seperti apa sebenarnya kita memandang dan menempatkan ekonomi itu? sekedar sebagai ilmu alat yang dapat kita gunakan sewaktu-waktu untuk keperluan atau tujuan tertentu? adakah hubungan ilmu ekonomi itu dengan urusan kita dengan Tuhan? memiliki tempatkah ilmu ini dalam prosesi-prosesi ibadah? atau ia memang diisolasi dari urusan-urusan spiritual?
jika memang ekonomi tidak ada urusannya dengan hal-hal itu, terbayang pada benak saya, mungkin akan ada manusia yang memiliki keanehan dalam kepribadian gandanya, at least pada prilaku sosial dan prilaku ekonominya. pada satu sisi ia begitu bersahaja, dermawan dan santun. tetapi disisi yang lain dia akan ganas menghalalkan segala cara untuk menambah pundi-pundi kekayaannya. ya aneh..
bagaimana mungkin dua prilaku itu ada dalam satu jiwa?
inilah alasan saya tidak bisa memisahkan materi-materi ahamiyatusysyahadatain (urgensi syahadat), ma'rifatullah (mengenal Allah), ma'rifaturrasul (mengenal Rasul), ma'rifatul Islam (mengenal Islam), ma'rifatul insan (mengenal manusia) dari materi-materi economic behavior, marginal utility, theory of consumption and production. saya harus akui, materi-materi ketauhidan telah sangat membantu saya memahami teori prilaku ekonomi dalam Islam.
hingga akhirnya saya berkesimpulan tidak ada batas antara ekonomi dan Islam. berprilaku ekonomi sama dengan berprilaku dalam Islam. harapan-harapan ekonomi adalah harapan-harapan saya dalam payung Islam. begitulah selanjutnya, sampai tujuan ekonomi dan tujuan Islam bertemu pada satu sasaran, yaitu Syurga.
2 komentar:
Itu namanya dualisme ustadz :)
Aubhanallah,,sebuah mimpi yg luar biasa,,insyaallah simpul2 kekuatan itu akan kita raih, sehingga kemenangan itu dpt kita raih. amien.
Posting Komentar