Selasa, 23 Juni 2009

Underground Economy: Kehancuran Peradaban

Pada awal tahun 2008 Music Television atau yang dikenal oleh para remaja di seluruh pelosok dunia sebagai MTV, menayangkan satu iklan layanan masyarakat di negeri pengusung kebebasan terdepan (katanya) yaitu Amerika. Dalam iklan tersebut disebutkan ada 2863 manusia yang mati karena tragedy WTC New York, dan kemudian ada kampanye global yang menghabiskan triliunan US dollar dan ribuan (bahkan ratusan ribu) lagi manusia yang terkorban.

Seakan-akan MTV mengejek kampanye global pemerintah mereka sendiri, karena pada saat yang sama terdapat 40 juta manusia pengidap HIV – AIDS, 824 juta manusia yang kelaparan dan 630 juta gelandangan, tetapi tidak ada kampanye yang sama terhadap masalah ini. Kemana hati nurani melihat masalah ini, kecuali ternyata hanya kepentingan saja yang selalu kekal diantara kejadian dan peristiwa dunia.

Apa yang anda lihat dari 824 juta manusia yang kelaparan atau 630 juta manusia yang menjadi gelandangan dari sekitar lebih dari 6 miliar manusia di dunia? Mungkin ada yang akan menjawab bahwa ada sekitar hamper 1 miliar orang yang tidak produktif dalam ekonomi, ada hamper 1 miliar manusia yang menjadi beban bagi manusia lain.

Saya sendiri melihat dari kaca mata prilaku ekonomi. Data itu menunjukkan ada potensi hamper 1 miliar manusia yang akan bermaksiat pada Allah SWT karena kondisi kelemahan dalam ekonomi. Keterdesakan ekonomi berupa kesulitan bertahan hidup, membuat pintu-pintu nafkah melalui cara-cara yang dibenci oleh Allah, akan dengan mudah menjadi pilihan mereka; pelacuran, premanisme, tipu-menipu, bisnis narkoba, korupsi dan lain sebagainya.

Akhirnya kita musti tahu, bahwa kehancuran kita sebagai manusia terjadi karena ulah ketidakpedulian, karena kekacauan akhlak secara kolektif. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita, khususnya mereka yang sadar akan posisi dan urgensi dakwah, untuk mengambil kesempatan amal shaleh yaitu berupaya keras memperbaiki atmosfer kehidupan ini.

Tidak ada komentar: