Kamis, 01 Oktober 2009

Ekonomi Islam dalam Risalah Taklim: Pendahuluan

Pada pendahuluan pembahasan sistem ekonomi di buku Risalah Taklim, Imam Syahid Hasan Al Banna lebih memfokuskan pada dua urgensi, yaitu posisi sentral negara (pemerintah) sebagai jantung sebuah komunitas bangsa yang beraktifitas ekonomi dan hakikat ekonomi sebagai induk permasalahan manusia.

Menurut Al Banna, kebijakan negara yang tepat dalam mengambil paradigma pembangunan menjadi titik krusial bagi upaya-upaya pemakmuran ekonomi secara kolektif. Perspektif ini menggambarkan pemahaman bahwa ekonomi akan efektif memberikan kemanfaatan maksimal ketika negara memiliki filosofi pembangunan sesuai dengan “sumber kebenaran/pedoman hidup” yang melingkupi semua aspek kehidupan, yaitu Islam.

Tetapi pemaparan Al Banna tentang urgensi peran negara, dapat juga diinterpretasikan sebagai pembahasan awalan yang ingin memberikan gambaran abstrak dari keseluruhan pemikirannya tentang ekonomi. Karena setelah pembahasan pendahuluan, Al Banna seakan-akan mundur kebelakan dengan membahas hakikat harta dalam Islam.

Selanjutnya dalam kategori pendahuluan ini, layaknya banyak literatur konsep ekonomi, Al Banna memaparkan realitas-realitas ekonomi sebagai sebuah akibat dari aplikasi sistem yang ia yakini penuh dengan kesalahan. Al Banna cerita kemakmuran negara Mesir namun sistem ekonomi telah mengeksploitasinya melalui negara-negara impirialis.

Disamping itu, Al Banna juga memaparkan realita kesenjangan golongan masyarakat kaya dan miskin sebagai sebuah fakta hasil ketidakbecusan ekonomi saat itu, hasil dari eksploitasi bangsa asing atau refleksi ketidakmampuan negara dengan konsep ekonominya dalam membangun kemakmuran ekonomi. Fakta-fakta ini menyajikan bukti yang harusnya sudah cukup menjadi alasan pentingnya negara beralih pada konsep pembangunan ekonomi yang menuju pada kemakmuran. Negara sebaiknya tidak terjebak pada status quo, terjebak pada kenyamanan (confort zone) sistem atau terkurung dalam ketakutan akan perubahan.

Oleh sebab itu, kemudian Al Banna memberikan pemahaman pentingnya memilih ideologi yang tepat sebagai pedoman pembangunan ekonomi. Ideologi akan menjadi panduan dalam menentukan arah, kebijakan, regulasi pembangunan ekonomi, dimana selanjutnya ideologi tersebut akan mempengaruhi pembentukan lingkungan ekonomi, seperti pembinaan preferensi masyarakat, bentuk struktur bangunan ekonomi dan kelengkapan infrastruktur ekonomi . ideologi menjadi pelita penerang dan tongkat penopang untuk meniti jalan yang benar. Ideologi juga menjadi panduan yang lengkap dalam berfikir dan bertindak dalam rangka mengaplikasikan dan mengembangkan ekonomi.

Selanjutnya setelah memaparkan pentingnya sebuah ideologi, Al banna menawarkan ideologi yang diyakininya menjadi satu-satunya ideologi yang mampu memberikan kemanfaatan bagi ekonomi dan para pelakunya.

Secara umum pembahasan pendahuluan Ekonomi Islam Al Banna ini sangat general dan plain. Tetapi sangat kental nuansa kepercayaan diri pada kebenaran Islam sebagai sebuah ideologi. Hal ini menunjukkan sebuah modal ruhiyah maknawiyah yang menjadi keniscayaan dalam membangun manusia berikut sistem pengaturan hidup dan kehidupan.

Tidak ada komentar: