Selasa, 08 September 2009

Konsep Hidup: Adakah Pensiun dalam Islam?

Konsep hidup untuk masa tua yang terbungkus dalam kata pensiun, tak jarang menyesatkan kita. Kata pensiun cenderung memberikan kesan pasif, dimana manusia pensiun adalah manusia yang hari-harinya penuh dengan waktu rehat dan penikmatan-penikmatan sisa-sisa hidup.

Masa tua yang pensiun identik dengan kehidupan yang tenang, waktu canda untuk cucu, wisata ke pelosok daerah, menikmati simpanan hari tua, adalah kesan yang tak terpisahkan dengan masa pensiun. citra yang kemudian menjadi keyakinan seseorang dalam tahapan hidupnya.

Untuk yang satu ini, saya ingin katakan bahwa konsep hidup ini salah. konsep hidup Islam tidak sepatutnya seperti itu. Nabi memperlihatkan sebuah konsep hidup tua yang jauh dari kesan di atas. 13 tahun setelah usia kenabian (40 tahun) penuh dengan perjuangan mengenalkan Islam, bahkan penuh dengan perjuangan dan pengorbanan.

Artinya usia 53 tahun Beliau baru menyelesaikan satu tahap kerja dasar dakwah, yaitu membentuk pondasi Islam berupa pembentukan manusia-manusia Islam yang unggul. Menanamkan nilai-nilai akidah dan akhlak Islam, yang mampu merubah individu jahiliyah menjadi manusia mulia sepanjang sejarah kemanusiaan.

setelah itu 10 tahun atau usia 53 hingga 63 tahun kehidupan beliau diisi dengan kerja keras menyebarkan Islam, melalui dakwah yang meluas berupa pembentukan peradaban Islam, melalui berpuluh-puluh peperangan, dan berbagai bentuk pengorbanan. Lihatlah, adakah konsep pensiun yang selama ini kita kenal dalam kehidupan modern pada diri Beliau?

Kalau dalih kita mengatakan; loh kan itu Nabi. Tegaskan lagi referensi kita dengan cerita-cerita hidup sahabat-sahabat Beliau. Insya Allah, kita tidak akan temukan konsep hidup pensiun itu. Seorang Khalid bin Walid, si Pedang Allah saja sampai menangis meratapi nasibnya yang sekarat di atas pembaringan, bukan di medan perjuangan, di tengah debu medan jihad tempat kematian yang paling mulia. Tempat yang mencerminkan akhir kehidupan di puncak perjuangan hidup.

Konsep hidup inilah yang seharusnya kita kenal. Mari hidupkan kembali gaya hidup ini. dengan begitu kita akan hidupkan kembali generasi tua yang tidak lagi tersisih dari hiruk pikuk kehidupan. Tetapi generasi yang ada di puncak sistem sosial kemanusiaan, menjadi referensi kebijaksanaan (wisdom), menjadi inspirasi kebaikan, menjadi pembina generasi muda yang bersemangat dan dinamis, menjadi penjaga kelurusan akidah dan akhlak semua manusia dan peradabannya. wallahu a'lam.

2 komentar:

FREDDY GROENEVELD mengatakan...

Umar Mukhtar seorang guru ngaji di suatu desa di Libya,berperang melawan penjajah Italia pada usia 65 tahun.

FREDDY GROENEVELD mengatakan...

Umar Mukhtar seorang guru ngaji di suatu desa di Libya,berperang melawan penjajah Italia pada usia 65 tahun.