Minggu, 07 Maret 2010

Pejuang Kewajiban Asasi


Gerakan populer yang kemudian menjadi gelombang kampanye global dan sedikit banyak membentuk wajah pergaulan, hukum, ekonomi bahkan perpolitikan dunia, yaitu gerakan hak asasi. Gerakan ini memiliki rambu-rambu yang semakin jelas meskipun masih terus berproses dalam mendefinisikan entitas dan ruang lingkup hak asasi manusia pada semua aspek kehidupan manusia.

Yang menjadi masalah adalah ketika hak asasi itu bersinggungan dengan prinsip-prinsip agama. Sekecil apapun irisan antara agama dan hak asasi (meskipun pada dasarnya dalam perspektif Islam ruang lingkup hak asasi berada dalam himpunan semesta agama), akan memunculkan pilihan desakralisasi agama ketika logika/prinsip hak asasi lebih diterima daripada prinsip agama.

Dengan kemasan yang begitu humanis, bersahaja dan populer, hak asasi menjadi isu yang kemudian meluas dan tak sedikit mengundang para relawan untuk berdiri dibarisan terdepan dalam gerakan penegakkannya. Merekalah yang kemudian disebut sebagai pejuang-pejuang hak asasi. Membaurlah pejuang tersebut dalam satu payung gerakan. Mereka berkumpul dari pelosok belahan dunia, menyibak sekat-sekat negara dan bangsa, bahasa dan suku, atau bahkan ras dan agama.

Semakin menarik jika dilihat lebih dalam pula, apa yang sebenarnya diperjuangkan oleh mereka para pejuang hak asasi. Tentu saja jawaban singkat dan lugasnya adalah hak-hak dasar sebagai manusia. Perjuangannya adalah menuntut hak-hak dasar tersebut kepada siapa saja yang melakukan pengekangan terhadap hak dasar seseorang atau sekelompok orang.

Kesan awal yang ditangkap dari istilah “hak asasi” adalah bahwa gerakan ini menempatkan manusia pada posisi kunci gerakan. Manusia dengan segala keleluasaannya atau keinginannya, selain menjadi sumber referensi dan ukuran, juga menjadi objek gerakan dari apa disebut dengan hak asasi. Latar belakang dan karakter seperti ini membuat hak asasi tidak bisa melepaskan diri dari stigma gerakan egois seorang manusia, yang selalu menuntut (aktif) hak-hak mereka. Dan hal ini yang mengganjal saya untuk menerima konsep hak asasi.

Posisi sentral dari setiap aktifitas hidup dan kehidupan manusia adalah Tuhan. Dan penghambaan menjadi prinsip dasar dari semua kegiatan manusia. Manusia menyerahkan sepenuhnya urusan hidup dan masa depannya pada Tuhan. Inilah konsep yang dibangun oleh Tuhan (Islam) dalam semua aspek kehidupan manusia. Sehingga konsep yang pas dalam perspektif Islam bukanlah konsep hak asasi, tetapi konsep kewajiban asasi. Kewajiban kepada siapa? Tentu saja kepada Tuhan. Prinsip ini tentu saja akan berjalan jika diikuti dengan asumsi bahwa selama manusia menjalankan kewajiban asasinya, maka Tuhan akan jaga hak-hak mereka. Jangankan hak asasi, hak-hak istimewa mereka pun Tuhan akan berikan. Bahkan ruang lingkup mekanismenya (bermainnya) tidak hanya sebatas ada di dunia, tetapi juga meliputi masa setelah kematian. Jadi gerakan kewajiban asasi menjadi lebih luas dibanding gerakan hak asasi. Kerena memang gerakan kewajiban asasi akan terlihat rasionalnya atau bahkan kesempurnaannya jika dimensi akhirat juga diikutsertakan.

Nah, yang tidak kalah menarik lagi untuk direnungkan adalah keberadaan para pejuangnya, pejuang kewajiban asasi. Pejuang yang bertujuang menegakkan dan membangunkan kesadaran semua manusia tentang kewajiban mereka pada Tuhan Sang Pencipta. Tidak banyak manusia yang kemudian sadar pada kewajiban asasi apalagi jumlah para pejuangnya. Hal ini terjadi karena gerakan ini tidak menawarkan sesuatu yang “menarik” bagi manusia secara umum dan pejuangnya secara khusus.

Bahkan gerakan ini terkesan menawarkan “beban” daripada insentif (kenikmatan) kehidupan, mengingat kewajiban itu berkonotasi pada apa-apa yang wajib dilakukan manusia. Coba bandingkan dengan istilah hak asasi yang berkonotasi pada apa-apa yang manusia akan dapatkan ketika hak-haknya dipenuhi. Tapi percayalah komparasi tak seimbang pada gerakan kewajiban asasi ini akan terlihat hanya jika pandangan difokuskan pada ukuran-ukuran materi dalam ruang lingkup dunia yang fana.

Oleh sebab itu, para pejuang kewajiban asasi adalah mereka yang berpandangan jauh kedepan. Mereka memiliki kesabaran dan keikhlasan serta perjuangan dan pengorbanan yang lebih tinggi. Itu mengapa dimata Tuhan pejuang kewajiban asasi ini begitu mulia posisinya di langit dan di bumi, baik ketika mereka hidup maupun nanti setelah mati.

Mari tunaikan kewajiban asasi kepada Allah, insya Allah hak asasimu selalu dijaga dan dipelihara oleh Allah.

1 komentar:

Thesauros mengatakan...

Click on the video at the following link and watch Mohommad’s followers of “peaceful” islam carrying out his instructions.

http://somalisforjesus.blogspot.com/2009/01/mansur-mohamed-sfj-martyr-of-year-2009.html