Minggu, 14 Desember 2008

Misi Perjuangan Ekonomi Islam

Ratusan ribu manusia memenuhi jalan-jalan kota Gaza dan berkumpul di lapangan utama memperingati berdirinya organisasi perlawanan Palestina “HAMAS” (Gerakan Pembebasan Islam). Mereka berdiri dan saling menyemangati serta memperteguh cita-cita membebaskan tanah suci mereka Palestina dari cengkraman penjajah Yahudi. Cita-cita dan tekad yang terus terpelihara selama lebih dari 50 tahun. Perjuangan, ya perjuangan adalah esensi kehidupan mereka. Dan tidak berlebihan bahwa perjuangan Palestina bersama Hamas adalah juga perjuangan keyakinan, perjuangan menegakkan panji-panji Islam.

Saya kembali tertegun dan merenungkan perjuangan yang kini menjadi kerja sehari-hari, dan juga menjadi kerja saudara-saudara lain di berbagai lembaga, berbagai bentuk kerja, yaitu perjuangan membumikan ekonomi Islam. Apa hubungannya perjuangan pembebasan Palestina dengan pembumian Ekonomi Islam?

Belum beranalisa lebih jauh, renunganku sudah menemukan kesimpulan dengan sedikit rasa primordial, dua perjuangan itu SAMA! Keduanya memiliki satu nafas perjuangan menegakkan Islam disetiap jengkal bumi. Mengenalkannya kepada semua makhluk bumi bahwa Islam adalah yang terbaik bagi kehidupan mereka. Dan ekonomi Islam adalah wajah Islam dalam ekonomi, artinya perjuangan ekonomi Islam adalah perjuangan menegakkan Islam. Oleh sebab itu, perjuangan ini tidak bisa dipisahkan dengan perjuangan saudara-saudaraku yang ada di jalan-jalan kota Gaza.

Ekonomi Islam memiliki misi yang mungkin jauh dari bayangan orang yang tengah mempelajari, mendalami dan mencoba melaksanakannya. Misi ini menjadi bagian dari misi besar Islam yang memang tengah diperjuangkan oleh para intelektual, politisi, dan pelajar di seluruh belahan dunia dan di sepanjang zaman. Misi besar yang ingin mempersembahkan bentuk kehidupan yang lebih baik bagi manusia dan alam, bentuk kehidupan yang berpandu pada ketentuan-ketentuan Pencipta, Tuhan Semesta Alam.

Misi besar ini mungkin akan diterjemahkan negative oleh pihak-pihak yang memang telah memiliki persepsi negative terhadap Islam. Sehingga harapannya perjuangan ekonomi Islam diharapkan mampu menepis persepsi negative terhadap gerakan-gerakan perbaikan Islam non-ekonomi (politik, hukum, budaya dan pendidikan). Namun pada sisi lain, para pejuang-pejuang ekonomi Islam harus memahami misi besar ini, sehingga mereka selayaknya memiliki semangat ekstra, inovasi lebih, endurance yang prima, kualitas kerja yang tinggi dan tentu saja pengorbanan yang lua. Khusus pengorbanan, ia harus menjadi konsekwensi yang sudah diikhlaskan oleh para pejuang-pejuang ekonomi Islam.

Diakhir-akhir renungan, saya teringat cerita orang-orang shaleh terdahulu, kehidupan dan prilaku mereka. Saudara-saudara seperjuangan, saya mengajak diri sendiri dan anda, mari bercermin selalu dengan prilaku tawadhu, zuhud dan qona’ah para Nabi dan wali. Sepatutnya pejuanglah yang mencontohkan prilaku itu dengan kualitas terbaik bagi semua. Pejuanglah yang mewujudkan kelaziman baru ekonomi ini. Mereka berada di baris terdepan dalam berbuat, dan berkorban. Tapi percayalah, kemuliaan dan kehormatan dari Tuhan adalah pejuang akan berada di barisan terdepan dari barisan-barisan calon penghuni syurga. Boleh jadi di barisan terdepan itu, anda pejuang, akan berada satu shaf dengan saudara-saudara pejuang pembebas Palestina…

Wallahu a’lam
Ali Sakti

Tidak ada komentar: