Ekonomi bukanlah sistem tanpa nilai. Ketika ia tidak memiliki nilai, maka ekonomi akan berawal dengan kebingungan dan berakhir pada kehancuran. Karena ekonomi pasti akan tidak memiliki obat berupa kebijakan untuk memperbaiki krisis ekonomi akibat prilaku-prilaku rusak manusia. Oleh sebab itu, perekonomian harus mengkonfirmasi terlebih dahulu kebenaran nilai yang menjadi pedoman pengembangannya.
Dengan nilai, ekonomi akan lebih tepat mendefinisikan diri, karena nilai juga secara tak langsung telah memberikan informasi tentang sasaran dan tujuan dari mekanisme-mekanisme ekonomi. Dengan nilai, ekonomi akan memiliki pedoman arah dalam berkembang dan berfungsi. Namun yang tak kalah krusial tentu saja adalah menentukan nilai yang tepat.
Ekonomi konvensional modern, suka tidak suka ternyata memiliki nilai. Nilai yang konsisten ada dalam dirinya adalah nilai materialistik, dimana sasaran dan tujuan ataupun berkembang dan berfungsi ekonomi menuju pada arah yang satu, yaitu pencapaian materi sebanyak mungkin oleh manusia secara individual. Oleh sebab itu, jika melihat peristiwa krisis saat ini di dunia ekonomi konvensional modern, akar permasalahnya berada pada kesalahan penggunaan nilai. Nilai yang salah akan menghasilkan kerusakan prilaku pada manusia. Dan kekacauan sistem ekonomi merupakan hasil kreasi dari prilaku manusia manusia yang rusak.
Ekonomi Islam, sejak awal telah memitigasi risiko diatas. Sejak awal segala sesuatu yang dimaksudkan untuk mengatur manusia diserahkan kepada Dzat diluar manusia. Nilai yang dianut adalah nilai yang diyakini merupakan kreasi Tuhan. Nilai itulah yang kemudian dijadikan pula pedoman berprilaku. dan akhirnya sistem ekonomi yang terbentuk merupakan kombinasi dari nilai Tuhan dan prilaku manusia dalam menjalankannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar