Sabtu, 26 Desember 2009

Ekonomi Islam dan Bertetangga

Dalam banyak prinsip-prinsip kehidupan Islami, ukhuwah merupakan salah satu prinsip penting dalam berinteraksi. Dan salah satu aplikasinya yang saat ini semakin hilang adalah adab bertetangga. Nabi dalam beberapa pesan dalam Hadits-nya mengungkapkan bagaimana bertetangga menjadi salah satu indicator keimanan seseorang. Jika bertetangga dipraktrekkan dengan baik berdasarkan nilai-nilai akhlak Islam, maka banyak masalah kemasyarakatan dapat diselesaikan dengan baik termasuk masalah ekonomi Islam.

Nabi pernah mengatakan, tidak beriman seseorang jika ia bisa tidur nyenyak ketika ada tetangganya yang kelaparan. Pesan Nabi ini menjelaskan peran atau bahkan pentingnya tetangga dalam menentukan keimanan seseorang. Perlu diingat menuju interaksi bertetangga yang baik ada tahapan yang harus dilewati terlebih dahulu. Tahapan pertama tentu saja adalah mengenal siapa saja tetangga anda.

Tahapan kedua adalah mengetahui keadaan tetangga khususnya kondisi ekonomi mereka. Kondisi ekonomi tetangga dapat diketahui bisa melalui informasi langsung dari tetangga, tetapi terkadang hal itu diketahui dari suasana bertetangga yang cair. Karena tak selalunya tetangga berkenan menyampaikan kesulitan keadaan ekonominya. Jadi untuk tahapan kedua ini kuncinya adalah kepekaan terhadap keadaan tetangga mereka.

Tahapan ketiga adalah memastikan tersedianya tatacara/media untuk membantu tetangga yang berada dalam kondisi membutuhkan. Hal ini diperlukan untuk menghindari ketersinggungan, kesalahpahaman, nuansa belas-kasihan dan tetap menjaga kehangatan dalam bertetangga. Tahapan ketiga ini sebenarnya dapat dilakukan melalui media masjid, sebagai pusat aktifitas masyarakat. Karena memang sudah seharusnya Masjid menjadi medium untuk merajut ukhuwah menuju interaksi bertetangga yang diinginkan oleh Islam.

Setidaknya ada lima waktu shalat wajib yang dapat dijadikan ajang untuk mempertajam interaksi bertetangga. Apalagi jika dipertajam dengan acara-acara pengajian, taklim atau kegiatan ibadah-ibadah yang berpusat di masjid yang diikuti oleh semua warga. Oleh sebab itu, perlu selalu diingat bahwa masjid menjadi media yang krusial dalam mewujudkan dan menghidupkan interaksi bertetangga yang islami. Kalau begitu, pertimbangkan keberadaan masjid jika anda sedang memilih rumah sebagai tempat tinggal.

Keberadaan tetangga, pada perspektif lain mampu menjadi objek atau bahkan “alat” untuk meningkatkan keimanan. Sehingga sangat-sangat wajar jika kita mulai saat ini memandang penting untuk memiliki lingkungan tempat tinggal yang hangat. Artinya, mulai saat ini pula, mulailah mengenal tetangga anda satu demi satu. Kenali mereka dan pahami keadaan mereka.

Carilah lingkungan rumah tinggal yang memiliki interaksi bertetangga yang baik, atau setidaknya mampu mewujudkan lingkungan tempat tinggal menjadi lingkungan yang memiliki interaksi bertetangga yang baik. Hidupkanlah sunnah-sunnah bertetangga seperti yang sudah Nabi contohkan, misalnya shalat jamaah di masjid, silaturrahim, memberi salam dan menyapa, mengajak berkenalan terlebih dahulu, berkirim makanan atau hadiah, dan saling mendoakan tentu saja.

Coba anda bayangkan alangkah indahnya jika tempat tinggal kita memberikan suasana yang menyenangkan, nyaman dan tentram untuk ditinggali, karena suasana bertetangga yang sejuk dan hangat. Akhirnya, bertetangga semakin melengkapi kehidupan islami yang anda mulai tata satu demi satu; kehidupan keluarga yang islami, lingkungan kerja yang juga islami dan interaksi bertetangga yang islami. Percayalah, ketika anda dapatkan ketiga suasana islami itu, sebuah kebahagiaan tersendiri yang akan anda rasakan ditengah gejolak dan hiruk-pikuk cobaan dan ujian dunia/kehidupan. Bahkan pada satu kondisi tertentu kondisi islami diketiga lingkungan itu akan mempermudah anda untuk menjalani hidup ini. Semoga Allah mudahkan.

Tidak ada komentar: