Selasa, 27 Oktober 2009

Seruan pada Pemuda: Shaleh atau Menyesal


Semangat yang tinggi, jiwa yang bersih, idealisme yang murni dan fisik yang kuat, merupakan kelebihan yang dimiliki pemuda. Mereka memiliki semua kriteria untuk tampil menjadi penggerak kebaikan. Sejarah telah memberikan pelajaran, bahwa perubahan-perubahan wajah peradaban selalunya dilakukan oleh pemuda.

Itu mengapa saya ingin mengikuti “pemimpi-pemimpi” terdahulu, yaitu menyeru kepada para pemuda dimana saja mereka ada, pada zaman kapan saja, bahwa anda dinanti untuk mengukir sejarah. Pengukiran sejarah akan menjadi sangat luar biasa jika anda, pemuda, melakukannya dengan pena-pena kebaikan, dengan pahat-pahat kebenaran.

Bangunan peradaban yang ingin dibangun haruslah bangunan yang kuat dan bersih, oleh sebab itu ia membutuhkan pekerja-pekerja yang bersih, pejuang-pejuang yang tangguh, merekalah pemuda-pemuda yang kuat lahir dan bathinnya.

Oleh karena itu, sangat penting bagi anda, pemuda, untuk memutuskan posisi anda saat ini, menentukan arah melangkah dan memulai jalan hidup yang akan menentukan status keduniaan anda juga setelah kematian.

Mari hadapkan wajah pada arah yang benar. Arah yang tidak ada penyesalan diujung jalannya. Yaitu menghadapkan wajah pada kebaikan dan kebenaran Tuhan, Islam. Jadikan Islam sebagai pedoman melangkah, referensi utama untuk semua aksi, dan tujuan tunggal dari semua kesibukan dunia.

Pemuda, jadilah pejuang Islam dimanapun anda berada. Jadilah punggawanya yang sejati, agar alam raya kembali menikmati haknya, yaitu dipimpin oleh manusia-manusia bersih, khalifah-khalifah di muka bumi. Harapan ini diletakkan di pundak-pundak anda, pemuda.

Mari, putuskan jalan hidup anda. Jalan dihadapan anda hanya dua; jalan menuju keshalehan yang total atau ketidakmenentuan yang berujung pada kehancuran dan penyesalan.

2 komentar:

Abdul Muid mengatakan...

asslam..pak ali bagaimana agar idealisme kita itu agar tetap konsisten..??tentunya idealisme yang dicantolkan pada kebenaran Islam

PENGURUS mengatakan...

akhi Abdul Muid, salah satunya mungkin memelihara diri untuk selalu berkumpul bersama orang-orang shaleh, atau mereka yang berusaha untuk shaleh. Ketika keimanan sedang turun dan idealisme memudar, mari baca kisah-kisah orang shaleh terdahulu. bawa selalu buku-buku kisah itu kemanapun kita pergi, karena pengalaman saya itu sangat membantu. terakhir, bangun dan jaga kebiasaan-kebiasaan shaleh, seperti infak, sedekah, hidup sederhana dan jangan lupa shalat jamaah di Masjid. :-)