Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Ba'da Hamdallah wa shalawat. Buat teman-teman dan saudara-saudara pemerhati ekonomi, keuangan dan perbankan syariah, ada beberapa khabar yang menurut saya unik (jika terlalu berlebihan jika disebut khabar yang menggembirakan dan mengejutkan) ketika saya menjadi juri pada acara Olimpiade Sains Nasional ke-7 di Makassar yang baru lalu. Dan saya ingin berbagi kepada teman-teman dan saudara-saudara sekalian. Ini pengalaman saya yang ketiga menjadi juri pada forum OSN. Sebelumnya pada OSN tahun lalu dan Olimpiade Sains tingkat daerah se-Jawa Timur awal tahun ini.
Amanah menjadi juri ini merupakan hasil kerjasama BI dengan Depdiknas yang sejak OSN ke-5 memasukkan mata pelajaran Ekonomi dalam OSN dan salah satu materi ujinya adalah kebanksentralan dan perbankan syariah. Tugas saya dalam OSN adalah mengusulkan materi yang akan ditanyakan dalam soal essay dan topik-topik yang dapat diajukan untuk pembuatan makalah. Disamping itu, saya juga harus mengkoreksi soal essay dan makalah yang telah jadi serta menilai para peserta ketika mempresentasikan makalah mereka. Untuk topik makalah, terdapat 3 tema besar, yaitu masalah perdagangan di pasar modal, kebangsentralan dan perbankan syariah.
Pengalaman menarik pertama yang saya alami adalah ketika mengkoreksi soal-soal essay tentang perbankan syariah, saya temukan dari 95 peserta yang menjawab soal perbankan syariah lebih dari 50% dari mereka cukup memahami operasional sederhana perbankan syariah, sehingga dengan begitu baik mereka menjelaskan perbedaan bank syariah dengan bank konvensional. Tapi bukan itu yang membuat saya tersenyum. Ternyata dari 5 peserta yang saya berikan nilai sempurna (100 poin), 3 diantaranya adalah non-muslim (dari sekolah nasrani). Saya tidak bisa menahan diri untuk tidak memberikan nilai itu, ketika membaca jawaban mereka yang begitu dalam dan detail, sampai-sampai mampu mengidentifikasi tingkat risiko dan implikasi dari produk bank syariah berdasarkan karakteristik/sifat akad yang digunakan. dan dari identifikasi itulah kemudian mereka menjelaskan perbedaan bank syariah dengan bank konvensional. Amazing! padahal mereka baru SMA! Bahkan ada yang baru kelas II SMA! Bahkan 3 diantara mereka Non-Muslim! Ketika itu mayoritas peserta menjawab dengan jawaban klasik, dimana perbedaannya hanya terletak pada konsep bunga dan bagi hasil.
Pengalaman menarik kedua, ketika saya memeriksa makalah peserta. Memang makalah mereka secara keseluruhan masih begitu sederhana. Saya bisa memakluminya mengingat kapasitas ereka sebagai siswa SMA. Namun yang mengejutkan saya diantara makalah-makalah bertopik perbankan syariah ada yang disusun oleh siswa non-muslim. Saya tidak bisa menahan diri untuk mengagumi makalah itu. Saya berfikir, tentu siswa ini membutuhkan effort yang lebih untuk memahami karakteristik perbankan syariah yang muncul dari keyakinan yang berbeda dengan keyakinannya. Dan ketika saya baca makalah tersebut, menarik, bahasannya tidak alakadarnya saja. Tak terasa memeriksa makalah mereka saya lakukan hingga jam 2 pagi. Tapi sepanjang perjalanan pulang dengan berjalan kaki dari hotel panitia ke wisma BI saya menerawang, memperkirakan seperti apa aplikasi syariah dan implikasinya 5 atau 10 tahun mendatang, ketika semua orang concern dengan industri ini, ketika syariah tidak hanya menjadi prilaku eksklusif para pemeluk Islam. Tetapi syariah menjelma menjadi industri, ketika syariah menjadi inklusif pada semua manusia. Menarik untuk dinanti.
Pengalaman menarik ketiga, saya dapatkan ketika saya menguji presentasi para peserta. Saya tersenyum ketika siswa yang menulis topik-topik syariah diantaranya yang ditulis oleh siswa non-muslim presentasi di depan saya. Dan ternyata siswa tersebut dengan ringannya menjelaskan makalahnya tentang perbankan syariah, bahkan diselingi dengan senyum. Jelas bahwa pemilihan topik perbankan syariah bukan suatu beban bagi siswa tersebut, betul-betul karena ketertarikan yang genuine. Sampai-sampai seorang juri dari UGM harus menghentikan presentasi siswa tersebut dan menanyakan alasan dibalik pemilihan topik itu oleh siswa tersebut. Siswa itu menjawab dengan antusias mengapa dia memilih topik perbankan syariah, dan jawaban itu menjadi cerita tersendiri yang semakin menambah lebar senyum saya. Great! What a day!
Ya pengalaman dua hari yang begitu membanggakan hati, memupuk semangat untuk terus melakukan sesuatu, sesuatu yang bermanfaat untuk diri sendiri, untuk bangsa ini, dan pastinya untuk kebenaran yang kita yakini. Bismillah!
Akhirnya, kepada teman-teman dan saudara-saudara sekalian, "perjuangan" ini harus terus kita lakukan. Seperti syair yang pernah saya dengar dari satu kelompok nasyid "...Bangkitkan semangat! Dan rebut setiap peluang! Jangan sibuk dengan hal yang tidak penting!! Lenyapkan keraguan! Dan yakinlah bahwa Allah pasti membimbing kita untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki!!!"
Wassalam
abi aqsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar