Berapa banyak sudah ayat-ayat Tuhan yang kita baca? Lembar demi lembar dalam Qur'an bahkan sudah berulang kali kita lewati. Tetapi seberapa banyak firman-firman itu masih ada dalam memori akal atau sekedar membekas dalam hati kita? Dan berapa banyak lagi yang kita pahami untuk menjelma menjadi amal sehari-hari?
Hari-hari kedepan menuntut lebih banyak usaha dan fikiran kita, dalam mewujudkan Islam menjadi sebuah kelaziman, menjadi budaya atau bahkan menjadi peradaban baru. Ternyata kebanyakan kita memiliki cita-cita yang begitu mulia, bermimpi bahwa Islam akan menjadi pedoman dan hukum dunia. Tetapi ternyata kebanyakan kita tidak ingin kehilangan kesempatan menikmati kemegahan dunia.
Wahai diri, saya ingatkan pada diriku dan semua saudara-saudaraku, tidak akan tegak Islam oleh mereka yang di dalam dirinya berhimpun cita-cita yang mulia dan kemegahan-kemegahan dunia. Islam itu tegak dengan kesederhanaan, oleh mereka-mereka yang memahami kesederhanaan, menjalankannya dan memelihara dirinya dengan kesederhanaan.
Mari, jadikan kesederhanaan sebagai gerakan hidup. Mari mulai berhitung harta kita dari sisi kemanfaatannya, bagi diri dan bagi manusia lain. Jangan hitung ia dari sisi penikmatannya, karena pasti ia hanya ada untuk diri pemiliknya. Mari ukur-ukur kebutuhan tidak usah fokus pada keinginan dan nafsu. Mari, beri sebanyak-banyaknya manfaatmu bagi dunia, sehingga dunia tahu Islam masih ada dan siap tampil memimpin mereka.
wallahu a'lam
ali sakti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar