bersahaja yang boleh jadi tidak ada di front terdepan dalam amal-amal kebaikan, mereka hanya ada di sudut ruangan, mereka mengamati saja, tetapi merekalah yang menyediakan segala sesuatunya agar orang lain dapat beramal kebaikan itu dengan sempurna.
kearifan-kearifan tersembunyi, kesahajaan yang mungkin layak mulai kita lakukan. menjadi orang yang bermanfaat bagi manusia lain, tetapi kemanfaatannya baru akan dikenali oleh sejarah ketika kita tidak ada. atau bahkan kemanfaatan itu memang tidak pernah dikenali oleh sejarah pada zaman apapun, tetapi ia telah membuat langit guncang karena kemuliaan-kemuliaannya.
ya, menjadi manusia yang lebih dikenal langit, daripada manusia yang dikenal oleh bumi. manusia yang harum namanya di hati banyak manusia lain, bukan manusia yang harum dalam peristiwa-peristiwa sejarah.
Minggu, 06 Februari 2011
semoga tidak sendirian...
ayo keluar dari kemalasan! berontaklah dari kejenuhan! lakukan apa saja yang mampu kita lakukan! terimalah takdir kebaikan yang selalu membungkus jalan hidup! yakinkan bahwa kontrak kehidupan melayakkan kita memperoleh syurga!
ambil nafas panjang dan dalam untuk kemudian memulai episod hidup yang lebih baik! jika letih karena dosa selalu ada di setiap jengkal jalan, jangan bosan untuk bergerak dan melangkah dalam kebaikan! karena semua manusia sebenarnya memiliki perulangan baik-buruk yang sama.
mari kirimkan doa untuk diri dan semua manusia yang bertakdir sama dengan kita. sungguh, jalan kedepan memanglah terjal, tetapi diujungnya telah menanti kelapangan yang melegakan dan tak menyesal kita atas susah yang kini tengah kita jalani.
jika diantara kita ada yang sudah tidak mampu lagi menahan badai kehidupan, jika kesabaran sudah sampai pada tetesan akhirnya, bertahanlah sebentar lagi. karena sesaat lagi Tuhan akan datang dengan hiburan yang lebih menyamankan hati. mungkin Tuhan tidak memberikan apa-apa yang kita inginkan, tetapi percayalah Beliau datang dengan semua yang kita butuhkan.
sementara untuk saya, menulis ajakan-ajakan ini adalah cara saya untuk bertahan. tulisan ini adalah ajakan, ungkapan kegelisahan, curahan ketidakmampuan, mungkin berguna entah untuk siapa, tetapi yang pasti berguna bagi saya. semoga tidak sendirian...
Jumat, 04 Februari 2011
Inikah skenario akhir zaman itu?
Setelah Tunisia, Mesir, Yordania dan Yaman, kini ditengarai demonstrasi akan dimulai pula di Suriah dan Aljazair. Jika hal ini benar-benar membesar dan bergejolak seperti yang terjadi di Mesir, maka betul-betul wajah Timur Tengah akan berubah. Pusat peradaban Islam akan memiliki bangunan politik yang lebih baik, bahkan dalam jangka panjang dimungkinkan sebuah aliansi yang lebih kompak, mengingat demokrasi akan membuat kepentingan kawasan tersebut lebih digerakkan oleh kemashlahatan rakyat.
Pada kondisi yang lalu dengan tiran-tiran yang otoriter, kepentingan setiap negara Arab lebih ditentukan oleh ego para pemimpinnya, sehingga kekompakan kawasan Arab menjadi susah untuk diwujudkan. Tetapi kondisi itu menyamankan negara barat (Eropa dan Amerika), mengingat kepentingan ekonomi pada bisnis perusahaan multinasional mereka yang tersebar di negara Arab, kepentingan politik pada hegemoni Barat terhadap kawasan-kawasan strategis khususnya di jazirah Arab, dan kepentingan ideologis pada eksistensi Israel terhadap tanah suci Nasrani, Yahudi dan Islam di Palestina. Semua itu merupakan representasi kekuasaan Barat atas peradaban modern.
Oleh sebab itu, kondisi tiran di jazirah Arab terkesan tidak tersentuh oleh kampanye HAM dan Demokrasi barat yang menjadi senjata ampuh dalam menekan negara mana saja yang tidak kooperatif dengan Barat.
Dan ternyata, kini sejarah menggeliat merubah kelaziman yang telah tertanam berpuluh-puluh tahun. Kekuatan rakyat bangkit, dan implikasinya tentu akan berpengaruh pada perubahan gerak serta orientasi politik, ekonomi atau bahkan ideologi. Israel memahami betul kecenderungan itu, oleh karenanya mereka mulai gerah dan mencoba mempengaruhi dunia untuk segera turun tangan. Atas nama kestabilan kawasan mereka mencoba meyakinkan barat agar segera menggunakan pengaruhnya untuk men-drive sejarah kearah yang cukup aman bagi kepentingan barat dan Israel.
Disinilah liciknya, manusia-manusia durjana Israel, mereka berkoar-koar mengingatkan kestabilan kawasan yang terancam jika sampai pergolakan terjadi di seluruh kawasan Arab, padahal dalam keadaan "stabil" yang mereka maksud itu, mereka leluasa membantai saudara-saudara kita di Palestina, tak ada hari tanpa mayat Palestina di tanah Gaza dan Tepi Barat. Artinya ketidakstabilan membuat ulah mereka menjadi tidak leluasa lagi, apalagi jika ketidakstabilan itu menghasilkan penguasa-penguasa baru tanah Arab yang beraliansi pada ideologi Islam, maka bayangkan apa yang akan terjadi dengan Israel.
Jadi kini bayangkan ketakutan Mereka. Mesir, Yordania, Suriah dan Lebanon adalah negara-negara yang mengepung israel (sementara di utara diseberang laut Mediterania sudah ada Turki yang lebih dulu dibebaskan kediktatoran politiknya oleh partai Islamis). Bayangkan jika negara-negara itu berada di tangan para penguasa yang menjunjung tinggi kehormatan dan harga diri Islam, mengusung persaudaraan Islam diatas segala kepentingan. Bayangkan ketakutan mereka akan terusir kembali dari negeri yang telah menyatukan bangsa Yahudi selama 50 tahun terakhir. Saat ini juga bukanlah saat yang menyenangkan bagi Israel mengingat sekutu-sekutu setia mereka di Eropa dan Amerika cenderung sedang sibuk dengan masalah ekonomi mereka yang masih terpuruk akibat sisa-sisa krisis keuangan global.
Harus diakui bahwa yang terjadi di jazirah Arab, kalaupun nanti terjadi perubahan, itu semua merupakan perubahan yang dramatis, perubahan yang cukup mengejutkan, bukan hanya mengejutkan para musuh perubahan, tetapi juga mengejutkan mereka-mereka yang mengusung perubahan. Tetapi saya sangat yakin, siap-atau tidak siap bangsa Arab harus menghadapi perubahan ini, dan boleh jadi inilah "hadiah" Tuhan bagi mereka disana. sekali layar terkembang, pantang surut ketepian!!
Pada kondisi yang lalu dengan tiran-tiran yang otoriter, kepentingan setiap negara Arab lebih ditentukan oleh ego para pemimpinnya, sehingga kekompakan kawasan Arab menjadi susah untuk diwujudkan. Tetapi kondisi itu menyamankan negara barat (Eropa dan Amerika), mengingat kepentingan ekonomi pada bisnis perusahaan multinasional mereka yang tersebar di negara Arab, kepentingan politik pada hegemoni Barat terhadap kawasan-kawasan strategis khususnya di jazirah Arab, dan kepentingan ideologis pada eksistensi Israel terhadap tanah suci Nasrani, Yahudi dan Islam di Palestina. Semua itu merupakan representasi kekuasaan Barat atas peradaban modern.
Oleh sebab itu, kondisi tiran di jazirah Arab terkesan tidak tersentuh oleh kampanye HAM dan Demokrasi barat yang menjadi senjata ampuh dalam menekan negara mana saja yang tidak kooperatif dengan Barat.
Dan ternyata, kini sejarah menggeliat merubah kelaziman yang telah tertanam berpuluh-puluh tahun. Kekuatan rakyat bangkit, dan implikasinya tentu akan berpengaruh pada perubahan gerak serta orientasi politik, ekonomi atau bahkan ideologi. Israel memahami betul kecenderungan itu, oleh karenanya mereka mulai gerah dan mencoba mempengaruhi dunia untuk segera turun tangan. Atas nama kestabilan kawasan mereka mencoba meyakinkan barat agar segera menggunakan pengaruhnya untuk men-drive sejarah kearah yang cukup aman bagi kepentingan barat dan Israel.
Disinilah liciknya, manusia-manusia durjana Israel, mereka berkoar-koar mengingatkan kestabilan kawasan yang terancam jika sampai pergolakan terjadi di seluruh kawasan Arab, padahal dalam keadaan "stabil" yang mereka maksud itu, mereka leluasa membantai saudara-saudara kita di Palestina, tak ada hari tanpa mayat Palestina di tanah Gaza dan Tepi Barat. Artinya ketidakstabilan membuat ulah mereka menjadi tidak leluasa lagi, apalagi jika ketidakstabilan itu menghasilkan penguasa-penguasa baru tanah Arab yang beraliansi pada ideologi Islam, maka bayangkan apa yang akan terjadi dengan Israel.
Jadi kini bayangkan ketakutan Mereka. Mesir, Yordania, Suriah dan Lebanon adalah negara-negara yang mengepung israel (sementara di utara diseberang laut Mediterania sudah ada Turki yang lebih dulu dibebaskan kediktatoran politiknya oleh partai Islamis). Bayangkan jika negara-negara itu berada di tangan para penguasa yang menjunjung tinggi kehormatan dan harga diri Islam, mengusung persaudaraan Islam diatas segala kepentingan. Bayangkan ketakutan mereka akan terusir kembali dari negeri yang telah menyatukan bangsa Yahudi selama 50 tahun terakhir. Saat ini juga bukanlah saat yang menyenangkan bagi Israel mengingat sekutu-sekutu setia mereka di Eropa dan Amerika cenderung sedang sibuk dengan masalah ekonomi mereka yang masih terpuruk akibat sisa-sisa krisis keuangan global.
Harus diakui bahwa yang terjadi di jazirah Arab, kalaupun nanti terjadi perubahan, itu semua merupakan perubahan yang dramatis, perubahan yang cukup mengejutkan, bukan hanya mengejutkan para musuh perubahan, tetapi juga mengejutkan mereka-mereka yang mengusung perubahan. Tetapi saya sangat yakin, siap-atau tidak siap bangsa Arab harus menghadapi perubahan ini, dan boleh jadi inilah "hadiah" Tuhan bagi mereka disana. sekali layar terkembang, pantang surut ketepian!!
silent...
Mari diam sejenak. Pejamkan mata. Mulailah tenggelam dalam jiwa, memasang telinga pada hati dan berkelanalah dalam ruang sanubari. Dengarkan semua suara, cermati getaran dan warna-warna rasa. Ada apa disana?
Ada badaikah? Atau hening tiada suara? Atau mungkin angin lembut menerpa jiwa dengan segenap kesejukannya?
Prosesi ini sering saya lakoni. Atau mungkin tepatnya terpaksa saya lakoni. Tapi tidak penting apakah saya lakoni atau tidak, karena bukan itu maksud saya bicara tentang ini dalam tulisan ini. Yang ingin saya ungkapkan adalah, jika badai yang dirasakan, biasanya itu hakikatnya adalah pergumulan nurani dan nafsu, atau dosa tengah memporak-porandakan logika, mematikan semangat dan menghentikan langkah.
Jika hening tiada suara hakikatnya, diri tengah asyik dengan dengan diam karena bingung tidak memperoleh jawaban. Atau diri tengah tersesat entah dalam rimba apa. Dan jika ada angin sejuk yang menyegarkan, maka yakinlah nurani tengah dipuaskan oleh santapannya, yaitu kebenaran dan kebaikan.
Terserah anda ingin memaknai apa tulisan ini. Saya hanya ingin menulis sesuatu yang saya tidak tahu ujung dan pangkalnya.
Selasa, 01 Februari 2011
Semua Tiran Berakhir Terhina!!
Hosni Mubarak mencoba mengulur waktu. Setelah mengeluarkan jurus rombak kabinet dan pengangkatan wakil presiden tidak “dibeli” rakyat yang kini sedang marah, terakhir Mubarak mengeluarkan jurus janji untuk tidak mencalonkan diri pada pemilu September 2011, tetapi ia akan mengawal proses reformasi hingga pemilu tersebut. Inti jurus ini adalah Mubarak ingin menghibur dengan pengumuman bahwa ia akan lengser setelah pemilu. Dasar tiran, logikanya sama saja dimana-mana. Masih ingat jurus-jurus Suharto ketika beberapa saat sebelum tumbang?
Kemarahan rakyat hanya bisa di sejukkan dengan mundurnya Mubarak tanpa syarat. Jika tidak dipenuhi, maka logika itu akan semakin menguat melalui perubahan intensitas marah menjadi murka. Dan jika itu yang terjadi, maka kita akan lihat rakyat akan menggunakan jurus yang lebih dahsyat. People power yang tak terkendali boleh jadi akan menjadi kemungkinan yang sangat besar untuk terjadi. yang dikhawatirkan adalah anarkhi, dan Mubarak akan membayar mahal atas kedegilannya.
Mubarak masih berfikir bahwa dia masih punya nilai di mata rakyatnya sehingga ia mengira permohonannya masih didengar. Padahal kalimat yang masih bisa didengar oleh rakyat dari Mubarak cuma satu kalimat, yaitu; “saya mundur sebagai presiden”.
Pelajar berharga bagi kita semua. Berhati-hatilah dengan keburukan, ketika keburukan itu sudah melingkupi kita sekian lama, fikiran kita sudah tidak bisa “waras” lagi untuk sekedar membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang salah mana yang benar. Lihatlah apa yang terjadi pada diri setiap tiran. Tidak heran Tuhan menyatakan dalam firman-Nya yang intinya menyuruh manusia belajar dari kesudahan orang-orang terdahulu. Nah kesudahan tiran hampir merata sama skenarionya; dihinakan oleh rakyatnya!!
Wakil Rakyat yang Memalukan!!!
Lagi harap-harap cemas mencermati perkembangan Mesir, ternyata di tanah air telah terjadi komedi yang sama sekali ga lucu, ketoprakan yang jauh dari suasana humor. Ada parlemen yang menolak tamunya (ini aja dah ga lucu banget, dia yang ngundang dia yang ngusir, tuan rumah ga tau diri), dengan alasan tamunya bermasalah dengan hukum karena keputusan hukum tidak sesuai dengan KEMAUAN dia!! Tuh, kalo ini pertunjukan drama teater, saya kasihan banget sama sutradaranya, skenario serius kok jadinya lucu buanget.
Bayangkan, saya ulangi ilustrasi saya tentang parlemen kita yang terhormat itu, mereka menolak tamunya yang hadir atas undangannya, dengan dalih tamu itu bermasalah hukum karena keputusan hukum positif formal atas mereka bertentangan dengan kemauan mereka. Duh menyedihkan banget sih ni wakil rakyat. Logika apa yang dipakai?
Diberitakan di banyak media bahwa Komisi III DPR menolak kehadiran 2 pimpinan KPK karena bermasalah secara hukum, dimana keputusan kejaksaan untuk mendeponeering menurut Komisi III DPR tidaklah menggugurkan persangkaan hukum. Disamping itu Komisi III DPR juga ingin konsisten dengan pendapatnya bahwa mereka tidak setuju dengan langkah depponeering.
Geleng-geleng kepala saya membaca berita tentang ini. begitu juga ketika melihat perdebatan mereka di TV. Makanya tulisan ini saya buat, sebagai ekspresi puncak ke-gemas-an (maunya nulis geram) saya sama wakil-wakil saya di parlemen. Tingkah polah mereka makin ga jelas, mereka ini politisi-intelektual atau sekedar makelar bagi dirinya sendiri?
Pesan saya pada tamu yang diusir itu, bapak-bapak KPK (kebetulan ga ada ibu ya, padahal ibu-ibu jarang korupsi loh, bercermin dari para tersangka korupsi), terus saja melangkah, jika kasus ini membuat anggaran kerja anda terganggu karena diganjal oleh gerombolan dari senayan, tenang aja Pak, kami rakyat siap menanggung biaya itu. Kita bisa mulai tabung peduli basmi korupsi. Ingat gerakan koin peduli kini menjadi inovasi produk politik publik yang sangat ampuh untuk mempermalukan siapa saja.
Bayangkan, saya ulangi ilustrasi saya tentang parlemen kita yang terhormat itu, mereka menolak tamunya yang hadir atas undangannya, dengan dalih tamu itu bermasalah hukum karena keputusan hukum positif formal atas mereka bertentangan dengan kemauan mereka. Duh menyedihkan banget sih ni wakil rakyat. Logika apa yang dipakai?
Diberitakan di banyak media bahwa Komisi III DPR menolak kehadiran 2 pimpinan KPK karena bermasalah secara hukum, dimana keputusan kejaksaan untuk mendeponeering menurut Komisi III DPR tidaklah menggugurkan persangkaan hukum. Disamping itu Komisi III DPR juga ingin konsisten dengan pendapatnya bahwa mereka tidak setuju dengan langkah depponeering.
Geleng-geleng kepala saya membaca berita tentang ini. begitu juga ketika melihat perdebatan mereka di TV. Makanya tulisan ini saya buat, sebagai ekspresi puncak ke-gemas-an (maunya nulis geram) saya sama wakil-wakil saya di parlemen. Tingkah polah mereka makin ga jelas, mereka ini politisi-intelektual atau sekedar makelar bagi dirinya sendiri?
Pesan saya pada tamu yang diusir itu, bapak-bapak KPK (kebetulan ga ada ibu ya, padahal ibu-ibu jarang korupsi loh, bercermin dari para tersangka korupsi), terus saja melangkah, jika kasus ini membuat anggaran kerja anda terganggu karena diganjal oleh gerombolan dari senayan, tenang aja Pak, kami rakyat siap menanggung biaya itu. Kita bisa mulai tabung peduli basmi korupsi. Ingat gerakan koin peduli kini menjadi inovasi produk politik publik yang sangat ampuh untuk mempermalukan siapa saja.
Israel Siap-Siaplah
Nagara manakah yang deg-degan melihat perkembangan memanasnya suhu sosio-politik negara kawasan Arab? Tentu saja Israel. Meski Netanyahu melarang pembantunya di kabinet memberikan komentar atas apa yang terjadi di Mesir atau negara tetangga Arab lainnya, pada akhirnya mereka tidak mampu menyembunyikan kekhawatiran. Ingat sekutu Arab yang paling kuat saat ini harus diakui adalah Mesir. Keberadaan regime Mubarak di Mesir selama ini sedikit banyak mampu menekan pergerakan pembebasan Hamas di Gaza yang mengganggu stabilitas selatan Israel.
Keruntuhan Mesir tentu akan melemahkan pintu Israel di selatan. Alih-alih ingin mengisolasi gerakan perlawanan Hamas di Gaza, Israel malah harus mendapatkan gelombang perlawanan yang semakin kuat akibat dukungan regime baru Mesir terhadap gerakan perlawanan di Palestina. Apalagi terbuka kemungkinan faksi Ikhwanul Muslimin menguasai Mesir pasca kekacauan politik saat ini. Ingat ikatan ideologis Ikhwanul Muslimin dan Hamas begitu erat.
Belum selesai kekhawatiran itu reda, kekhawatiran muncul pula di perbatasan barat Israel. Yordania juga ikut bergolak. Ingat, Yordania merupakan penghubung Tepi Barat Palestina dengandunia luar. Israel tentu sangat-sangat tahu apa konsekwensi realistis dari pergolakan politik negara Arab di sekelilingnya. Regime Suria pun kini harus berhati-hati, boleh jadi kasak-kusuk rakyatnya juga akan semakin mengemuka dan menuntut hal yang sama seperti yang sudah dilakukan negara-negara tiran tetangganya. Sementara itu, hiruk pikuk politik Lebanon boleh jadi memancing faksi Hezbollah untuk turut campur dalam politik formal Lebanon.
Jika semua itu betul terjadi, maka sempurna kekhawatiran Israel. Karena hampir semua negara Arab yang mengelilinginya besar kemungkinan akan berubah orientasi politiknya. Orientasi politik yang sepatutnya mengikuti kehendak zaman. Apa kehendak akhir zaman ini? Munculnya generasi terbaik Arab dan Islam dalam mengusung kehormatan dan harga diri mereka.
Ayo setiap diri; anda, saya, kita semua, ukurlah kapasitas diri, posisi dakwah, kontribusi perjuangan. Sebentar lagi generasi itu muncul secara terbuka. Kita ada dimana? Didalam barisan generasi itu? Diluar? Atau kita tidak ada sama sekali. Pilihannya jelas, maknanya juga sangat mudah dicerna. Jika kita ada didalam barisan generasi terbaik Islam berarti kita betul-betul merupakan kekuatan yang dibutuhkan, tetapi jika kita ada diluar barisan mereka, maka terimalah bahwa kita ini beban bagi perjuangan mereka.
Langganan:
Postingan (Atom)