Langit malam ini terasa lain, tak ada awan sedikitpun. Bintang dan bulan jelas dengan cahaya dan posisinya di sana. Saya sedikit tergelitik untuk bertanya "ada apa ini?" Teringat terus saya dengan kondisi saudaraku di Gaza, semoga ini pertanda penghuni langit betul-betul akan turun memenuhi Gaza, memenuhi belahan bumi, dimana putra-putra Islam tengah sibuk berpeluh dengan kerja-kerja Jihad dan Dakwah.
Semoga ini menjadi pertanda bahwa penghuni langit tengah menyambut zaman kemenangan Islam kembali. Seruan yang keras dan jelas bagi siapa saja. Ini penegasan bagi mereka yang telah ada di barisan terdepan perjuangan Islam dalam semua bentuknya. Inipun merupakan peringatan bagi mereka yang masih sibuk dengan kemegahan dan kehinaan dunia, tetaplah anda di sana atau bergabung dengan barisan kebenaran.
Duhai diri, lihatlah di sana, di balik ledakan gumpalan api dan asap bekas mesiu, telah terbang ruh-ruh manusia mulia menuju Tuhannya, bertemu dengan manusia shaleh terdahulu dan mendapat jamuan istimewa dari para penghuni langit yang memang telah lama menunggu. Tak ingin kah kamu seperti mereka? Kamu pikir mereka yang jasadnya berhamburan akibat bom itu terhina? padahal mereka mendapat jemputan istimewa dari Tuhannya, mereka yang tengah sujud langsung berjumpa dengan Tuhan yang dia sembah, mereka yang puasa disediakan jamuan buka di sisi-Nya, mereka yang tengah lelap tertidur harus bangkit dari tidurnya dengan malaikat-malaikat suci disisi mereka.
Duhai diri, masihkah kamu merasa beruntung di dunia ini? masihkah kamu pantas mengucap syukur karena kamu ada di tanah yang aman dan tentram? Duhai diri, bukan matamu yang harus dibuka, tapi hatimu, lihat dengan hati, lihat dengan kacamata cinta dan kerinduan pada syurga, maka engkau akan lihat apa yang sedang terjadi di sana. Kalau sudah begitu, kamu pasti akan bersedia mengorbankan apapun untuk menuju kesana, atau setidaknya iri dengan apa yang didapatkan orang-orang Gaza.
Kepada anda dimana saja anda berada, dimanakah hatimu? sedang apa kamu? Di Gaza tengah dibuka pintu syurga di sana, sementara kita berlari menjauh darinya bahkan dengan senyuman canda tawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar